One Last Time

8 0 0
                                    

Dua tahun berlalu.

Hari ini, tanggal 17 Juli merupakan peringatan kematian Choi Daniel yang ke sembilan tahun. Perempuan surai sepanjang pinggang itu menatap foto yang terpampang jelas di hadapannya dengan mata berair.

Sejak kemalangan tersebut merenggut sisa-sisa harapan dalam kotak pandoranya, Agatha belum pernah mau mengunjungi tempat peristirahatan Daniel karena hatinya tidak cukup kuat untuk merelakan kepergiannya begitu saja dengan lapang dada.

Sebuket bunga krisan putih serta tulip merah ia letakkan diantara bunga-bunga lain yang turut menemani. Lamat Agatha pandangi kembali wajah secerah matahari itu, jari jemari tangannya kian bergetar acap kali ia mengelusnya pelan.

Wajah itu, yang dulu pernah mewarnai harinya seperti pelangi yang datang tanpa harus menunggu hujan.

Senyum itu, yang dulu selalu terpampang indah di wajahnya, yang selalu berkata hari esok adalah misteri yang terasa menyenangkan jika mereka bersama.

Mata monolidnya yang kadang membuat hatinya berdegup tak karuan, entah karena tatapan super tajamnya, atau puppy eyes yang menggemaskan.

Tidak ada hal yang lebih menyakitkan dari perpisahan tak berujung, rindu sendiri, serta kehilangan hal paling berharga. Seperti yang dirasakan Agatha bertahun-tahun, ia menjalani kehidupannya dengan tidak biasa usai kejadian itu.

Berkamuflase sebagai orang lain, tidak mempunyai orang yang dapat ia percaya, dan yang lebih menyedihkan, Agatha hidup tanpa harapan. Ia menjalani kesehariannya dengan monokrom.

Siklusnya hanya berputar di; terbangun -› menjaga florist-› makan -› tidur.

Agatha punya hobi lain, tentunya. Dia suka melukis meski tidak punya keterampilan menggambar, setidaknya, mencorat-coret kanvas dengan berbagai macam warna sama seperti ia mewarnai harinya yang abu-abu itu.

Hanya saja, hal tersebut Agatha lakukan saat tidak ada Ibunya, kalau ketahuan, semua karya seni dan alat-alat melukisnya akan berakhir di tong sampah. Seperginya Daniel, Agatha kembali buta dengan yang namanya cinta, kasih sayang, dan harapan.

Bukannya ia mengelak dengan semua perasaan itu, Agatha hanya trauma dengan sisi kelam cinta yang berhasil menjungkirbalikkan hidupnya seperti ini.

"Sudah lama sekali ya, sejak kita bertemu?" monolognya pelan, berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis saat itu juga.

"Hidup tanpamu ternyata amat mengerikan, Niel," Agatha melirik sesosok lelaki jangkung yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.

Kim Taehyung.

Lelaki bersurai sedikit berantakan itu merupakan sebuah keajaiban yang datang setelah badai menerjang Agatha. Ia tak menyangka Taehyung akan menemukannya di sini.

Setahun lalu, tepatnya saat semua hal antara mereka tak lagi terkait dengan hukum, hari di mana Taehyung mengungkapkan perasaannya bertepatan dengan duka terdalam Agatha.

Mereka mulai dekat satu sama lain sejak kejadian di kedai es krim, Agatha sendiri masih tak menyangka tentang apa yang telah terjadi dua tahun terakhir.

Semenjak Taehyung rutin mengunjunginya, entah untuk hal serius atau dengan unsur kesengajaan, Agatha tidak lagi merasa bayang-bayang gelap itu mengekangnya.

Siapa sangka pria yang dulu sangat ia benci kehadirannya akan menjadi kekasihnya? Sampai sekarang Agatha selalu tertawa mengingat bagaimana dulu ia memperlakukan Taehyung.

Taehyung jauh berbeda dari Daniel, mereka seperti kuning dan biru yang saling bertolak belakang, jika Daniel menyukai rasa cokelat mint seperti dirinya, Taehyung justru sangat membencinya.

Daniel sering melontarkan guyonan basi yang tak ada lucunya sama sekali, sedangkan Taehyung selalu punya candaan yang terus membuatnya tertawa.

Intinya, entah itu dari hobi, barang kesukaan, sampai dari perlakuan mereka terhadap Agatha, semuanya jauh berbeda.

Namun, mereka tetaplah orang yang bisa membuatnya terbangun dari mimpi buruk, kedua orang yang mencintainya dengan ketulusan, dan mengikat harapan-harapan baru untuknya, kedua orang itu hanya hadir di hidupnya dalam waktu yang berbeda.

Agatha terisak mengingat masa putih abu-abu yang selalu jadi kenangan manis antara dirinya dan Daniel. Hanya dalam waktu enam bulan, sejatinya Daniel telah merubah Agatha sebanyak buih di lautan.

Taehyung mendekap bahu rapuhnya erat, kemudian menenggelamkan kepala Agatha dalam dada bidang yang semakin memicu isak tangisnya.

"Aku bersamamu, tak perlu khawatir, mengerti?"

Lelaki maskulin itu lantas mengusap rambut sang perempuan lembut, sesekali mengecup pucuk kepala upaya yang berhasil menenangkan Agatha. "T-terima kasih."

Taehyung meringis kecil, "ssst, ini memang kewajibanku."

Setelah dirasa dadanya tak lagi sesak, Agatha meregangkan pelukan mereka, sekali lagi melirik wajah berseri Daniel dalam bingkai foto itu.

"Maaf aku tidak pernah berkunjung, dan terima kasih atas efek kupu-kupu yang kau berikan," ujarnya lirih.

Taehyung tersenyum melihat bagaimana kekasihnya itu akhirnya bisa merelakan lelaki yang sempat singgah di mahligainya sekarang.

"Bro, aku telah belajar banyak darimu. Aku sangat terkesan akan caramu membahagiakannya, terima kasih!"

Mereka tertawa, lantas beranjak dari tempat hangat penuh aroma segar bunga krisan dengan langkah ringan. Agatha berhasil, dia telah berhasil melewati krisis kehidupannya!

Taehyung membukakan pintu mobil untuk Agatha, sungguh klise memang, iapun sudah berkali-kali meminta pria ini untuk berhenti memperlakukannya bak seorang putri, tapi Taehyung tetaplah Taehyung yang keras kepala.

"Hei, mau makan jjajangmyeon?" tawarnya usai memakai seatbelt. Mungkin karena udara dingin di luar sana, nafsu makannya tiba-tiba meningkat.

"Eung. Let's go!"

Sepanjang perjalanan, Agatha hanya melihat ke luar jendela, musim gugur sudah dekat sebab para daun mulai menggelap dan gugur, ini semua benar-benar tak terduga, dua tahun terasa sangat cepat berlalu dan juga begitu cepat berubah.

Agatha masih heran, sepertinya alam semesta sangat senang bermain-main dengannya. Tapi, setidaknya semua hal akan terasa menyenangkan jika dia bersama Taehyung.


-cont

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Back In TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang