"Lo kok mau sih disuruh si muna?" tanya Daphne sambil mengaduk lemon teanya.
"Gue ga ambil pusing. Kalo dia macem macem ya tinggal revenge aja. Jangan dipersulit pola pikirmu."
"Dih kek orang tua aja lu ngomongnya ya," Daphne melempar sedotannya ke arahku. Kami berdua tertawa bersama sebelum ...
sebelum malaikat menjemput
hehe ga lah
sebelum bel tanda masuk berbunyi
ah sialan.
•
"Be," panggil Daniel di sela-sela kelas Matematika.
"Bacot lu, napa njing?"
"Tadi pagi lo di koridor diapain njir?"
Aku terdiam.
bukan karena gamau jawab,
tapi takut kalo dipanggil guru.
guru mtk kita galak boi.
detensinya ga main-main.
"Be,"
"Be,"
pengen gue jewer mulutnya, suer.
"Reb-"
"Pojok belakang? Kalian berdua kira saya tidak dengar?"
baru tu mulut diem.
kurang puas marahin, ini guru sialan nyamperin ke meja kita.
"Oh, Daniel Seavey."
"I-iya, miss?"
"Nanti kamu ke ruang deten-"
"Saya miss, bukan Daniel," selaku.
"Miss Belkin? Baru pertama kalinya loh. Memangnya tadi kenapa?"
biasa lah. murid teladan pasti ditanyain beginian.
"Oh, tadi dia pengen pinjem pulpen, tapi saya gajawab soalnya lagi merhatiin miss hehe."
"Bagus. Daniel, lain kali bawa pulpen sendiri ya," ucap guru killer tersebut.
Usai ia berbincang dan kembali ke depan, Daniel menirukan mimik perkataannya.
"Inyi inyi inyi."
"Iri bilang bos."
"Lo sama aja tai."
"Idih ngambekan. Gue ga angkat bicara, lo udah tamat kali."
"Iya juga ya," ucapnya sambil pura-pura ngusap dagunya.
"Mau tau ceritanya kayak gimana?"
baru tuh, wajahnya semangat. ga seserius tadi.
"Mau lah."
"Nanti pas istira-"
kriiing
sialan bel nya udah bunyi
padahal gue mau tidur di kelas yang tidak bersahabat ini.
"Nah, udah istirahat nih! Ayo ceritain."
daniel pembawa sial.
barusan juga selesai kelasnya.
yaudah deh gue ceritain semuanya.
"That's fucked up. Tahan bentar lagi lulus. Lo kuat, pertahanin," Daniel menarikku kedalam pelukannya.
Ia melepas pelukannya. "Lo mau apa? Kayak biasa?"
Aku mengangguk.
"Oke tunggu bentar," ucapnya dan berlalu ke kantin.
ah daniel emang top mah masalah traktir-traktiran gini.
ga lama daniel keluar, si bajingan masuk.
ya si zach. kalo ga dia ya siapa
Aku pura-pura meletakkan kepalaku di meja. dah males bro ngadepin begituan.
"Heh," ucapnya sambil mengetuk keras meja dimana aku tidur.
"Tumben berani kesini. Ngapain?" balasku ketus.
"Kan gue udah bilang buat lo. Kok lo ngeyel sih?"
Aku cuma mengangkat bahu. "Ga pantes. Emang paling ngepas di lo. Bukan di gue," jawabku datar. lagian, fakta kan?
"Lo-," ucapnya terputus. gatau kenapa ko bisa putus.
oh ternyata ada lanjutannya.
"Lo gatau maksudnya ya?"
Aku menggeleng layaknya gadis kecil yang tak tau apa-apa. "Engga. Emang apa?"
Ia menarik rambutnya. Layaknya orang yang frustasi. "Ga biasanya lo gini."
"Ga biasanya kenapa? Gue gini terus, ga ada yang berubah."
"Lo biasanya peka."
Aku mengangkat kedua alisku. "Iyakah?"
ngaca bego.
emangnya lo peka?
tau gue suka sama lo aja engga.
"Gini aja deh,"
Aku memiringkan kepalaku. Mengisyaratkan sebuah pertanyaan padanya.
"Lo nanti pulang bareng sama gue."
"Skip."
"Kenap-"
"Oi Zach! Tumben lu kesini," ucap Daniel sambil meletakkan kentang goreng dan es milo di mejaku.
"Cuma nyamperin Rebe."
"Gaada masalah kan?"
"Gaada. Gue pergi dulu ya, Be."
abis zach udah keliatan keluar kelas, daniel langsung duduk di sebelahku.
"Makasih, Niel."
"Buat apa?"
"Dua-duanya."
"Gua ngapain anjir?"
Aku tertawa pelan, "Bego lu ah."
•
udah sore aja
Aku keluar dari ruang eskul olimpiade.
ya, gue ikut. jangan lo ketawain.
cuma gue anak ips yang ada di ruang itu.
mana gue jadi presidennya.
kan jadi tambah beban.
Aku terus berjalan hingga akhirnya melihat langit berubah menjadi gelap dan menurunkan rintik-rintik air.
elah, mana nyokap belum dateng.
ting!
Mama
| mama lembur
| pulang sendiriapes bener anjir hari ini
ngambek gue.
Seseorang mengetuk pundakku. "Be, pulang bareng kuy. Gocar naik harganya kalo ujan."
asik denil
"Nih hoodie gue. Pake, gece," Daniel menyerahkan jaketnya padaku.
"Lah lo gapake? Singletan kek gitu apa ga kena?"
"Sembarangan kalo ngomong. Gini-gini bisa menang kejuaraan, ya. Makanya main basket."
"Ngejek ya lo. Kayak lupa dulu kelas 4 sd yang ngalahin lo siapa."
"Yaudah ah, cepetan pake jaketnya."
"Alah ngalihin perhatian aja lo sukanya. Lo gimana kalo keujanan?"
"Gabakal."
"Kok bisa?"
"Kan lo peluk gue."
"Ailah bisa aja lo modusnya."
✰
2020 ©️ SEAVEYLOGY
KAMU SEDANG MEMBACA
「 𝘯𝘦𝘦𝘥 𝘢 𝘧𝘳𝘦𝘢𝘬 » 𝚣𝚍𝚑 」
Fanfiction"you're not the same, i hate it." [ written in bahasa ] 2020 ©️ 𝐒𝐄𝐀𝐕𝐄𝐘𝐋𝐎𝐆𝐘