Tenten sedang duduk diam di meja kerjanya. Kantor sudah sepi. Kini hanya tersisa beberapa teman kerjanya yang lembur, seperti Shion, Mabui, Bu Kaguya, dan tentunya Ino yang memang sengaja menginap di kantor. Jika ditanya mengapa maka, Ino akan menjawab tidak apa-apa.
Tenten memang sengaja lembur agar besok ia bisa tidur seharian dan izin tidak masuk kantor. Lagipula, ia ingin beristirahat sebelum pameran lukisan.
Toh, pameran tahun ini sepertinya akan menjadi pameran tersibuk baginya.
Tenten hanya mengurut keningnya karena pening. Sudah hampir enam setengah bulan sejak pertemuannya dengan Pakura.
Persiapan untuk pameran seni hampir siap. Hanya tinggal mempersiapkan beberapa hal kecil lagi. Tenten hanya duduk diam menatap ponselnya. Tadinya, ia mau ke ruangan Ino tetapi, ia baru ingat Ino pasti sedang tidur cantik.
Ponselnya berdering.
"Ada apa, Okaa-chan?"
"Kapan kamu mau pulang, Tenten? Kamu tidak lelah dengan semua pekerjaanmu? Kakakmu sudah mau menikah."
"Iya. Aku akan pulang jika pekerjaanku selesai."
Tenten langsung mematikan sambungan. Ia sedikit kesal karena jika sesuatu yang berhubungan dengan kakaknya maka, Kurenai pasti akan bersemangat dan memintanya menjadi adik yang baik. Pernahkah Kurenai meminta kakaknya menjadi kakak yang baik?
Entah mengapa, sekarang, sifat kekanakannya mengenai hubungan kakak-adik ini kembali lagi. Ia merasa tidak ada yang menghargai semua pencapaiannya.
Tenten akhirnya memutuskan untuk tidur sejenak.
Tiba-tiba saja, ia merasakan rambutnya dibelai perlahan. Seakan ada seseorang yang ingin menyalurkan kasih sayangnya melalui elusan rambut.
Tenten kemudian membuka matanya dan menemukan sosok yang dulu sempat mengubah dirinya. Sosok yang akhirnya kembali meninggalkan dirinya sendiri dan mengembalikan sifat buruknya. Sosok yang hanya meninggalkan jejak luka.
Neji Hyuga.
"Neji? Ba-Bagaimana kau bisa di sini?" tanya Tenten. Neji hanya tersenyum tipis dan maju selangkah lebih dekat ke arah Tenten.
" Aku merindukanmu! Baka! Aku membencimu," ujar Tenten. Tenten langsung menerjang tubuh tegap yang diam menatapnya.
Tangan Neji perlahan membalas pelukan hangat Tenten. Ia tersenyum tipis dan mengeratkan pelukannya untuk melepas rasa rindu.
"Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu," ujar Neji.
Tenten hanya menangis dalam diam. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa. Baginya, kehadiran Neji sudah membuatnya bahagia.
"Syukurlah kau kembali. Tidak ada yang menghargaiku! Tidak ada yang menyayangiku, Neji! Aku membutuhkanmu."
Neji tersenyum sendu dan melepas pelukan mereka. Neji kemudian mengecup kening Tenten dan mengelus kepalanya pelan.
"Semua menyayangimu, Tenten. Termasuk aku. Ingatlah, Ten! Kalau kau merasa sendiri, merasa tidak dihargai, merasa tidak dicintai, ingat! Bahwa aku selalu ada di hatimu."
Tenten menangis dan kembali memeluk sosok tersebut. Namun, ia mendengar suara tepukan tangan dari seseorang. Terlihat ada Sakura dan Hinata di sana yang bertepuk tangan sambil tersenyum remeh.
"Wah, reuni mantan kekasih, ya? Neji, apa menurutmu, Tenten tidak terlalu rendahan untuk seorang Hyuga sepertimu?" tanya Sakura.
"Iya, Nii-chan. Tenten tidak sebanding dengan dirimu. Kau bisa memilih yang lain jika kau mau. Tidak perlu kasihan padanya," seringai Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason Of Love (2) [Fanfic]
FanficTittle: The Reason Of Love (2) Genre: Romance, Love, Hurt, Sad, Drama, Fanfiction Disclaimer: Masashi Kishimoto Pairing: NejiTen By: @Lia_CherryBlossom Describe: Lima tahun menjalin hubungan bukanlah waktu yang sebentar. Butuh keyakinan dan kekuatan...