Part 4

41 28 8
                                    

Maaf typo berterbangan
Belum sempat revisi❤️

Happy reading💕

Mendengar penuturan Natali tadi ayahnya tak habis fikir yang di lakukan istrinya. Kini gadis mungilnya itu kembali tidur. Dia butuh istirahat karna terlalu lelah menangis.

Flash back on

"Sebenarnya ibu jahat sama natali ayah..  Natali sedih apa mungkin ibu jahat sama natali kalna natali bukan anak kandung ayah? Natali sedih setiap kali ibu bentak2 natali...
Natali sedih setiap kali ibu mukul natali...
Natali berusaha yang telbaik buat ibu nyapu, belsihin lumah belsihin kamar denia. Tapi ibu ngak pelduli sama natali kalau natali sakit. Ibu seling masak di dapul natali ikut kedapur tapi ibu kadang kasih natali bara api ke kaki natali. Sakit ayah natali sakit sedih...  Apa natali tak pelnah bisa buat ibu suka smaa natali.. Denia bahkan tak pelnah di suluh ayah...  Denia selalu di gendong ibu...  Natali juga mau... Natali juga mau di gendong ayah..  Natali ngak mau lagi tinggal di rumah ayah..
Natali tau..  Hiks...  Hiks...  Natali tau ayah sayang natali tapi seperti nya jadi gelandangan tak akan sesakit ini ayah...  Tak akan seperti ini... Natali ngak mau lagi balik ke rumah itu ayah..  Natali benci ibu...  Bahkan ibu menekan luka di tangan natali karna pecahan gelas yang natali cuci tak memperdulikan natali yang hampil sekarat ayah....  Hiks..  Hikss..... A...  Yaah... Hiks" ujar gadis mungil itu melampiaskan segala kemarahannya kepada ayah nya malam itu keluh kesah nya tertuang pada malam itu. Kesedihannya di rasakan oleh ayah nya.

Kini ayahnya hanya memandang beberapa luka pada tubuh gadis mungil itu beberapa tetes air mata jatuh mengingat cerita gadis mungil itu. Dia benar mungkin menjadi gelandangan tak akan sesakit ini.

❄️❄️❄️
Sudah 3 hari sejak natali di rawat natali masih di rumah sakit. Natali suka di rumah sakit dia bisa lepas dari penyiksaan yang tak berujung dari ibu nya. Namun sebentar lagi kebahagian itu akan berakhir.

Natali pulang hari ini. Tampak raut sedih di wajah natali dia sangat sedih karna kebahagian ini sudah berakhir. Dia semakin erat memegang tangan ayah nya. Dia berharap ada keajaiban yang datang hingga membuat dia tak kembali ke penjara itu. Namun nihil kini kakinya telah menginjak perkarangan rumah itu.

"Ayah...  Natali takut.. " ujar gadis mungil itu

"Jangan takut ada ayah di samping mu" ujar ayahnya

"Nanti jika ayah ke kantor natali sendili lagi di rumah" ujar gadis mungil itu

"Mulai sekarang kmu ikut ayah ke kantor. Ayah ngak tega lihat kmu di siksa terus. Ayah juga akan membawa denia ke kantor jadi kamu ada teman. Dan ayah harus adil ya kan sayang?? " ujar ayahnya

"Baik ayah. Sayang ayah" ujar gadis mungil itu

Ceklek pintu itu terbuka. Ibu sedang bersantai di sofa melihat ke arah pintu.

"Oh jadi ini toh anak kesayangan ayah udh pulang. Udh sehat dari rumah sakit? Trus ngak ingat kmu punya anak kandung di rumah mas?? " ujar ibu nya melihat dengan tajam

Ayahnya duduk menyetarakan dengn tinggi natali

"Sekarang kmu ke kamar dulu. Ayah bicara dengan ibu sebentar ya. Jangan takut ingat kata ayah tadi" ujar ayahnya

"Ya ayah" ujar natali bergegas ke kamar tampa melihat ke arah ibu nya

Tini mulai membuka pembicaraan membuat emosi erwin tak terbendung lagi.

"Kenpa lagi kmu bawa anak pembawa sial itu ke rumah ini. Aku tak akan tinggl diam. Aku akan menyakiti nya lagi dan lagi sampai kau mengusirnya dari rumah ini" ujar tini

"Jangan berani macam2 dengannya. Dia itu masih kecil. Kau tak pernah berfikir dengan otak kecil mu itu. Bagaimna jika anak mu juga mengalami hal yang sama dengan dia dan kau menyiksanya. Ingat kau juga punya anak. " ujar erwin

"Anak ku berbeda dari nya. Anak ku masih punya ayah dan ibu berbeda dengan nya dia sebatang kara sekrang" ujar tini sinis

"Ingat ya. Aku menganggapnya anak ku. Anak ku garis bawahi itu dia tak sebatang kara dia punya aku. Jika kau tidak peduli dengan nya terserah setidaknya aku masih bisa berlaku adil. " ujar erwin yakin

"Ya sudah terserah saja aku juga ngak peduli" ujar tini marah

Natali diam terpaku di dinding. Dia tak menyangka ternyata kehadirannya membuat sebuah keluarga harmonis pecah tak berbentuk. Pertengkaran demi pertengkaran sering terjadi hanya karna dirinya ada di rumah itu. Jika dia sudah biasa menerima caci maki segala tentang itu namun denia. Dia tak mau denia pun ikut merasakan kesakitannya.

Natali kini berada di kamar denia dia tengah asik bermain dengan denia.

"Denia biasanya sebelum aku di sini kamu sama ibu bahagia? " ujar natali

"Aku balu tau ibu mudah malah dulu ibu baik banget ibu sering senyum sekalang ngak ada lagi. Ibu juga jalang peluk aku sebelum tidur" ujar denia yang polos

"Jadi dulu di sini ngak pelnah ayah sama ibu beltengkal? " ujar natali

"Tak pelnah dulu tu ayah dan ibu seling ketawa" ujar denia dengan raut wajah sedih

"Tapi aku suka sekalang ada natali yang temenin aku dulu aku ngk ada temen" ujar denia

Natali berfikir mungkin jika dia pergi dari rumah keluarg ini akan baik lagi. Bagaimna pun dia mencoba untuk berfikir bahwa dia masih punya keluarga nyatanya tidak dia tak memiliki siapa pun bahkan dia tinggal di rumah orang lain dan merusak kebahagiaan orang lain

"Denia natali pergi dulu mau beli cemilan ntal aku kasih kmu" ujar natali

"Yeeeaaa aku tunggu ya" ujar denia

Natali pergi namun dia tak kembali 3 jam telah berlalu natali tak kunjung kembali.

"Ayaaaah...  Hiks...  Hiks" ujar denia setengah berlari

"Ya sayang kenapa ?? Kmu kenpa ??" ujar ayah nya khawatir

"Natali pergi...  Dia beli cemilan untuk denia tapi tak kembali" ...

❄️❄️❄️
Bagaimana cerita nya guys bagus ngak?? 😂
Maaf ya kalau ngak bagus
Tunggu next part nya ya❤️
Jangan lupa vote and coment 😘
Makasih 😊😊

Little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang