08 - Hwall's Past

6.4K 877 71
                                    

kindly leave your vote and comments👉🏻👈🏻☹️


Masih pukul delapan pagi ketika aku sedang menyelesaikan soal terakhir dari tugas Pak Teguh ketika Kak Hwall, Kak Renjun, dan kalau tidak salah namanya Kak Soobin—aku kenal dia karena dulu dia sering tidur di kantor sekre dengan Kak Renjun—masuk ke kantor sekre. Mereka bertiga terkejut melihatku, kayaknya sih karena sekarang masih KBM. Tapi kalau Huang Renjun kagetnya kayaknya karena masih awkward soal di kantin kemarin. Setelah tak sengaja kubentak, dia kan langsung pergi. Dan sekarang malah aku yang malu. Bisa-bisanya kemarin aku bentak dia.

Tapi ngga tau sih dia mana mungkin awkward, orang sejenis Kak Renjun mana peduli gengsi.

"Eh, ada Athena!" Kak Hwall menyapaku bersamaan dengan yang namanya Kak Soobin tersenyum padaku.

"Ngapain?" tanya Kak Renjun, tuhkan dia mana ada gengsi.

"Dapet dispen. Sejam lagi aku mau ke Jakpus buat sponsor," aku jawab tanpa melihat wajah Kak Renjun.

"Dih masih ngambek lo sama gue?" telunjuk cowok itu mengetuk pelipisku pelan.

Aku mendecak, "Ngga! Aku malu."

"NGAPAIN MALU," Kak Renjun sudah sewot sampai menatapku dengan melotot. Kak Hwall jadi noleh bingung.

"Ini ada apaan..."

"Ngga jelas ini si Avicenna. Eh gue ke toilet dulu," lalu Kak Renjun cuek melenggang ke toilet di sudut kantor sekre.

"Nama lo Avicenna?" Kak Soobin ini ikut nimbrung.

Aku mengangguk, "Mamaku bilang Avicenna keren banget. Makanya aku dinamain gitu biar pintarnya ngikut."

"Tapi perasaan nama lo Evicenne?" tanya Kak Hwall dengan raut bingung.

"Iya, diambil dari Avicenna. Kak Renjun lebih suka manggilnya Avicenna daripada Evicenne. Katanya sih biar aku beneran pinter kayak Avicenna," jelasku datar.

"Emang lo bodoh?" Kak Hwall menatapku polos. Aku justru mendelik kesal.

"Ya di mata Huang Renjun kan orang bodoh semua!" cibirku mengingat Kak Renjun memang sedikit tengil.

Tapi Kak Hwall justru mengangguk, "Wajar sih. Di kelas peringkat pertama selalu dia. Padahal udah dari kelas 10 gue sekelas sama dia."

"Kak Hwall dari kelas 10 bertahan di IPA 1?" mataku membulat kaget.

"Iya. Eh? IYA ANJIR IYA GILA PINTER YA GUE?" serunya heboh ikutan kaget. Kak Soobin melongos.

"Tapi gue selalu peringkat 20-an Thea, walaupun selalu IPA 1 tapi gue bukan ranking elite."

Nih orang ngga sadar apa ya, peringkat berapapun di IPA 1 di sekolahku itu, kalau dimasukkan ke ranking pararel tetap saja nama-nama mereka yang mengisi 30 besar. Intinya sih kalau di IPA 1 itu pasti pintar. Walaupun ranking akhir di kelas pun, kalau dibandingin dengan kelas IPA 2 dan seterusnya dia jauh lebih pintar.

"Aku waktu kelas 10 di IPA 2. Baru kelas 11 dapat IPA 1. Semoga kelas 12 ngga turun deh," kataku berharap.

"Ih goblok pernah di IPA 2," cibir Kak Hwall  kurang ajar. Untung langsung dicubit pelan pinggangnya oleh Kak Soobin.

"Gue dari IPA 5 loncat kok ke IPA 1," Kak Soobin ikut bercerita. Huhu, aku merasa dibela.

"Demi apa? Kok bisa?" aku terkejut.

Tak lama, Kak Renjun keluar dari kamar mandi. "Sogoknya gede Soobin mah."

"Bajingan."

"Heh, mulut setan ya lo berdua!" pekik Kak Hwall memukul pelan lengan Kak Renjun dan Kak Soobin. Aku diam aja sambil ketawa kecil, mampus lo Huang Renjun.

fiance - lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang