[7] Fight the Night

303 33 6
                                    

Aku sudah siap dengan masker dan jaketku. Sebenarnya Toru yang memberi masker ini. Aku tidak punya masker karena tidak terbiasa memakai masker ke mana-mana. Aku jadi menyesal karena tadi sedikit kesal pada Toru, rupanya dia tidak lupa dengan ucapannya waktu itu. Sambil menunggunya bersiap-siap, aku jalan-jalan di sekitar rumah ini. Aku mengeluarkan ponsel dan melakukan beberapa swafoto.

Saat berjalan kembali ke rumah Toru, aku melihatnya sedang berdiri menyandar pada pintu mobil. Lengkap dengan jaket, topi, dan masker juga. "Dari mana?" tanya Toru saat aku sudah berdiri di depannya.

"Mencari tempat bagus untuk selfie," jawabku nyengir.

Kami berdua masuk ke dalam mobil dan memulai perjalanan. Ranselku sudah berada di kursi belakang. Pasti Toru yang menaruhnya. Aku tidak tahu dia akan mengajakku ke mana. Namun selama perjalanan, aku tidak lagi melihat gedung-gedung bertingkat. Di jalanan juga tidak terlalu banyak kendaraan yang lewat.

Aku kembali sibuk dengan ponselku. Aku jarang sekali membuka akun social mediaku. Sudah lama aku tidak mengunggah sesuatu di akun instagram pribadiku. Aku memilih-milih foto yang kuambil tadi.

Kenapa dari sekian banyak foto yang kuambil tadi tidak ada yang bagus? Akhirnya aku memilih satu foto yang menurutku paling lumayan. Lumayan kubilang.

📍Osaka

❤️ 💬ralinenovanka 5'nov (๑˙❥˙๑)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️ 💬
ralinenovanka 5'nov (๑˙❥˙๑)

Jadi seperti itulah penampakan fotoku yang lumayan. Komentar dari beberapa followersku sangat kocak sampai aku tertawa sendiri sejak tadi. Aku membalas beberapa komentar mereka.

"Kau tidak sedang menggila kan, Rine-chan?" tanya Toru. Sepertinya baru kali ini dia memanggilku dengan sebutan itu.

"Hahaha, aku sedang membaca komentar di foto yang baru saja kuunggah di instagram."

"Apa nama akun instagrammu?"

"Rahasia."

*

Hari sudah mulai gelap saat kami sampai di tempat tujuan. Ternyata Toru mengajakku ke Tempozan Park yang terletak di tepi Teluk Osaka. Ini adalah tempat wisata, pantas saja Toru menyuruhku memakai masker.

Ini tempat yang bagus untuk menikmati pemandangan dengan suasana yang tenang meskipun sedang ramai pengunjung. Kebanyakan dari mereka duduk di bangku taman atau berjalan di tepi laut.

"Wah." Aku melongo melihat keindahan Tempozan Ferris Wheel. Aku berjalan mendekat ke arah kincir ria raksasa itu meninggalkan Toru di belakang.

"Berani naik?" tanya Toru saat sudah berada di sampingku.

"Kau pikir aku bocah?"

"Ayo." Toru menarik tanganku untuk mengikutinya membeli tiket. Toru semakin menurunkan topinya. Aku jadi takut ketahuan. Kami berdua masuk di salah satu kabin, lalu pintu ditutup.

Arigatou, Toru-san! | Toru Yamashita [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang