Ego

3 2 0
                                    

"Kakak! Bangun, sudah ditunggu Kak Taehyung tuh!"

Agatha merengut, merentangkan tangan sebelum akhirnya beranjak dari kasur dan membersihkan diri. Semalam, dunia seakan terus memporak-randakan hidupnya, kini hatinya pun ikut berperan.

Dia hanya tak menyangka Ibunya memintanya agar segera menikah, dan mengancam jika tak juga menemukan pasangan, Agatha akan dijodohkan dengan lelaki pilihan ibunya.

Perjodohan? Kata bodoh macam apa lagi itu? Agatha mendengus kasar. Selesai mandi, iapun turun menemui pria berbahu lebar yang tampak tengah tertawa bersama Gangmin di atas sofa.

"Iya Kak! Kak Goorae tuh sering bertingkah aneh, dulu, dia pernah pulang dan membawa banyak sekali makanan, lalu berkata bahwa ia habis membunuh dompet seseorang. Gila 'kan?"

Yang dibicarakan terdiam di atas tangga, kalimat Gangmin membuatnya teringat lagi dengan lelaki itu, lelaki yang belakangan ini muncul dan membuatnya terbang, lalu seketika jatuh menyusruk tanah.

"Aku tidak tuli."

Gangmin terkekeh menyadari sang kakak tahu dirinya sedang jadi perbincangan. "Hehe. Aku sudah ditunggu seseorang, bye!"

Taehyung mengusap tengkuknya pelan, melirik Agatha dan tersenyum tipis. "Tidurmu nyenyak?"

"Tadinya. Namun tidak sampai kau datang," ceplosnya membuat Taehyung kembali merasa tak enak.

"Maaf."

"Terlambat. Sudah sarapan?"

"Aku belum sarapan, btw, panggil aku apapun, asal kau nyaman," ia menggeser duduknya saat Agatha hendak mengambil ruang di sampingnya.

"Oke. Apapun asal kau nyaman, mau sarapan apa?"

Taehyung tak bisa berkata-kata, perempuan ini, benar-benar berbeda, persis seperti kata Gangmin tadi.

Ia kemudian tertawa lepas, "astaga, selera humormu bagus juga."

"Kita hanya terpaut setahun, haruskah aku memanggilmu dengan Kak?"

Taehyung menggeleng, "kurasa kau tidak nyaman dengan itu, panggil aku Tae saja."

Agatha mengangguk, beranjak menuju dapur yang kemudian diikuti oleh pria bermantel cokelat itu. "Aku tidak bisa memasak. Jangan berharap banyak," ucapnya kemudian menyalakan kompor.

Selesai kedua sejoli itu melahap habis nasi goreng kimchi seadanya, mereka berangkat menuju kediaman Bora, sebelum akhirnya sampai di Penjara Tahanan Seoul yang bernama Seodaemun.

Pertama memasuki gedung besar yang tertutup itu, aroma khas besi dingin menyambut indra penciumannya, Agatha tak dapat berhenti memerhatikan tiap-tiap bagian yang berhasil membuat otaknya bertanya-tanya.

"Kenapa Jisoo tidak dapat rehabilitasi? Dia langsung dipenjara begitu saja?"

"Sudah, dia sudah mendapatkannya seminggu lalu, kau menghawatirkannya?" jawab Bora yang diangguki Taehyung.

"Begitulah," seketika ia melengos ketika mendengar jeritan seseorang di ujung lorong, meski begitu, Agatha heran, mengapa dua manusia di sampingnya tampak biasa saja?

Padahal jeritan tersebut terdengar menyedihkan. Atau mungkin karena ia yang tak terbiasa dengan suasana kelamnya jeruji besi itu, Agatha menggeleng pelan. Sesampainya di sebuah ruang khusus pengunjung, ia menautkan jemarinya yang sedikit bergetar.

Refleks Agatha berdiri melihat seorang perempuan berseragam khas melintas di balik kaca, ia melirik yang lain, Taehyung menatap maniknya seolah sedang menyemangati, sebelum itu, Agatha mengembuskan napasnya pelan, mengumpulkan kekuatan agar semua hal dapat disampaikan dengan lancar.

Ia menarik sudut-sudut bibir yang kini bergetar tak karuan, "hai?"

"Mengapa kau berbohong?"

Agatha tersentak mendengarnya, apalagi, sirat-sirat kebencian dalam iris Jisoo semakin membesar kala menatapnya. "Bohong soal apa?"

Jisoo mendecak, "semuanya, bahkan saat di pengadilanpun, kau dengan mudahnya meluncurkan kalimat penuh dusta itu, kenapa?!"

"A-aku tidak berbohong, mengapa kau menuduhku seperti itu?"

"Tch, kau melakukan ini untuk siapa katamu? Untukku? Bukankah ini hanya untuknya? Atau untuk membuatku hancur, hah?!"

Agatha mengeratkan rahangnya, tersinggung banyak atas ucapan Jisoo barusan, "seharusnya aku yang mengatakan hal itu? K-kau bahkan membunuh Daniel karena termakan bualan Renjun bodohmu itu!"

Gebrakan nyaring terdengar memekak, Jisoo lagi-lagi kebakaran janggut, "Jangan bawa-bawa Renjun, dia itu nyata, Goorae!"

Agatha terduduk lemas, mengacak rambutnya kasar. "Sudahlah, aku ke sini bukan untuk itu."

"Aku hanya ingin berdamai denganmu, maaf kalau kata-kataku menyakitimu. Mari hidup lebih baik di masa depan, Jisoo."

Agatha mengulurkan tangannya ke dalam lubang di antara pembatas, yang kemudian ditatap nanar oleh Jisoo. "Sepertinya kau puas sekali karena pembalasan dendam sudah tercapai 'kan? Jangan berlagak sok lugu, aku sangat muak kau tahu!"

"Bahkan saat aku berkata bahwa aku menyukainya, kau tidak pernah bilang jika Daniel menyukaimu! Puas kau sekarang?"

Agatha menarik kembali tangannya, sedang Jisoo mulai menitikan air mata, membuat hatinya kembali berdenyut.

"Kau sudah merebut semuanya dariku, karirku, kebahagiaanku, cinta pertamaku, dan sekarang, kau mau mengambil apa lagi dariku?"

"Jisoo, a-aku tidak merebutnya. Kau tidak sadar? Semua ini berawal dari Renjun yang tiba-tiba muncul di hidupmu, memengaruhimu—"

"Lihat, bahkan sekarang dengan mudahnya kau mengelak dan menyalahkan Renjun! Cukup, aku tidak bisa bertemu orang sepertimu lagi."

Kemudian Jisoo menatap petugas keamanan yang berjaga di belakangnya. "Pak, bawa aku kembali ke sel tahanan, kumohon."

Ah, Agatha tahu hal ini pasti terjadi.

Sepulangnya dari Gedung Seodaemun, keheningan membuat suasana semakin canggung antara ketiga manusia di dalam mobil Taehyung, tak ada satupun suara terdengar kecuali alunan melodi yang tersurat melalui radio.

Rintik-rintik air kian mengembun di jendela, hujan dengan cepatnya membuat sore di musim semi yang hangat ini menjadi dingin. Ditambah lagu dari vokalis IU membuat suasana makin membeku.

Though my broken heart, my deep wounds may hate me

I burn the photographs, I erase the memories, and yet I can’t seem to forget you

I love you

The pouring rain stops me from seeing anything before me

The raging wind stops me from taking even a single step

As if I were standing on the edge of a cliff, I tremble in fear

Gathering my two small hands, my only prayer is this…

Come back to me

Come back to me

[Eng trans]
Lost Child - IU

-cont

Back In TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang