12. Satuan Penangkap Ayam

236 94 230
                                    

Setiap orang pernah berada pada titik terberat di hidupnya. Semua itu datang tanpa rencana, mengobrak-abrik segalanya.

Anehnya tanpa kita sadari, hal itu mampu merubah kita jadi pribadi yang berbeda.

***

Berhubung bahan makanan di rumahnya sudah menipis, Akia berniat mampir ke supermarket sepulang dari sekolah. Sekalian ngadem karena cuaca sedang panas-panasnya, cukup hati yang panas lihat gebetan digondol orang––bumi jangan. Eh?

Supermarket adalah pusat di mana emak-emak, para nyonya besar, dan ibu-ibu pecinta promo berkeliaran. Belum apa-apa saja Akia sudah kena semprot tiga kali. Tapi tak masalah, ini bukan pertama kalinya ia disemprot oleh makhluk betina berdaster.

Setelah mengambil troli, Akia berjalan menuju rak tempat berbagai jenis minyak dijual. Ada minyak bulus, minyak jelantah, minyak nyong-nyong, minyak pijit, dan lain-lain. Tapi yang Akia butuhkan adalah minyak goreng, karena minyak goreng digunakan untuk menggoreng bukan memijit.

"Tumben nih bimolay kagak ada promo, biasanya beli satu gratis satu."

Karena sering diajak belanja bulanan oleh Saras, Akia cukup peka jika ada barang yang sebelumnya promo jadi tidak promo.

"Mbak, ini minyaknya gak ada yang lagi promo ya?" tanya Akia pada salah satu karyawati berlipstik merah terang.

"Yang lagi promo minyak zaitun, Kak." Karyawati itu menunjuk rak bagian selatan, di mana terdapat berbagai macam kosmetik dijual.

Yekali aku goreng tempe pake minyak zaitun! Batin Akia jengkel, lalu mengambil dua liter minyak bermerk bimolay.

"Oiya, kemarin kopi tubruknya abis." Akia melangkah menuju jajaran rak berisikan kopi, mulai mencari-cari kopi yang biasanya Hardian minum.

"Mari kopi herbalnya, Kak."

Akia nyaris jantungan melihat mbak-mbak sales yang entah nongol dari mana. 

Mbak Sales tersenyum, "Boleh minta waktunya sebentar, Kak?" Akia refleks mengangguk, "Izinkan saya memperkenalkan sebuah produk baru dari perusahaan kami." Mbak Sales mengeluarkan bungkusan kopi herbal sachet.

"Jangan dikenalin ke saya, Mbak. Takutnya jadi sayang," gurau Akia. "Lanjut, Mbak."

"Jadi kopi herbal ini terbuat dari bahan-bahan alami dan tidak mengandung pengawet, apalagi kenangan mantan."

"Alhamdulillah saya gak punya mantan, Mbak."

Mbak Sales terkekeh, "Selain itu, kopi herbal ini dibuat dengan rempah-rempah pilihan yang telah diuji secara klinis dapat membantu meningkatkan stamina tubuh."

"Kerennya lagi, kopi herbal ini bisa menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyakit di musim pancaroba seperti sekarang, Kak. Semisal flu, batuk, pilek, dan masuk angin."

"Kalau menjaga kekebalan hati dari godaan cogan bisa, Mbak?"

"Bisa, Kak. Tapi utamakan iman dulu," jawab Mbak Sales.

"Asyiap. Terus varian rasanya apa aja, Mbak?"

"Ada rasa Jahe Kunyit, Kayu Manis, Mint, Gula Aren, dan terakhir..." Mbak Sales menjeda ucapannya, membuat Akia penasaran.

"Rasa yang telah lama hilang karena tak kunjung mendapat balasan."

Curiga nih aku kalau si Mbak Sales abis nonton FTV, Cintaku Sepahit Kopi Americano. Akia mengucap dalam hati.

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang