Prolog

1K 69 63
                                    

"Halo, aku Tenten Sarutobi.

Beginilah keseharianku. Bekerja di Perusahaan Galeri Seni. Aku mungkin hanya menjabat sebagai kurator seni lembaga. Aku biasanya pergi ke pameran, memilih karya seni, dan kadang juga aku hanya di depan komputer untuk mencari info terbaru tentang seni.

Jangan tanyakan soal pasangan! Aku sudah tidak memiliki hubungan dengan pria manapun. 10 bulan yang lalu, memang ada yang mengisi hatiku. Yang selalu mewarnai hari-hariku di Tokyo ini. Aku belum berniat pulang ke Konoha. Entahlah.

Sialnya, meski dia yang mengisi hari-hariku dengan candaan serta senyum menawannya, aku sadar bahwa dia berbohong! Dia tidak nyaman bersamaku. Aku tahu aku tidak cantik, tidak feminim, tidak pintar, dan tidak peka.

Tetapi, mengapa dia tidak mau menceritakannya padaku? Aku tidak memintanya diam. Aku tidak memintanya untuk tidak egois. Aku bahkan bisa menerima keegoisannya. Bahkan dia tidak berniat memperbaiki hubungan kami beberapa hari sebelum hari dimana hatiku ini patah mentah-mentah hanya karena seorang pria.

Aku dulu pernah bersumpah tidak akan menangis karena seorang pria. Tetapi, aku salah. Ternyata semenyakitkan ini rasanya patah hati. Aku ingin menyalahkannya. Aku mati-matian berjuang di sini memperbaiki hubungan kami dulu. Tetapi, dengan mudah dia mengatakan kata perpisahan.

Ya, dia adalah Neji Hyuga atau aku biasanya memanggilnya Neji atau mungkin Baka!

Kami sahabat masa kecil. Sejak SMA dia selalu mengejarku dan aku tidak peka terhadap perasaannya dan tentunya aku tidak mengerti perasaanku. Dulu aku selalu mencomblanginya dengan Sakura Haruno, sahabatku.

Tetapi, dia selalu setia menungguku. Hingga hari perpisahan kami saling berjanji bahwa aku tidak akan menyembunyikan apapun darinya dan dia berjanji tidak akan mencari wanita lain selainku. Aku menyusulnya kuliah di London. Kami akhirnya menjadi sepasang kekasih di depan banyak mahasiswa. Tetapi, setelah satu tahun bekerja, dia menjadi pendiam. Diamnya kali ini berbeda.

Karena itu terkadang aku selalu menyembunyikan hal-hal menyedihkan yang selalu kualami di kantor maupun di pameran atau di luar rumah. Entah mengapa, banyak orang mencibirku. Mungkin karena mereka kecewa bahwa seorang Neji Hyuga yang jenius, tampan, dan bijaksana mau menjadi kekasih Tenten Sarutobi yang payah dan jelek ini.

Namun, suatu hari, aku melihatnya bercerita pada Sakura, sahabat lamaku di kafe dekat kantornya. Aku tahu dia tidak memiliki hubungan apapun dengan sahabatku. Karena tunangan (Sasuke Uchiha) dari Sakura yang mengkonfirmasi semua.

Neji bisa saja sedikit egois dengan berhenti diam dan menghentikan keegoisanku ini. Dia bisa saja langsung bercerita padaku. Aku tidak masalah jika harus diam dan menahan semua keluh kesah selama dia bahagia.

Aku tidak pernah mengharapkan ini semua. Aku ingin hidup bahagia dan menjadi pasangan sempurna di kemudian hari. Dan tepat beberapa hari setelahnya dia tidak mencoba menjelaskan kepadaku, dia langsung memutuskan hubungan. Aku kecewa padanya.

Meski begitu, aku masih mencintainya. Mungkin inilah alasan aku menetap di Tokyo tanpa berniat pulang ke Konoha."

—Tenten Sarutobi.

"Neji Hyuga, itu namaku. Aku calon CEO Hyuga Corp dan Studio Hyuga. Studio Hyuga adalah usaha yang aku dirikan sendiri dengan berbagai macam kalangan bersuara emas yang siap tim kami buat menjadi terkenal.

Aku tertarik pada dunia musik dan bisnis. Namun, aku tidak pernah bernyanyi di hadapan banyak orang. Hanya dua orang yang pernah mendengar suara nyanyianku. Ibuku dan cinta pertamaku.

Kalau ditanya soal cinta pertamaku, mungkin, aku tidak akan menjawabnya. Karena cinta pertamaku adalah mantanku. Mantan tidak perlu dibahas. Namanya Tenten Sarutobi.

10 bulan lalu, dia mengingkari janjinya. Dia memendam semuanya sendiri. Aku akui banyak dari karyawan wanita di studioku yang mungkin menganggumiku dan mencibirnya. Tetapi, apakah dia harus memendam semuanya sendiri? Aku tidak suka.

Percayalah, bahwa sebenarnya aku juga punya masalah. Namun, aku memilih diam, menunggunya bercerita masalahnya yang sebenarnya. Tetapi, nyatanya dia hanya menceritakan hal-hal tidak berguna yang sebenarnya aku tidak keberatan mendengarnya asal dia menceritakan semuanya dengan jelas. Memendam masalah itu memang berat. Lalu, mengapa dia melakukan hal itu?

Ada saatnya aku memiliki titik terendah dan tidak tahan pada masalah yang mulai membebaniku. Aku bercerita pada Sakura. Dia marah padaku. Padahal, aku tidak bermaksud mencari wanita lain untuk diajak bercerita. Aku tidak mau membebaninya dengan masalahku di saat dia sendiri belum bercerita mengenai masalahnya.

Setelahnya, aku kecewa. Aku kecewa karena dia tidak pernah mencoba memahami bagaimana maksud semua yang aku lakukan. Semua yang aku lakukan untuknya. Apakah masih telalu egois?

Aku kecewa karena dia tidak menjelaskan bebannya. Aku baru sadar, bahwa bebannya itu aku. Dia dihina oleh segelintir manusia tak berakhlak yang mungkin mengagumiku. Jadi, semua salahku. Kupikir, aku bisa menyelesaikan masalahnya dengan menyelesaikan hubungan kami.

Aku yang mengakhiri semuanya. Tetapi, aku yang merasa kesepian dan dibayangi oleh masa lalu. Aku memilih pindah ke Suna kemudian Kyoto dan berakhir di Kirigakure.

Aku tidak tahu lagi akan melangkah kemana lagi diriku ini. Tetapi, kemana pun langkahku, aku selalu dibayangi kenangan Tenten."

—Neji Hyuga.

"Hai, ini aku, Sakura Haruno dan sahabatku Hinata Hyuga. Jujur saja, kami berdua sangat menyayangkan dan kesal pada dua manusia yang tak henti-hentinya memiliki kisah bak drama Korea.

Jika Tenten mengatakan bahwa dia kecewa karena Neji mengingkari janjinya, kalian jangan percaya. Aku sebagai Sakura Haruno, yang mungkin kalian akan mengira diriku sebagai perusak hubungan hanya ingin mengatakan, Tenten cemburu. Bukan cemburu kepadaku. Dia cemburu pada pasangan lain dan wanita lain yang lebih romantis dan lebih cantik dibanding hubungannya dengan Neji.

Dia juga merasakan bahwa tak ada gunanya memiliki pasangan jika Neji tidak mau berbagi dengannya.

Sementara, menurut Hinata, jika Neji mengatakan bahwa ia berusaha menjauh dari Tenten, maka dia jujur. Dia memang mau menjauh, tetapi, dia gagal. Hatinya terlalu dekat dengan Tenten.

Kami hanya bisa berdoa yang terbaik untuk mereka. Jujur saja, aku dan Hinata merasa gagal sebagai sahabat. Kami merasa bersalah atas putusnya hubungan mereka. Namun, kami tak bisa apa-apa. Mungkin memang ada kisah lain yang jauh belum diketahui oleh kami."

—Sakura Haruno dan Hinata Hyuga.

—To Be Continue—

The Reason Of Love (2) [Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang