Part 1

62 42 25
                                    

Maaf belum sempat revisi😍

Happy reading❤️

Gadis mungil itu sudah ada di rumah kediaman Bapak Erwin Surya dan Ibuk Tini Siswanto. Dia adalah orang tua dari Denia Aulia.

"Ayah pulang sayaang..." ujar pak erwin di rumahnya

Gadis seumuran dengan natali itu berlari menghampiri ayahnya.

"Ayah kenapa lama sekali pulang? Kan denia nungguin...  Denia ngambek.. " ujar gadis kecil itu menakut kan tangannya ke dadanya.

"Maaf ya sayang ayah tadi menghampiri teman kmu dulu. Kemaren kmu bosan main sendiri kan sayang. Ini ayah ajak teman kmu buat main. Kenalin nama nya natali. Natali ayo sapa sayang " ujar ayah angkatnya.

"Hai..  Aku natali mau belteman cama aku?  Aku baik kok ngak gigit. " ujar natali masih bersembunyi di belakang ayah angkatnya.

Yaa...  Gadis mungil itu adalah natali dia baru saja kehilangan orang tuanya. Natali senang dia mendapatkan teman baru di rumah ayah angkat nya.

"Yeaaaa denia ada teman. Natali ayo ke kamal aku nanti kita main boneka bercama. Jangan takut aku senang kok kenal sama kmu" ujar Denia
"Makacih denia.. " ujar nanya

"Ayok main.. " tangan natali di tarik oleh denia ke kamarnya seraya pamit dengan ayahnya.

"Ayah aku main dulu cama natali dah ayah. Aku cayang ayah" ujar denia

"Ya sayang silahkan main yang seru ya" ujar pak erwin

Ibu tini dari tadi hanya diam. Dia tak suka ada orang baru di rumahnya.

"Sayang dari tadi kok kmu diam saja?  Ada apa? " ujar pak erwin kepada istrinya

"Mas..  Kita ini bukan keluarga yang kaya. Kita menampung anak orang lain yang akan menambah beban pikiran kita saja. Kita saja untuk membahagiakan anak sendiri saja ngak bisa mas apalagi anak orang lain. Untuk makan saja kita masih kurang mas" ujar Tini kepada suaminya

"Saya ngak tega tini melihat anak kecil itu sendirian. Apa tadi kamu ngak lihat dia dikuburan sendirian. Dia bisa saja meninggal di samping kuburan ibunya. Untuk urusan uang makannya biar aku yang carikan kamu hanya menjaga nya di rumah. Dan jangan perlakukan dia macam macam" ujar pak erwin

"Oke terserah kmu jangan harap aku bersikap baik kepada nya" ujar tini marah

Pak erwin menyerah dia tak bisa membantah kata istrinya. Dia sering di luar rumah untuk mencari pekerjaan. Kalau saja dia melawan bisa jadi natali akan di usir di rumah ini

🐬🐬🐬

Cahaya pagi telah menyapa wajah natalie dengan sinar yang telah masuk lewat sela-sela jendela kamarnya. Namun natali belum bangun juga. Dia terlalu lelah menangis kemaren terlalu lelah juga bermain dengan denia.

Alhasil pagi ini matanya sembab dan beberapa rasa sakit di tubuhnya membuat tidurnya tidak nyenyak malam tadi dan membuat pagi ini dia masih meringkuk di bawah selimut nya.

Byurrrrrr

Satu ember berisi air dingin baru saja menerpa wajah mungilnya.

"Bangun kau. Apakah aku pernah bilang kau anakku. Sudah jam berapa ini? Kau masih tidur nyenyak tak semudah itu tinggal di rumah ku! Jika kau ingin tetap tinggal di rumah ini tak gratis. Sekarang bersikan dapur aku mau masak" ujar ibu angkat nya

Tubuh gadis itu mengigil badannya terkejut akibat di bangunkan paksa. Air itu membasahi tubuhnya. Detik berikutnya dia bahkan belum bergeming dari tempat tidurnya. Dia tak percaya apa yang di lakukan oleh ibu angkatnya itu.

"Sebelum kau ke bawah jemur dulu kasur dan selimut ini. DASAR menyusahkan saja. " ujar ibu angkatnya

"Baik bu..  Nanti natali jemul dan belcihkan dapulnya bu" ujar natali masih menggigil

Ibu nya pergi meninggalkannya di kamar tampa merasa iba sedikitpun. Natali turun setelah dia menjemur kasur dan selimut dengan bersusah payah mengingat tubuh mungilnya masih tak bisa mengangkat beban berat. Dia juga telah selesai mandi dan berkemas dia tak mau sakit menerjang badannya.

Dia juga butuh badan yang kuat untuk menghadapi masalah yang besar

Natali menuruni anak tangga satu persatu. Menyebarkan pandangan ke segala arah dan tak mendapati ayah nya dia mana2 lebih tepat ayah angkatnya. Namun natali telah menganggapnya ayahnya sendiri. Karna natali di perlakukan baik oleh ayahnya

Natali mulai membersihkan dapur. Setelah selesai membersihkan dapur. Dia ingin memanggil ibunya. Namun dia mengurungkan niat nya karna telah melihat ibu nya di ujung dapur.

"Sudah bersih?  Minggir saya mau masak" ujar ibu nya

"Ya bu... Mau natali tolong macak bu? Natali cering bantuin ibu natali dulu. Bial natali tolong ya bu... " ujar natali

"Sana..  Aku ngak suka kmu mengang masakan yang mau saya masak...  Dan jangan dekat-dekat dengan saya..  Saya tidak suka" ujar ibu nya

"Ya bu" ujar gadis mungil itu sendu

Natali kemudian menghampiri kamar denia. Tampaknya denia masih terlelap tidur. Dia menghampiri denia dan mengusap kepalanya

"Makacih ya denia udah mau nelima natali. Semoga denia senang main sama natali. Dan ngak jijik main cama natali. Ibu jijik sama natali. Salah natali apa? " ujar gadis mungil itu masih memegang kepala denia

Natali kemudian beralih duduk di lantai. Kaki nya tak sanggup menyangga tubuhnya rasa sakit di dada nya makin sesak. Natali bukan hanya menangis namun terisak-isak
Sambil mengusap kalung pemberian almarhum ibu nya

Kapankah kebahagian itu ada?  Natali ingin sekali bahagia sekali pun tuhan mengambil nyawanya agar dia bahagia dengan ibu dan ayahnya natali rela.....

☁️☁️☁️
Lanjut ngak nih??
Sedih kan
Aku aja sedih juga baca nya😭

Semoga suka ya
Jangan lupa vote and coment nya ya❤️
Makasih ❤️

Little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang