Mataku terbuka. Kukira aku sudah mati, ternyata aku masih bisa sadar setelah dihajar seperti itu. Aku masih di dalam ruangan yang sama. Aku lapar dan badanku sakit semua. Pria gila itu sepertinya benar-benar akan membunuhku.
Baterai ponselku keluar dari tempatnya. Bagaimana Audy bisa menemukanku? Tangan dan kakiku juga sudah diikat semakin kuat. Aku mendengar suara yang berisik di luar. Pintu di dobrak dari luar oleh seorang polisi, Audy berlari menghampiriku.
"Raline!!! Maafkan aku baru datang, sangat sulit mencari lokasimu semalam."
Benar. Aku tidak sadarkan diri semalaman. Polisi yang mendobrak pintu tadi adalah pacarnya Audy. Mereka kesulitan mencari lokasiku karena ponselku mati. Untungnya mereka bisa mengatasi itu. Aku menolak untuk dibawa ke rumah sakit. Aku meminta Audy untuk tidak memberitahu hal ini pada Toru.
Aku sudah berada di tempat yang aman. Audy memanggil dokter untuk merawatku di rumah neneknya. Dokter itu mengobati luka di muka, tangan, dan perutku. Aku hanya butuh istirahat beberapa hari. Polisi juga sudah memintaiku keterangan, aku menjelaskan semua kronologinya.
Aku menceritakan semua yang terjadi pada Audy.
"Maaf. Aku sudah berpikiran jahat tentangmu," ujarku merasa bersalah.
"Tidak perlu dipikirkan. Kalau aku di posisimu juga aku pasti curiga."
"Kukira kamu menyukai Toru."
Dia tertawa. "Hahaha. Astaga kamu lucu sekali. Kamu pikir aku penggemar seperti itu? Aku tidak pernah ada pikiran mengencani mereka atau melakukan hal-hal gila yang akan membahayakan. Mereka tahu aku hidup saja tidak hahaha. Aku hanya menikmati musik mereka. Kamu kan sudah tahu aku tinggal di Jepang sejak lama. Musik mereka selalu menemaniku."
"Kamu memang fans sejati."
"Lalu kenapa kamu tidak ke apartemennya saja?"
"Kamu mengusirku?"
"Bukan begitu. Dia pasti khawatir."
"Kurasa aku akan mengakhiri semua."
Audy tampak terkejut namun dia tidak meneruskan pembahasan ini. Aku tidak menyangka akan mengalami kejadian seperti ini. Karena beberapa bulan ini sangat aman. Tidak ada yang menggangguku maupun Toru.
Aku mencintai Toru. Sangat mencintainya. Namun kalau hubungan kami terus berlanjut. Aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi kedepannya. Mungkin lebih buruk dari ini? Sepertinya aku akan gila kalau sesuatu seperti ini menimpa Toru. Aku akan mengakhiri semuanya dari pada harus melihat Toru terluka.
Nenek Audy masuk ke kamar dan berkata kalau Toru menjemputku.
"Sumpah! Aku tidak menghubunginya. Aku bahkan tidak punya nomornya. Ponselmu masih kubiarkan mati. Media banyak memberitakan ini. Toru pasti datang ke kantor polisi untuk mencari tahu."
"Hahaha. Tidak apa-apa. Terima kasih telah merawatku. Maaf sekali lagi." Aku memeluknya.
*
Aku sudah di apartemen Toru dan mencoba menyalakan ponselku. Toru sudah pergi lagi dari tadi. Entah ke mana. Hanya ada dua polisi yang sedang berjaga di depan pintu apartemen. Berita ini pasti sudah sampai di telinga orangtuaku. Benar saja. Begitu ponsel menyala, ibuku menelepon.
"Raline, kamu baik-baik saja? Apa yang terjadi?" Ibu menangis di seberang sana.
"Aku sudah aman sekarang, tidak perlu khawatir."
"Nanti malam ibu dan ayah akan terbang ke Jepang. Besok kami akan menjemputmu. Nanti kirimkan lokasi apartemen Toru, untuk sementara kita tinggal di penginapan dulu sampai kondisimu membaik. Lalu kita akan pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arigatou, Toru-san! | Toru Yamashita [COMPLETED]
Fanfiction[MELARIKAN DIRI KE JEPANG MEMBUATKU TERLIBAT SKANDAL KENCAN DENGAN SEORANG ANGGOTA BAND TERKENAL] Dulu, sendirian terasa menyenangkan. Dan kini, sesuatu yang tanpanya adalah hal yang menyebalkan. Published on 27 May 2020 Finished on 16 June 2020 Hig...