Chapter 6: Sick

348 40 92
                                    

"Ma-Maksudku aku sudah mencarikanmu seseorang. Aku tidak mau keluargamu menyalahkanku jika kau tak kunjung menikah," ujar Neji.

Tenten menyesal.

Ia menyesal bertanya. Sungguh! Neji yang sekarang lebih menyebalkan berkali-kali lipat dibanding dulu. Tenten akui hatinya sakit dan seolah tersambar petir bertegangan ribuan volt. Namun, rasa sebalnya mengalahkan rasa sedihnya.

Ia jengkel jika Neji terus menunjukkan perhatiannya tetapi, Neji terus mengatakan sesuatu yang menyakitkan di akhir.

"Baiklah. Terserah," singkat Tenten.

Neji langsung duduk di sebelah Tenten dalan mobil. Ia menutup pintu mobil dan memainkan ponselnya tanpa menoleh ke arah Tenten yang memandangnya kesal.

"Jika memang masih suka, kenapa pura-pura, sih? Lagipula- Tunggu dulu! Apakah benar dia masih mencintaiku? Aku harus memastikan ini semua!"

Tenten menatap lekat wajah yang sudah bertahun-tahun menjadi wajah yang selalu membuatnya tenang kala dirinya sedih dan risau oleh dunia yang tak pernah berpihak padanya.

Setelahnya, Tenten lebih memilih untuk diam dan menatap sekitarnya. Dirinya baru menyadari bahwa hanya ada mereka berdua di dalam satu mobil.

"Neji! A-Ano, ki-kita berdua di dalam mobil?" tanya Tenten. Neji tersentak dan segera keluar dari mobil.

Ia mengucapkan maaf sebanyak tiga kali kepada Tenten. Tentunya, Tenten hanya bisa mengangguk.

Angin laut bberhembus ke arah pelabuhan tempat mereka berdiri sekarang. Di samping sebuah mobil dan menatap nun jauh di sana.

Berkali-kali, Tenten menutup matanya pelan. Matanya sedikit memerah terkena angin laut yang saat itu cukup kencang.

Neji yang sadar akan itu langsung memerintahkan sang mantan kekasih untuk masuk ke mobil. Tenten tentunya tidak akan menolak. Dengan senang hati ia mau masuk ke mobil karena jujur saja dirinya daritadi tidak masuk ke mobil karena tidak enak pada Neji.

Canggung? Ya, tentu saja.

"Astaga! Jantungku!" gumamnya. Tenten terkikik beberapa kali saat melihat wajah Neji.

"Intinya aku akan membuktikan bahwa kau masih mencintaiku! Jika tidak ada alasan sama sekali, aku bersumpah akan menjauhimu, Neji Hyuga Baka!"

• • •

Berkali-kali seorang gadis berambut coklat sepunggung menguap karena begadang semalaman dan hanya sempat tidur tiga jam subuh tadi.

Kepalanya terus terbentur dengan kepala Ino yang ada di sampingnya. Ya, Ino memilih duduk bersama Tenten untuk mengerjakan beberapa jadwal dan proposal.

(Sebenarnya untuk pekerjaan kurator, kalau masalah ngecek karya dan di galeri seni menjelaskan mengenai karya seni itu memang benar. Tapi, kalau kerja di kantor urus festival gini, itu aku ngarang. Soalnya aku rangkap galeri seni sama kantor redaksi jadi satu:v wkwwk sekian)

Tentunya, kali ini benturan di kepala mereka akan sangat menyakitkan. Beruntung sebuah tangan menahan kepala Ino.

Siapa lagi jika bukan aktor Shimura? Sai Shimura yang akan menikah sunggguhan dengan Ino Yamanaka. Tenten sudah tahu dan Tenten akan segera memberitahu temannya yang lain saat mereka reuni.

"Sai? Sedang ap-"

"Memang kalau tunanganmu mengunjungimu tidak boleh apa?" tanya Tenten.

Sai terkikik mendengar pernyataan sahabat dari kekasihnya itu. Tenten memang benar, hanya Ino saja yang malu-malu.

The Reason Of Love (2) [Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang