Sembilan belas

5 2 0
                                    

Hari rapat sedang berlangsung membahas tentang acara tahunan prodi. Kali ini Dewa yang memulai rapatnya. Sebenarnya dari tadi Lea enggak dengerin apa yang Dewa bicarakan. Dia terlalu fokus terhadap dua cowok yang di depan dia. Siapa lagi kalau bukan Januar dan Sagara. Dua laki-laki yang di kagumin oleh Lea. Sebenarnya dia mengagumi Januar karena selama ini dia lebih mengetahui Januar daripada Sagara.

"Paham sampai sini?" Tanya Dewa

"Paham" ucap mereka

"Lea, paham kan?" Tanya Dewa. Tapi tak ada sahutan dari Lea

"Lea?" Teriaknya

"Hah? Apa?" Ucap Lea

"Lu paham kan?" Tanya Dewa. Lea pun membalasnya dengan anggukan. Tanpa Lea sadarin sedari tadi dua sahabatnya itu mengetawain dia siapa lagi kalau bukan Arkana sama Somi.

Rapat pun berakhir, selain seminar juga ada perlombaan tingkat SMA dan mahasiswa. Setelah rapat selesai sebagian dari mereka ada yang langsung pulang tapi ada juga yang masih di sekret HMJ tak terkecuali mereka berempat.

"Kok Dewa bisa akrab sama mereka berdua" batin Lea. Dari tadi Lea memperhatikan mereka bertiga

"Lu kalau lihat orang kedip dikit napa" kekeh Somi

"Diamlah" ketus Lea

"Lihat apa Lea?" Tanya Arka

"Gak ada"

"Ya udah, gue cabut dulu ya. Kalau kalian mau di sini juga gak papa tapi ingat pintu di kunci. Nanti kuncinya letak di bawa keset" papar Dewa

"Lu mau kemana Wa?" Tanya Januar

"Gue mau makan. Cabut dulu ya guys" ujar Dewa

Kami berempat pun keluar dari sekret dan menuju kantin.

"Gila lapar kali gue" ujar Dewa sambil meneriaki ibu-ibu penjual

"Bukan kawan gue" gumam kami bertiga

"Lebay lu" ucap Somi sambil memukul bahu Dewa

"Ini makanannya Dewa" ujar Ibu itu

"Makasih Bu" serempak kami berempat

Mereka pun menikmati makanan mereka tanpa mereka sadarin seseorang wanita datang menghampiri meja mereka.

"Brakkk" hentak wanita itu

Mereka semua langsung berhenti makan

"Lu yang namanya Fillea?" Ucapnya

"Iya" dingin Lea

"Kenapa?"

"Bilangin ke nyokap lu jangan ganggu bokap gue"

"Nyokap? Gue gak punya nyokap" ucap Lea

"Alah, gak usah basa-basi lu" ucapnya sambil menyiramkan minuman ke arah Lea

"Anjir lah"

"Denger ya nyokap gue udah gak ada. Semenjak hari itu gue gak anggap dia nyokap gue lagi begitu juga sebaliknya. Kalau lu mau jumpa, jumpa sama dia jangan sama gue. Lu gak sadar bokap lu yang ganggu perempuan itu" ucap Lea

"Plakk" wanita itu menampar Lea

"Jaga ucapan lu, bokap gue gak kayak gitu. Nyokap lu itu yang suka merayu laki-laki. Bokap lu itu gak bisa bahagiain istrinya makannya dia cari laki-laki lain" ucap wanita tersebut

Lea yang mendengar itu hanya bisa menahan emosinya aja. Lea bukan marah dengerin Mamanya di hina tapi dia marah kalau ada orang lain yang singgung Ayahnya

"Anjir, jaga ucapan lu. Jangan bawa bawa Ayah gue" ucap Lea sambil menarik rambut wanita itu

Pertengkaran itu semakin menjadi bahkan gak bisa di lerai, sahabat Lea berusaha melerai tapi gak bisa. Bahkan jadi tontonan mahasiswa

"Lepas. Kan yang gue bilang betul. Semenjak kebangkrutan bokap lu nyokap lu cari mangsa" ucap perempuan itu dan kali ini sebuah tamparan lagi mendarat di pipi Lea

"Sebelum Ayah gue bangkrut perselingkuhan itu terjadi. Bahkan bokap lu yang duluan ganggu Mama gue. Paham lu" ucap Lea kembali menarik rambut wanita itu

"Kalau lu gak tau apa-apa lebih baik lu diam aja"

"Plak" tampar Lea ke wanita itu. Dan seketika itu juga Lea pergi dari hadapannya dan juga teman-temannya. Begitu juga dengan sahabatnya yang pergi ninggalin wanita tersebut.

"Tunggu pembalasan dari gue" ujar Somi

"Som, cepat" teriak Arka

Mereka pun berlalu meninggalkan wanita tersebut dan mulai mencari keberadaan Lea. Tujuan pertama mereka sekret BEM tapi mustahil Lea tidak ada di sana

"Gimana kita berpencar. Gue sama Dewa cari di kampus sedangkan lu di rumahnya Som mana tau dia tadi langsung pulang" ucap Arka

"Gue setuju" timpal Dewa

"Tapi..

"Gak ada tapi tapian Som. Kita mesti pencar cari Lea. Kalau di antara kita ada yang ketemu Lea masing-masing ngekabarin. Oke" ucap Arka

"Iya. Ya udah gue pergi dulu jangan lupa kabarin gue" ucap Somi

"Percaya sama gue Lea pasti baik-baik aja" ucap Dewa dengan menyakinkan Somi

Mereka pun mulai berpencar mencari Lea. Sudah hampir satu jam mereka mencari Lea tapi mereka tak kunjung menemukannya. Begitu juga dengan Somi ternyata Lea enggak ada di rumah. Dewa dan Arka saat ini tengah menuju rumah Lea

Di lain tempat

Kini Lea tengah berada di rooftop gedung fakultasnya. Biasanya bagian atas tersebut cuma mahasiswa yang dekat sama pemegang kunci yang bisa ke sana. Di sini lah Lea yang tengah memandangin mahasiswa kampusnya tapi tetap dengan raut kesedihan. Dia enggak rela kalau Ayahnya di tuduh seperti itu.

"Arghhhh" teriaknya. Sedari tadi emosinya sudah berada di level tertinggi hanya saja dia masih mempunyai rasa sadar untuk tidak menghajar wanita itu.

Sunyi dan tenang kini menghampirinya bahkan angin sore menyambutnya. Kalau boleh jujur dia ingin menangis, dia ingin marah tapi dia tidak ingin kelihatan lemah dan di kasihanin  oleh orang lain

"Clek" suara knop pintu terdengar dan menampakkan sosok lelaki

"Kamu" ucap Lea dengan terkejut




Hai readers, aku kembali lagi.

Penasaran gak sama yang di bilang Lea. Kira-kira siapa ya? Januar apa Sagara?

Makin gak jelas ya ceritanya

Selamat menikmati. Jangan lupa tekan tanda bintang dan komen

See you next chapter ☺️

And thank you ☺️☺️











SunFlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang