"Jangan mendekat, atau kau akan celaka."
Happy reading~
Seorang gadis tengah duduk di depan meja riasnya. Dia menyisir rambutnya pelan. Tidak ada senyuman diwajahnya. Gadis itu menatap pantulan dirinya dicermin dengan datar, tanpa ekspresi.
Hingga bayangan sosok menyeramkan terlihat berdiri di belakangnya, terlihat dari pantulan cerminya. Wajahnya sangat hancur dan kukunya panjang menghitam. Sosok itu terus menatap arah Nasha dengan seringai menyeramkannya.
"Bulan juni telah dekat, bersiaplah untuk korban selanjutnya," ucap sosok menyeramkan itu dengan lirih, nyaris tidak terdengar. Setelah mengucapkan itu sosok itu menghilang begitu saja.
Bulan juni? Sekarang adalah awal bulan mei, berarti dalam jangka waktu 1 bulan akan ada korban selanjutnya.
Nasha menggelengkan kepalanya pelan. Dia harus benar-benar menjauh dari semua orang. Dia tidak mau ada korban lagi.
Tiba-tiba kepalanya begitu berat, dia meringis menahan rasa sakit yang terus menjalar dikepalanya.
"ARRGGHHHHHH ...." teriak Nasha menahan rasa sakit yang begitu hebat dikepalanya. Dia menangis dalam diam.
********
Nasha berjalan dikoridor sekokahnya dengan gontai, tatapannya tetap datar tanpa ekspresi, tidak ada sedikit pun senyuman diwajahnya. Semua orang yang menatapnya jadi sungkan untuk berteman.
Terdengar bisik-bisik temannya yang sedang membicarakannya, tapi Nasha tidak perduli akan hal itu, dia terus saja berjalan ke kelasnya.Sesampainya di kelas dia langsung duduk di bangku paling pojok belakang. Tidak ada yang menemaninya. Dia terlalu jauh dari semua orang. Nasha menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan di atas meja.
"Woy, Nasha!" ucap seseorang sambil menggebrak meja Nasha. Semua orang terkejut, padahal tidak pernah ada yang berani mengganggu bahkan hanya untuk sekedar sayhello dengan Nasha.
Nasha mendongkakan kepalanya, menatap cowok di depannya dengan tatapan tajam. Sam yang ditatap seperti itu menelan ludahnya susah payah. Tapi dia berusaha tersenyum manis ke arah Nasha.
"Lo kenapa selalu sendirian, gak punya teman, ya?" tanya Sam. Nasha diam saja tak bereaksi apapun. Sam melanjutkan ucapannya, "Yaudah, berteman sama gue aja. Siapa tau kalau sudah jadi teman kita pacaran."
Nasha menatap tajam Sam, membuat nyali Sam sedikit menciut."Yaudah, te-manan .. aja .. dulu," ucapnya sedikit gugup.
"Gak," ketus Nasha. Sam yang mendengar jawaban dari Nasha diam mematung, dia tidak percaya Nasha akhirnya mau berbicara dengannya walaupun harus penolakan yang dia dapat, tapi dia senang.
"Gue gak mimpi, kan?" tanya Sam kepada teman sekelasnya, "coba cubit gue deh," lanjutnya. Bobby yang Kebetulan di sebelah Sam langsung mencubit Lengan Sam cukup keras.
"Anjir, sakit bego," jerit Sam sambil mengusap lengannya yang dicubit oleh Bobby. Kemudian dia menatap ke arah Nasha.
Nasha bangkit dari duduknya dan pergi keluar kelas. Sam yang melihat Nasha pergi begitu saja tak tinggal diam, dia mengikuti gadis pucat itu. Sam terus saja mengoceh membuat kuping Nasha panas.
Nasha berhenti dan membalikan badannya untuk menatap ke arah Sam, sedangkan Sam yang melihat Nasha berhenti spontan ikut berhenti dan menatap Nasha bingung."Lo jangan deketin gue, atau lo bakalan mati," lirih Nasha, kemudian pergi berlari untuk menjauh dari Sam. Sedangkan Sam yang mendengar perkataan Nasha barusan diam mematung, tidak percaya dengan apa yang gadis pucat itu bicarakan.
"Ah, mungkin dia sedang pms jadi gitu," pikirnya. Kemudian berlalu untuk kembali ke kelasnya karena sebentar lagi pembelajaran akan segera dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Birth (die) in june
HorrorSaat semua orang senang dengan hari ulang tahunnya tapi tidak dengan Adreena Nasha Saqueena yang sering di sapa Nasha. Baginya itu adalah petaka dalam hidupnya, karena harus kehilangan banyak orang yang dia cintai. Kehidupan Nasha jadi banyak perub...