Delapan belas

6 2 0
                                    

"kenapa lu senyum senyum Lea?" Ucap Somi dengan penuh selidik

"Emang gak boleh gue senyum" sinis Lea

"Boleh sih, cuma tumben aja gitu" jawab Somi

"Nih buat lu" sambil memberi minuman

"Lea temanin gue" ujar Dewa

"Mau kemana Wa?" Tanya Lea

"Ke ruang prodi"

"Oke oke oke" berjalan menuju Dewa

Selama perjalanan hanya keheningan yang melanda mereka

"Tumben lu diam biasanya bibir itu berkomat kamitnya" ucap Dewa

Lea pun hanya menatap dia dengan tatapan tajam

"Kadang gue bingung sama mood lu. Tadi lu senyam senyum sendiri tapi sekarang muka di ketuk gitu. Kenapa ada masalah?" Ucap Dewa

"Nanti aja ceritanya. Noh udah sampai di ruang prodi" ujar Lea

Sebenarnya Lea gak tau tujuan ke ruang prodi ngapain karena Dewa gak kasih tau. Ternyata prodi ingin mengadakan acara tahunan di prodi kita. Kebetulan si Dewa jadi ketua Himpunan mahasiswa jurusan. Minggu semalam dia terpilih. 

"Kami permisi dulu ya Pak" ucap keduanya

Mereka pun berlalu meninggalkan ruangan tersebut.

"Lu mau cerita apa Lea?" Tanya Dewa

"Gue kesel Wa. Kemarin gue ngechat dia tapi sampai sekarang gak di balas" ujar Lea

"Siapa?"

"Cowok yang gue suka waktu SMP"

"Emang lu ngechat gimana?"

"Gue cuma tanya kabar aja"

Sambil mereka bercerita, mereka mencari tempat kosong untuk duduk

"Gue mesti apa Wa? Kan niat gue cuma berteman aja kayak waktu dulu. Salah gitu?" Papar Lea

"Lu gak salah, dia juga gak salah. Lagian dia kan gak tau niat lu tapi kalau lu bilang niat lu pasti dia tau. Ungkapan rasa lu udah di baca sama dia?"

"Gue gak tau karena di saat itu juga gue langsung hapus"

"Nah, lu salah. Kenapa lu hapus? Kan kayak gini kita gak tau dia baca apa enggak"

"Habisnya masak dia online tapi dia gak baca" cemberut Lea

"Enggak semua orang buka langsung baca chat Lea. Kalau gini, gimana lu mau tau dia baca apa enggak. Gini misalnya lu udah berada di puncak kemarahan lu, lu ngechat dia dan lu bahas ungkapan rasa itu tapi jawaban abstrak. Lu bisa apa? Yang ada lu malu kan" ucap Dewa

"Gue gak nyalahin lu ungkapin rasa ke dia dan gue gak nyalahin lu ngechat dia tapi di sini sikap dia acuh gak acuh kan sama lu. Jadi menurut gue lu lupakan aja semuanya. Kejadian waktu itu anggap gak ada dan jangan bahas ke dia. Tipe cowok itu berbeda-beda Lea, ada yang langsung ngerespon dan ada juga yang risih kalau di ungkapin kayak gitu"

"Jadi gue harus lupain gitu?" Tanya Lea

"Iya. Lupain dengan cara mengikhlaskan dan merelakan. Mungkin dia bukan terbaik untuk lu"

"Tapi seseorang pernah bilang?"

"Itu cuma ucapan tapi sekarang keadaan berbeda. Jangan memastikan ucapan kalau dianya aja gak peka sama lu. Lupakan ucapan itu. Intinya di sini lu harus yakinin diri lu sendiri. Ingat move on bukan berarti mendapatkan pasangan baru. Untuk apa ada pasangan tapi tetap aja gak bisa move on, itu bukan move on tapi pelarian. Ikhlaskan dan relakan" ucap Dewa

"Oke bakal gue lakuin" ucap Lea

"Makasih ya Wa" ucap Lea sembari tersenyum

"Sama sama terus tadi kenapa lu senyam senyum?" Tanya Dewa

"Gak ada" ucap Lea

"Yakin lu? Bukan karena cowok kan?" Tanya Dewa dengan penuh selidik

"Enggak kok"

"Awas lu bohong sama gue. Ya udah kita balik ke sekret dulu" ujar Dewa

Kini pun mereka berjalan menuju ke sekret. Mungkin orang-orang pada mikir Dewa ini orangnya gak bisa serius, selalu bercanda beda pokoknya sama Arkana. Tapi asal kalian tau kalau Dewa udah marah udahlah jangan di ganggu. Setelah sampai di sekret Dewa pun memberi tau mahasiswa yang satu jurusan sama dia untuk besok akan mengadakan rapat sesuai instruksi ketua prodi.



Happy reading

See you next chapter

Makasih yang udah baca ☺️


SunFlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang