27 || Harapan berdua (END)

41 6 0
                                    

Anna sedari tadi sibuk memilih baju, juga ribet memilih gaya rambut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna sedari tadi sibuk memilih baju, juga ribet memilih gaya rambut. Anna juga tidak terlalu pandai merias diri, kemarin saja bundanya yang merias wajahnya. Anna tengah duduk sambil menatap pantulan dirinya di cermin.

"Pake baju apa, ya?" gumamnya. "Rias wajahnya juga gimana, ya? Masa harus minta tolong sama bunda lagi sih?"

Saat Anna sibuk berdebat dengan dirinya sendiri, Jihan masuk ke kamar putrinya. Ia terbengong melihat banyak baju tercecer di atas kasur Anna.

"Nay, bajunya kenapa keluar semua dari lemari?!" seru Jihan.

Anna menoleh lesu. "Naya bingung harus pakai baju apa bunda."

"Memangnya mau kemana sih?"

"Diajak Aldi buat makan malam di luar, katanya hadiah ulang tahun buat aku."

Memang, kemarin Aldi belum sempat memberikan gadis itu sebuah kado. Hanya kedua orang tuanya saja yang sudah. Namun bagi Anna, hadiah kemarin itu lebih dari cukup dan mengejutkan. Tidak menyangka juga.

"Bilang dong! Kalau gitu, kan, bunda bisa bantu." Jihan berjalan mendekat ke kasur Anna, lalu memilah baju yang sekiranya pas untuk anak muda.

"Nay ini seorang gadis bukan sih bun?" tanya Anna tiba-tiba.

"Kenapa memangnya?"

"Nggak pandai pilih baju, nggak bisa merias wajah, perawatan wajah juga kadang Aldi yang ingetin." Anna bergumam sambil memperhatikan bundanya yang sibuk memilih baju.

"Kamu itu anak gadisnya bunda yang paling cantik, nggak usah khawatir tentang merias diri. Belajar pelan-pelan, nanti juga bisa." Jihan terkekeh. "Walaupun Aldi menerima kamu apa adanya, merias wajah itu penting. Karena kegiatan kamu bukan cuma di rumah, pasti banyak di luar rumah juga. Jadi, biar seimbang kalau bersanding dengan Aldi."

"Menurut bunda gitu?"

"Hmm. Tenang aja, bunda pasti ajarin kamu."

"Aldi nggak pernah menuntut Nay buat cantik kok, Bun."

"Iya, bunda tahu. Karena itu memang seharusnya dilakukan oleh lelaki yang serius kepada wanitanya, dia nggak akan nuntut macam-macam. Bunda melihat Aldi memang benar-benar mencintai kamu," ujar Jihan. "Tapi kamu sebagai wanita harus peka, jangan mentang-mentang Aldi nggak nuntut terus kamu nggak mau tampil cantik. Di luar bukan cuma Aldi yang bakal melihat kamu, tapi banyak orang. Cantik itu perlu, Nay."

"Iya Bun, iya. Kok malah ceramah sih," sahut Anna.

"Bunda lagi ngasih tahu, bukan ceramah."

"Hmm."

"Nih, pakai gaun yang ini aja. Pas di kamu." Jihan memberikan sebuah gaun berwarna putih, juga manik-manik di depannya. Anna menurut saja, lalu berjalan ke kamar mandi untuk mengganti baju.

Tidak lama, gadis itu keluar dari dalam kamar mandi, membuat Jihan pangling melihatnya. Namun, harus dipoles sedikit lagi agar penampilan Anna semakin sempurna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aldi & Anna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang