15 || Aldi ngeselin

49 6 0
                                    

Numpang sarapan, kata pertama yang memberikan alasan mengapa seorang Aldian Naufal sudah datang menjemput Anna pagi sekali seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Numpang sarapan, kata pertama yang memberikan alasan mengapa seorang Aldian Naufal sudah datang menjemput Anna pagi sekali seperti ini. Sebenarnya bukan numpang sih namanya, tapi sudah kebiasaan.

"Assalamualaikum, bunda!" ucap Aldi sembari mengetuk pintu rumah Anna.

Tidak ada jawaban. Sekali lagi Aldi mengetuk pintu, namun sama sekali tidak ada yang menjawab maupun membukakan pintu untuknya.

"Kemana semua orang yang di dalamnya?" tanya Aldi pada diri sendiri.

"Anna! Aldi masuk ya?" teriak Aldi.

Dengan langkah percaya diri, Aldi masuk ke dalam. Namun tidak ada siapapun di ruang tamu. "Ann, kamu di mana sih?"

"Aku gak lagi ulang tahun, jadi kamu gak usah ngasih kejutan kayak gini." Ucapan Aldi semakin ngawur.

Sekilas Aldi melihat pintu dapur rumah Anna terbuka. Aldi segera melangkah ke arah taman belakang rumah Anna, melalui pintu dapur yang terbuka itu. Benar saja, Anna dan bunda nya sedang berbincang di sana.

Aldi mendengarkan apa yang dibicarakan oleh mereka berdua, namun tiba-tiba ia melotot ketika Anna mengatakan sesuatu yang tidak terduga.

"Siapa yang hamil?"

***

Anna sedang bersiap untuk pergi sekolah, ia sengaja menguncir rambutnya hari ini. Agar tidak gerah, katanya. Namun suara ketukan pintu menghentikan aksi dandan nya.

"Bunda masuk ya, Nay."

"Iya bunda! Masuk aja," sahut Anna dari dalam.

Jihan tersenyum kikuk ketika sudah berada di hadapan putrinya. Ia tidak berhenti mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Anna merasa aneh melihat tingkah bundanya.

"Bunda kenapa sih? Aneh banget," tanya Anna.

"Kamu udah selesai dandan nya? Ikut bunda sebentar yuk, Aldi juga gak bakal langsung datang."

"I-ikut ke mana bunda?"

"Bunda mau bicara sama kamu."

"Kan di sini juga bisa bun," balas Anna.

Jihan tidak mendengarkan, ia terus menarik Anna menuju taman belakang rumah. Terdapat banyak bunga tulip yang ditanam di sana. Angin pagi yang segar membuat Anna bersyukur masih diberi kesempatan untuk menghirupnya.

"Mau ngomong apa sih bunda? Serius banget kayaknya," ujar Anna.

"Duduk dulu." Jihan menghela napas, menghilangkan rasa gugupnya di hadapan Anna.

Aldi & Anna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang