Kepingan masalalu

57 12 11
                                    

Happy reading

Sam menghampiri Nasha dengan tergesa-gesa, dia dapat kabar bahwa Nasha-nya terluka. Begitu sampainya di kelas dia mengedarkan pandangan mencari keberadaan Nasha. Nasha tengah duduk seperti biasa.

Sam langsung aja menghampiri ke meja Nasha.

"Lo gapapa, Nash?" tanya Sam panik. Nasha yang mendapat Sam, menatap Sam malas.

"Gue dengar lo terluka," lanjut Sam. Nasha hanya diam tak bereaksi apapun.

Sam yang melihat Nasha tak memberikan respon apapun menghela napas dengan berat, Nasha-nya sekarang semakin jauh, padahal dulu Nasha-nya adalah gadis yang ceria dan manja kepadanya, Sam yang mengingat kenangan dulu tentang kebersamaannya dengan Nasha tersenyum kecut.

Sam tak sengaja melihat ke arah tangan Nasha yang diperban, "Ini kenapa?" tanya Sam.

Nasha menghela napas dengan gusar, "gue gapapa, ini hanya tersayat besi dikit," ucap Nasha datar.

Sam yang mendengar penuturan Nasha melotot tak percaya, di mana otak gadis pucat itu katanya 'hanya'. Ayolah kalo hanya tak akan sampai diperban seperti itu.

"Lo jangan bohongin gue, Nash," gertak Sam. Nasha masih menatap Sam datar.

"Apa peduli lo, hah?"

"Jelas gue peduli sama lo. Karena gue pernah berjanji akan jagain lo selalu. Tapi kayaknya lo emang gak inget tentang kita dulu," sinis Sam. Nasha yang mendengar ucapan Sam menatapnya bingung.

Kita?

Dulu?

Apa maksudnya?

"Maksud lo apa?" tanya Nasha bergetar.

"Gak ada, lupain ucapan gue barusan," pungkas Sam kemudian pergi dari hadapan Nasha.

"Mungkin lo gak ingat apapun tentang Sam. Tapi kalian dulu pernah lebih dari dekat," ucap Bunga tiba-tiba muncul di samping Nasha.

Nasha menatap ke arah Bunga dengan tatapan tak mengerti.

Dekat?

Nasha memegang kepalanya yang tiba-tiba sakit. Dia masih tak mengerti dengan fakta apa yang barusan dia dapat. Tapi kenapa dia tak mengingat apapun tentang Sam.

"Arghhh ...." erangnya pelan. Kepalanya semakin sakit saat berusah mengingat kepingan-kepingan di masalalunya. Kemudian Nasha kehilangan kesadarannya.

****

"Sam janji bakalan kembali untuk Nasha," ucap bocah berusia 7 tahun sambil menghapus air mata gadis di depannya.

"Janji ya?"

"Iya janji," ucapnya sambil menautkan jari kelingking mereka.

"Nasha harus janji juga sama Sam, gak boleh sedih terus ya." Gadis yang bernama Nasha mengangguk patuh dan langsung menghapus air matanya dengan kasar.

Sam kecil memeluk Nasha erat, "Sam sayang Nasha," bisiknya.

Nasha tersenyum cerah dan membalas pelukan Sam tak kalah erat, "Nasha juga sayang Sam sampai kapanpun," balasnya. Sam melepas pelukannya dan memberikan gelang berbentuk matahari kepada Nasha dan memakaikannya.

"Dadah!"

Nasha bangun dari mimpinya dengan peluh disekejur tubuhnya. Dia mengatur napasnya yang terus memburu. Kenapa mimpi itu hadir kembali? Apa benar Sam dalam mimpinya adalah Sam teman sekelasnya. Tapi gak mungkin Sam sudah meninggalkannya dan tak pernah kembali.

"Arghhh ..." kepalanya kembali sakit saat dia berusaha untuk mengingat semua puzzle masalalunya.

"Lo gapapa?" tanya Sam khawatir saat mendengar erangan Nasha. Nasha mengedarkan pandangan kepenjuru ruangan. Ternyata dia sedang berada di UKS.

Nasha menggelengkan kepalanya pelan untuk menjawab pertanyaaan Sam. Sam yang melihatnya tersenyum tipis, dia sedikit lega.

"Lo mau makan?"

Nasha menggeleng sebagi jawaban, "gue mau ke kelas aja," pungkas Nasha. Sam hanya menghela nafas kemudian tersenyum ke arah Nasha.

"Yaudah, ayo gue bantu."

"Gak perlu," tolak Nasha. Dan turun dari brankar.

Sam mengikuti Nasha dari belakang. Saat di koridor Sam melihat kucing hitam, dan dia menggendong kucing itu. Sam mengelus kucing itu dengan sayang, tapi kucing itu malah mencakar tangan Sam.

"Aww ..." jerit Sam. Nasha yang mendengar jeritan Sam menengok ke arah Sam, kucing hitam itu langsung meloncat turun dari gendongan Sam.

Nasha berlari ke arah Sam. Dan melihat luka cakaran Sam, lukanya cukup dalam. Sedangkan Sam terus saja meringis menahan rasa sakit yang begitu hebat.

Nasha mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan kucing hitam itu, tapi nihil. Justru yang Nasha lihat hanya iblis itu yang berdiri tak jauh darinya sambil menyeringai. Badan Nasha menegang. Dia mengubah ekspresi wajahnya sedatar mungkin untuk menghilangkan ketakutan dalam dirinya.

Nasha menoleh ke arah Sam yang kesakitan, dan memapah Sam menuju UKS.

Sesampainya di UKS Nasha mengobati luka Sam dengan telaten. Sam memperhatikan wajah Nasha yang begiti serius.

"Aww, pelan-pelan dong Nash," ucap Sam sambil menahan rasa sakit. Nasha menatap Sam tajam.

"Lo udah gue peringatin, supaya jangan dekat-dekat gue. Tapi kenapa lo gak pernah mau mendengarkan gue," ucap Nasha sarkas. Sam diam mematung dia tak tahu harus menjawab seperti apa. Lidahnya kelu.

Nasha langsung berlari keluar dari UKS dengan derai air mata. Sam yang melihat Nasha menangis, menghela nafas gusar. Dia tak suka melihat Nasha menangis apalagi ini karenanya. Sam mengacak rambutnya frustasi.

Birth (die) in juneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang