"Selalu dengan 'jika saja'. Aku tak paham apa lagi dengan ini semua."
"Seolah cinta membunuhku. Mengikis nyawaku perlahan."
"Lepas landas, pergi."
Neji hanya menggeleng membaca puisi yang ada pada buku yang tengah ia baca sambil menunggu waktu penerbangan pesawat. Dirinya juga harus menghargai pemberian adiknya, bukan?
Lagipula, menurutnya, cerita ini mengandung unsur yang terlalu mengerikan. Haruskah menceritakan mengenai kematian? Huft! Neji sungguh tidak suka hal itu.
Kemudian, ia menerawang kenangan jauh di sana. Dirinya ingat betul bahwa ia pernah mengatakan kata-kata yang sebenarnya menyakiti dirinya sendiri, juga orang lain.
Bodoh? Biar saja. Jika ia tidak bodoh, Tenten tidak akan memanggilnya Neji no Baka.
"Tenten. Aku ... Minta maaf," lirih Neji.
Neji kembali berkata, "Aku tidak punya alasan untuk mencintaimu, bukan?"
"Tidak perlu! Aku tidak butuh alasanmu! Aku hanya butuh dirimu."
"Aku sudah menemukan alasannya. Karena kau melengkapi diriku. Ya, kurasa itu alasanku begitu mencintaimu. Aku dingin, kau ceria. Aku ketus, kau lebih ketus. Hidupku bagi sebagian orang memang sempurna. Harta, kasih sayang, orangtua, saudara, sahabat, fans, dan masa depanku terjamin. Tetapi, setelah kau datang, sepertinya warna suram dan tidak menyenangkan dalam hidupku hilang. Menjadi berwarna dan seru. Namun ..."
"Aku minta maaf, karena perasaan itu sudah tidak ada. Terima kasih sudah hadir dalam hatiku dan mewarnai hidupku. Kau tidak perlu mengasihaniku yang mengemis cinta padamu. Karena rasa itu sudah hilang, maka kau tidak perlu mengasihaniku."
(Kutipan Chapter 14 The Reason Of Love buat yang penasaran ini chapter mana)
Neji memijit keningnya. Apa-apaan ini? Pikiran bodoh macam apa itu? Mengapa ia harus memikirkan hal itu sekarang?
Ia benci perpisahan. Namun, untuk kali pertamanya, Neji sangat berterima kasih pada perpisahan, karena dengan begini, bayang-bayang akan menjauh dari hidup dia yang pernah menjadi pelangi di hidup Neji.
Warna tidak akan indah jika terkena bayangan, bukan? Ia tidak ingin keindahan itu hilang.
Seharusnya, waktu itu ia ingat alasan ia mencintai Tenten. Ia tidak seharusnya bertindak egois. Terkadang, saat berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama, kita tak bisa memungkiri kita akan melakukannya lagi. Dan ini kedua kalinya ia menolak bahagia datang, mentah-mentah.
'Drtttt'
Ponselnya bergetar. Masih ada satu jam sebelum keberangkatan. Neji memilih tetap duduk di kursi bandara ketimbang masuk ke dalam pesawat. Nanti juga bisa, kan?
Tertera nama 'Shikamaru' di sana.
"Ya?"
"Hm, Sasuke mengajakmu kembali ke Konoha. Setidaknya, untuk pernikahan Utakata."
"Aku tidak akrab dengan Utakata."
"Kau diundang?"
"Bukan berarti aku harus datang, kan? Aku pergi."
Tut ... Tut ... Tut ...
• • •
Tenten menarik napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason Of Love (2) [Fanfic]
FanfictionTittle: The Reason Of Love (2) Genre: Romance, Love, Hurt, Sad, Drama, Fanfiction Disclaimer: Masashi Kishimoto Pairing: NejiTen By: @Lia_CherryBlossom Describe: Lima tahun menjalin hubungan bukanlah waktu yang sebentar. Butuh keyakinan dan kekuatan...