"Katanya mimpi itu hanya bunga tidur, tapi bagiku itu hanya kejadian nyata yang tertunda."
-Adreena Nasha Saqueena
Birth (die) in juneHappy reading~
Nasha memandang bingung ke arah tempat yang sedang dia pijaki sekarang. Tempatnya terasa asing bagi dia. Dia tidak tahu di mana dia sekarang, tempat ini begitu gelap, banyak pepohonan besar dan jalanan yang begitu sepi.
Nasha mengedarkan pandangannya ke depan terlihat seseorang sedang di seret dengan makhluk berjubah serba hitam. Nasha mengikuti mereka dalam diam. Hingga berhenti di sebuah gubuk, Nasha bersembunyi dibalik pohon besar.
Makhluk itu terus saja menyiksa pemuda itu tanpa ampun, padahal erangan yang begitu memilukan terus terdengar kependengaran Nasha. Nasha bergetar karena menyaksikan penyiksaan di depan matanya langsung. Nasha ingin membantu pemuda yang disiksa itu, tapi dirinya juga takut, jadi yang dilakukan Nasha hanya diam dengan berlinang air mata.
Saat cowok itu menoleh ke arahnya, badan Nasha menegang, dia gak percaya sekaligus takut, ternyata pemuda yang disiksa itu adalah Sam.
Sam terus berucap dengan pelan ke arah Nasha "pergi, Nash!" suruh Sam lirih. Nasha menggelengkan kepalanya pelan. Air matanya terus mengalir dengan deras.
Makhluk itu yang menyadari keberadaan Nasha menengok ke arah Nasha dan menyeringai.
"Hallo Nasha, gimana korban selanjutnya, menyenangkan bukan?" tanya makhluk itu sambil menyeringai lebar, sehingga bibirnya yang udah sobek tambah lebar.
Nasha mencari sesuatu ke penjuru arah. Kemudian dia keluar dari persembunyiannya sambil membawa kayu yang tadi dia temukan.
"Pergi, Nash!"
Tapi Nasha tidak mendengarkan perkataan Sam, dia terus berlari ke arah makhluk itu dan menganyunkan kayu itu.
Bugh!
Bugh!
Bugh!Nasha memukul makhluk dibagian kepalanya tanpa ampun. Dan ..
Dugh!
Terakhir Nasha menendang makhluk itu cukup keras, membuat makhluk itu tersungkur. Saat makhluk itu lengah, Nasha memanfaatkan waktunya dengan berlari ke arah Sam, dan langsung menuntun Sam untuk berdiri dan lari dari iblis itu.
"Lo mendingan lari, Nash. Jangan peduliin gue!"
"Please Sam, gue lagi malas buat berdebat," ucap Nasha geram. Sam diam saja, menurut saat Nasha mulai memapahnya
Nasha terus saja memapah Sam untuk berlari, Nasha kesulit karena badan Sam lebih besar darinya.
Iblis itu terus mengejar Sam dan Nasha dengan terus mengayunkan mengayunkan tongkatnya yang ujungnya begitu tajam.
Trak!
Nasha berhasil menghindar dari serangan iblis itu, dia terus saja berlari dengan terus memapah Sam.
"Nash, udah mendingan lo pergi, biarin gue di sini. Gue gapapa, yang penting lo selamat," parau Sam. Nasha menggelengkan kepalanya pelan dia tidak mau itu terjadi lagi.
Nafas Nasha memburu, Nasha menengok ke arah belakang, rupanya iblis itu tak jauh darinya.
Brak!
Nasha tersandung akar pohon, membuatnya jatuh bersama Sam. Jantung Nasha berdetak lebih kencang, karena iblis itu semakin dekat, Nasha mencoba untuk bangkit tapi kakinya begitu ngilu saat dia berusaha buat berdiri. Nasha menyingkirkan rasa sakitnya, dan berusaha membantu Sam buat bangkit kembali.
Nasha berlari sambil memapah Sam dengan kaki sedikit pincang karena terkilir tadi.
Trak!
Ujung tongkat itu mengenai lengen Nasha, darah itu terus mengalir, Nasha meringis menahan rasa perih di lengannya. Dia menggigit bibir bawahnya supaya tangisnya tidak pecah. Nasha terduduk karena tidak kuat menahan rasa sakit.
Iblis itu tertawa kencang. Nasha menatap Sam dengan mata berkaca-kaca. Sam hanya tersenyum tipis.
"Lo gak usah khawatir ya, walaupun gue yang harus mati. Tapi yang harus lo ingat, gue selalu di sini," ucap Sam sambil menunjuk dadanya. Nasha menggelengkan kepalanya pelan.
Iblis itu langsung menyeret Sam secara paksa, Nasha hanya bisa menjerit histeris. Mata Nasha melotot tak kala iblis itu mau menancapkan tongkatnya ke dada Sam.
"Tidakkkkkkkkk ......" teriak Nasha terbangun dari mimpinya. Nafasnya memburu, keringat dingin terus membanjiri Nasha.
"Aww ..." rintih Nasha. Memegang lengannya yang berdarah. Badan Nasha menegang. Kenapa mimpi ini seperti kenyataan. Padahal lengan Nasha hanya terluka di sebuah mimpi tapi sekarang lengannya juga terluka dan bentuk sayatan itu mirip dimimpinya.
Nasha menggelengkan kepalanya pelan, dan mengacak rambutnya frustasi. Kemudian dia menangis histeris. Kenapa teror ini selalu menghantuinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Birth (die) in june
TerrorSaat semua orang senang dengan hari ulang tahunnya tapi tidak dengan Adreena Nasha Saqueena yang sering di sapa Nasha. Baginya itu adalah petaka dalam hidupnya, karena harus kehilangan banyak orang yang dia cintai. Kehidupan Nasha jadi banyak perub...