[ Neuf - Another Shocking News ]

1.1K 259 399
                                    

Is marriage means everything? For me, marriage means  nothingIt's just a word, that i can erasefrom my entire life, forever~Aerilyn Sasikirana Elvarette

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Is marriage means everything?
For me, marriage means  nothing
It's just a word, that i can erase
from my entire life, forever
~Aerilyn Sasikirana Elvarette

❄️❄️❄️

Aeri memijat pelipisnya pelan, lelah mulai menggelayutinya. Padahal, hari ini diawali dengan membahagiakan, terima kasih kepada kejutan angels dan Ino. Akan tetapi, mood Aeri kembali jatuh bebas setelah melihat buket bunga mawar dan kotak hadiah yang sudah bertengger di mejanya. Ingin rasanya Aeri mendatangi Aldi dan meluapkan emosinya pada si bucin –yang Aeri kira sudah tobat–, tapi beruntung Aldi hari ini tidak muncul di hotel.

Belum selesai sampai di situ, Aeri kembali mendapat beberapa kiriman hadiah dan bunga yang Aeri sendiri tidak tahu siapa pengirimnya. Jatra bilang, kemungkinan besar itu fans Aeri, atau barisan para lelaki yang pernah ditolaknya.

Aeri juga masih harus menghadapi permintaan ibunya kembali. Aeri mengingat percakapannya melalui telepon dengan sang ibu beberapa menit lalu.

"Selamat ulang tahun ya, Nduk. Semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertaimu. Aamiin." Suara Praya di seberang telepon membuat Aeri tersenyum. Kecanggungan antara keduanya memang sedikit berkurang sejak pembicaraan terakhir keduanya di Yogyakarta.

"Terima kasih, Bu," jawab Aeri dengan rasa haru yang berusaha ia tutupi. "Ibu sehat, nggih?"

"Alhamdulillah, Nduk. Darah tinggi Ibu akhir-akhir ini jarang kambuh lagi. Kamu sendiri sehat kan, Nduk? Budhe Dian juga sehat kan ya?" Pertanyaan Ibu membuat Aeri merasa bersalah. Pasalnya, meski sering bertukar kabar via chat ataupun telepon, nyatanya sudah hampir dua minggu dirinya tak berkunjung ke tempat Budhenya tersebut.

"Budhe sehat, Bu. Masih sibuk ngajar seperti biasa."

"Hari ini merayakan ulang tahun di rumah Budhe?"

"Nggak, Bu. Aeri hari ini kerja," jawab Aeri jujur. Meski kemudian ucapan Ibunya memberikan sebuah ide. "Mungkin nanti sore Aeri mampir ke tempat Budhe."

Keduanya berbicara dengan nyaman dan menyenangkan selama beberapa menit sampai akhirnya Ibu Aeri mengungkapkan kembali permintaan yang membuat mood Aeri sukses kembali terjun bebas.

"Kamu sudah memikirkan permintaan Ibu, Nduk?" Aeri memejamkan mata sejenak mencoba mengatur emosinya. Kenapa Ibunya harus mengingatkan perihal perkenalan dengan si DUDA di hari ulang tahunnya sih?!

"Aeri belum memikirkannya, Bu. Lagipula, Aeri rasa, Aeri akan menolaknya saja." Kali ini Aeri mencoba untuk jujur kepada sang ibu.

"Nduk ...," ucap Praya dengan nada lembut terdengar begitu hati-hati. "Ibu nggak bisa menahan amarah eyang putri terlalu lama. Seandainya saja, kamu sudah punya calon yang bisa dibawa ke rumah eyang, mungkin eyang putri nggak akan memaksakan kehendaknya."

SOLICITUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang