PROLOG

101 47 28
                                    

Follow dulu sebelum membaca
Happy reading❤️

Gadis mungil menangis terisak-isak bulir bening jatuh jadi kelopak matanya

"I.. Bu... Hiks.. Hikss... A... Yaaah.. Kenpa ningalin Natali sendili... Natali sedih.. " ujar gadis mungil itu

Dia masih sangat kecil bahkan belum bisa untuk hidup mandiri tampa orang tua. Umurnya pun belum cukup untuk di tinggal tampa pengawasan orang tua.

Gadis mungil itu masih menangis di samping gundukan tanah merah itu.
Kasihan sekali dia masih berumur 5 tahun kala itu. Dia sebatang kara sekarang dia tak mempunyai keluarga lagi ibu nya telah lama tak menyapa sepupu2 jauhnya.

"Nak?... Kamu di sini ngapain sendiri? Ada apa?" ujar pria tua itu.

"Natali sendili... Ngak punya ciapa2 lagi pak... Hiks... Natali cedih.... Ayah dan ibu pelgi... " ujar gadis mungil itu

"Kamu mau ikut bapak natali bapak. Bapak akan ngurus kamu. Semoga kmu mau ikut dengan kmi. Boleh kan bu? " ujar bapak itu menanyakan kepada istrinya

"Huuh" jawab istrinya.

Natali ngin bertanya namun mengurungkan niatnya untuk bertanya. Karna ia takut wanita tua itu marah kepadanya.

"Ibu memang seperti itu nak. Nanti dia pasti menerima mu. Ayo pulang bareng ayah. Kmu bisa memanggil saya ayah" ujar pria tua itu

Akhirnya Natali ikut dengan mereka. Natali tak tau apa lagi kesakitan yang dia rasakan setelah ini.






❄️❄️❄️
Ini cerita aku yang ketiga maaf ya jika banyak salah aku masih pemula🌈
Butuh dukungan dari para author semuanya dan juga readers semua😍💕
Bagaimana cerita aku baru prolog gimna nih??
Lanjut ngak?

Jangan lupa vote and coment nya ya ditunggu❤️
Salam hangat dari aku😘

Little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang