22 || Rencana

27 5 0
                                    

Malam hari, sesuai janjinya Aldi kembali mendatangi rumah Anna sambil menggendong tas sekolah miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari, sesuai janjinya Aldi kembali mendatangi rumah Anna sambil menggendong tas sekolah miliknya. Menggunakan T-shirt warna hitam dipadukan dengan celana jeans hitam pula.

Wangi parfum seketika menyeruak ketika Aldi memasuki rumah Anna, Anna sedikit terhipnotis oleh wangi tersebut lalu menoleh ke arah pintu. Aldi melambaikan tangannya sambil tersenyum, membuat matanya yang sipit semakin tidak terlihat.

"Mau ngelayat, lo?" sapa Anna. Aldi mendudukkan diri di samping Anna.

"Anna gak tahu style banget, sih. Ini tuh tampilan paling kerennya laki-laki. Baju item kalau dipake sama cowo, pasti langsung buat cewe meleleh. Apalagi kalau Aldi yang pake."

"Gua nggak tuh," balas Anna santai.

"Iya, karena Anna udah sering liat Aldi. Coba kalau cewe lain yang liat Aldi kayak gini, auto jatuh cinta mereka. Haha!"

"Genit banget sih, lo!" sentak Anna. "Jangan-jangan tadi di jalan juga tebar pesona, ya?"

"Yaelah, Ann. Mana bisa tebar pesona, orang rumah kita cuma beberapa langkah doang. Lagian tadi di depan cuma ada ibu-ibu," ujar Aldi. "Masa Aldi mau tebar pesona sama yang seumuran Bunda Jihan."

"Bisa aja, ibu-ibu arisan Bunda aja dulu lo gombalin. Mana mau aja lagi duduk dihimpit sama mereka," balas Anna mengungkit kejadian lalu.

"Astaghfirullah, Anna masih inget aja!" tegur Aldi.

"Inget lah, ingatan cewek itu kuat tahu."

"Hish!" Aldi mendesis.

"Ya udah buruan keluarin buku lo, tugas udah bejibun noh yang harus ditulis." Anna memerintah.

"Iya-iya." Aldi mengeluarkan semua peralatan menulisnya. Mulai dari buku, pulpen, juga penggaris.

Aldi menatap Anna yang sepertinya sedang mencari sesuatu, karena gadis itu terus saja mengangkat satu-persatu barang yang ada di meja.

"Anna nyari apa?" tanyanya.

"Ikat rambut. Liat nggak, Al?" Anna balik bertanya. Aldi menoleh kepada tangan Anna, di sana bertengger ikat rambut berwarna hitam.

"Coba cek tangan Anna."

Anna menuruti perintah cowok itu, lalu terkekeh. "Lupa."

Aldi mendelik. Kejadian beberapa bulan yang lalu masih diingat, giliran ikat rambut yang baru beberapa detik malah lupa. Dasar cewek! Apa semua cewek seperti itu? Ternyata quotes yang dibaca Aldi waktu itu benar, itu terjadi kepada Anna hari ini.

"Giliran hal sepele kayak gitu aja lupa, tapi masih inget kejadian beberapa bulan lalu waktu arisan."

"Makanya lo gak usah macem-macem!"

"Hmm."

Hening. Keduanya mulai fokus kepada ponsel dan buku tulis, mencatat apa yang harus dicatat. Agar segera lulus dan menikah sama Anna, itu pikiran Aldi. Lain dengan pikiran Anna. Gadis itu justru sedang risau, takut jika masa kuliah nanti tidak seenak pas masih SMA.

Aldi & Anna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang