Peringatan

84 18 16
                                    

     "Memiliki ketakutan wajar, itu manusiawi. Yang gak wajar itu di setiap langkah kehidupan kita selalu membawa ketakutan, itu hanya akan memperburuk keadaan"
         Brith (die) in june

Happy reading

Keesokan harinya, Sam terus saja mengikuti Nasha, padahal Nasha sudah pernah memperingatinya, tapi cowok itu seakan tuli tidak mendengarkan Nasha.

Sam menatap Nasha lekat. Nasha yang diperhatikan seperti itu menatap Sam tajam.

"Lo cantik deh," puji Sam. Nasha yang mendengar pujian Sam melotot tajam.

"Lo kenapa sih, harusnya cewek kalau dipuji itu salting. Lah, elo malah natap gue tajam mulu," gerutu Sam kesal

"Jauhi gue, atau lo bakalan mati," lirih Nasha nyaris tidak terdengar. Sam yang mendengar ucapan Nasha berdecak pelan.

"Ja.uhi.gu.e," ucap Nasha penuh penekanan.

"Kenapa?"

"Karena ...."

"Gue bakalan mati?" potong Sam. Nasha diam tidak menjawab. Sedangkan Sam menghela napas dengan gusar.

"Dengerin gue, Nash. Lo bukan Tuhan yang tau umur gue sampai kapan. Lagian gue cuma mau berteman dengan lo," jelas Sam

Nasha menatap Sam datar.

"Lo gak ngerti, Sam," ketus Nasha.

Sam melirik kearah Nasha sebentar, kemudian dia bangkit dari duduknya dan meninggalkan Nasha seorang diri di taman.
Nasha menahan rasa sesak didadanya. Dia tak bermaksud seperti itu. Hanya saja dia terlalu takut untuk dengan orang lain.

"Lo jangan takut Nash, gue lihat dia tulus berteman dengan lo."

Nasha yang mendengar suara seseorang yang selama ini dia rindukan, meskipun orang itu selalu hadir dalam hadapan Nasha tapi Nasha sudah tidak bisa memeluknya lagi seperti dulu.

"Tapi gue takut, Nga," lirih Nasha.

"Kenapa?"  tanya Bunga malas, "karena lo takut dia bernasib sama seperti gue dan kedua orang tua lo?" tanyanya lagi dengan sedikit bentakan.

Nasha diam membisu, dia gak tau harus menjawab apa, lidahnya kelu.

"Dengerin gue, Nash. Lo di dunia ini gak sendirian, jangan takut. Bertemanlah. Gue dan kedua orang tua lo bakalan selalu jaga lo di sini,"  ucap Bunga sambil menunjuk hatinya.

Bunga tersenyum ke arah Nasha sambil berucap, "Jangan nangis, lo jelek."  Setelah mengucapkan itu Bunga menghilang dari hadapan Nasha. Nasha terkekeh pelan dan mengusap air matanya kasar.

                *********

Nasha masuk ke dalam kelas dengan langkah pelan. Dia melirik ke meja Sam. Di sana Sam terlihat sedang Bercengkerama dengan teman sekelas mereka, entah siapa namanya Nasha tidak tahu. Sam yang menyadari kedatangan Nasha, menoleh ke arah Nasha tatapan mereka bertemu, tak berlangsung lama Sam memutuskan kontak matanya, dia kembali mengobrol dengan teman sebangkunya tidak mempedulikan kehadiran Nasha, biasanya dia akan heboh.

Nasha yang melihat itu, dadanya terasa sakit, ada sesak dalam hatinya. Tapi dia tidak tahu kenapa. Nasha buru-buru duduk di bangkunya, dan menenggelamkan kepalanya diatas lipatan tangannya.

"Tumben lo, gak samperin si Nasha, biasanya lo bucin banget," celetuk Farhan heran, teman sebangku Sam. Sam hanya tersenyum tidak berniat menjawab.

"Udah gak bucin lagi ya lo, Sam," sahut Nando sambil tertawa diikuti oleh Farhan.
"Masih bucin, cuma gue mau istirahat dulu, bro. Capek ngejar mulu," jawab Sam.

"Ye, itu emang hakikatnya cowok yang ngejar cewek. Gimana sih lo? Ganti kelamin ajalah," sahut Farhan sambil menelonyor kepala Sam pelan.

"Sialan, gue cowok tulen tau," sahut Sam kesal.

Farhan dan Nando hanya tertawa terbahak berhasil membuat Sam kesal.
Sam hanya menatap ke arah Nasha dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

               ********

"Nasha, tunggu!"

Nasha yang sedang disebrang jalan menunggu angkutan umum menoleh ke arah orang yang memanggilnya. Nasha mengerutkan dahinya pelan, bingung dengan cowok itu, tadi dia mengabaikan Nasha sekarang mengejarkannya kembali.

Sam tersenyum cerah, karena Nasha mau menunggunya. Sam berjalan menyebrangi jalan. Saking senangnya dia tak memperhatikan jalanan, terlihat sebuah truk yang akan melintas.

"Sam awas woy!"

"Sam!!"

Sam yang mendengar teriakan teman-temannya terkejut, beberapa meter di depannya terlihat sebuah truk yang akan menghantam tubuhnya.

Nasha yang melihat itu, gemetaran. Demi apapun dia gak mau ini terjadi. Nasha buru-buru lari ke tengah jalan, dan menarik Sam hingga mereka jatuh ke tepi jalan.

Nasha meringis, menatap sikutnya yang lecet karena tergores aspal.

"Lo gapapa?" tanya Sam panik. Nasha menatap ke depan, di depan sana terlihat makhluk itu sedang berdiri tak jauh darinya. Makhluk itu tersenyum menyeringai seolah berkata 'ini baru permulaan'

"Hei, lo gapapa?" tanya Sam kembali dengan sedikit mengguncangkan badan Nasha pelan lantaran tidak ada jawaban sedikitpun dari gadis pucat di depannya.

Nasha menatap Sam tajam, tapi air matanya turun begitu saja.

"Lo udah gue peringatin, jangan dekati gue!" ucap Nasha sambil bangkit dari duduknya dan berlari begitu saja dari hadapan Sam.

Sam yang melihat itu, tersenyum kecut.

Birth (die) in juneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang