BDIJ

52 13 13
                                    

    "Aku sudah terbiasa dengan kesendirian, jadi menurutku gak perlu orang untuk berbagi duka."
      -Adreena Nasha Saqueena

         Birth (die) in june

Happy reading

Pov Nasha

Aku menatap pemuda di depanku dengan datar, padahal ini hari libur, ngapain dia ke rumahku.

"Ngapain ke sini?" tanyaku malas

"Lo gak nyuruh gue duduk dulu?" Bukannya menjawab pertanyaanku dia malah balik bertanya. Aku hanya memutar bola mataku malas, "yaudah, duduk."

Kami duduk di teras rumah. Tak ada obrolan yang keluar dari mulut kami, aku hanya membiarkan pemuda itu untuk memulai pembicaraan, karena aku rasa aku tidak punya hal penting yang harus diobrolkan dengannya.

"Lo gapapa?" tanyanya

Aku hanya mengangguk.

"Gue minta maaf soal kejadian kemarin," lirihnya. Aku mengangguk kembali. Aku rasa aku tak perlu berbicara.

"Bay the way, lo gak ngasih gue minum?" tanyanya lagi, "Padahal gue tamu di sini."

Aku hanya menatapnya datar, "Gue gak nyuruh lo buat bertamu ke rumah gue," ketusku.

Dia berdecak pelan, tidak merespon ucapanku. Kami diam dengan mikiran kami masing-masing.

"Gue dari tadi natap pohon beringin itu," tunjuknya, aku mengikuti arah pandangnya. Di depan halaman rumahku berdiri pohon beringin, emang suasananya terlihat tenang tapi sebenarnya menatakutkan kalau kita menatap ke arah pohon itu.

"Tengkuk gue berasa berat banget, dan ini leher gue perih banget," ucapnya sambil memegang leher yang dia maksud.

Aku menatap ke arahnya, dan benar saja penunggu pohon beringin itu sedang bergelayut di leher Sam.

"Aww ..." rintihnya, "darah?" gumamnya bingung. Kuntilanak itu menancapkan kuku panjangnya ke leher Sam, membuat darah terus mengalir.

Aku menatap sosok yang mengganggu Sam dengan tajam.

"Jangan ganggu temanku," ucapku dalam hati. Gak mungkinkan aku berkomunikasi dengan makhluk gaib di depan orang lain, nanti aku disangka gila.

"Dia sudah menggangguku, dengan cara terus saja menatap ke arah rumahku."

"Dia tidak sengaja."

"Aku tidak peduli, aku hanya ingin bermain-main dengannya sebentar," ucap kuntilanak sambil tertawa terbahak.

"Pergi!"

Bugh!!!

Aku memukul tengkuk Sam dengan cukup keras, dan Akhirnya Kuntilanak itu pergi sambil bersingut kesal "kau menyebalkan, Nasha." kuntilanak pergi dengan cara terbang ke pohon beringin, aku hanya menatapnya datar.

Sam jatuh pingsan, karena pukulanku yang cukup keras, aku menatap ke arah Sam yang tak sadarkan diri dengan datar, dasar lemah.

Aku menyeret Sam ke dalam rumah, cukup susah karena badan Sam lebih berat dariku, aku membaringkannya di sofa ruang tamu.

Menyusahkan saja.

                ******

"Eurghhhh ..."

Aku mengambil segelas air mineral, dan memberikannya kepada Sam. Dia meneriamnya dan meminumnya tanpa ampun, seperti orang yang gak pernah minum beberapa abad.

Dia menatap ke arahku dengan senyuman yang begitu menyebalkan.

"Lo cantik, makanya ayo kita pacaran," pintanya. Aku menatapnya datar, gak ngerti sama pikiran dia. Orang bangun dari pingsan itu nanyain apa kek ini malah ngajak pacaran.

"Udah, mending lo pulang deh!" suruhku.

"Lo ngusir gue?"

Aku mengangguk mengiyakan, lagian aku bukan tipe cewek yang suka ngode atau basa-basi.

"Eh, Nash. Gue serius ngajak lo pacaran, biar gue bisa jagain lo," ucapnya tulus. Aku menghela napas berat. Tak berniat merespon ucapannya.

"Jadi gimana?"

"Gimana apanya?" jawabku ketus.

"Kita pacaran," tungkasnya

"Mending lo pulang!"

Dia diam tak bereaksi apapun.

"Lo gak mau cerita sama gue?" tanyanya lagi. Aku menggeleng, emang gak ada hal yang perlu aku ceritakan padanya.

"Padahal gue pengen denger, alasan sekitar rumah ini bisa semenyeramkan ini," ucapnya kecewa. Aku menatapnya tajam.

"Gue minta, lo jangan terlalu jauh dengan kehidupan gue," lirihku. Dia menatapku dengan datar.

"Kenapa?" tanyanya dengan sedikit bentakan, "Karena gue orang asing bagi lo hah?"

Aku diam tak menjawab sedikit pun ucapan darinya. Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Kemudain dia bangkit dari duduknya dan pergi keluar rumah tanpa pamit.

Aku menahan tangisanku agar tidak pecah saat ini juga.

"Gue gak mau melibatkan banyak orang untuk jadi korban lagi," lirihku

Birth (die) in juneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang