Bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Semua murid berbondong bondong untuk pulang ke rumah.
Begitu pula dengan Dion and the geng. : yaa itulah'
Kali ini mereka berencana akan main, eh bukan deng ngumpul. 'same ajee:v'
Sesampainya di rumah Iyan, mereka langsung masuk kedalam rumah. Tanpa memperdulikan sang tuan rumahnya.
"Ehh woyy!! Lu pada ngapain maen nyelonong masuk rumah orang?!! Kada ada sopan sopannya apa??!!"ucap Iyan heran, padahal dirinya yang tuan rumah. Tapi malah mereka yang duluan masuk.
Mereka menoleh lalu mengedikan bahunya acuh dan melanjutkan langkahnya untuk masuk kerumah Iyan.
Iyan hanya menggeleng geleng kepala jengah dengan kelakuan kedua sahabatnya. "Ckckck untung gue sabar orangnya"
Begitu masuk ia langsung disuguhkan dengan pemandangan keduanya yang tengah bersantai ria sambil memakan cemilan yang ada.
Iyan tak memperdulikan hal itu, karna memang mereka selalu begitu. Mau itu dirumah Dion, Haikal, dan rumah Iyan pun. 'eh bukan deng itu rumah orang tua mereka, bukan punya mereka'
Iyan kembali keruang tengah setelah pergi ke kamar untuk mengganti baju. Dan ternyata mereka tidak ada di sana.
Iyan mencari ke halaman belakang. Biasanya mereka ngumpul kalau nggak di ruang tengah yaa di taman dan kadang juga di kamar Iyan. Gimana maunya aja sii.
"Gue cek diruang tengah gada, eh taunya ada disini" ujarnya kemudian duduk di sebelah Haikal.
Keduanya menoleh lalu fokus kembali pada benda pipih tersebut.
Iyan yang mendapat respon begitu berdecih pelan lalu mengambil ponselnya dari dalam saku untuk menstalking cecan alias cewek cantik.
Ketiganya sibuk dengan sendiri. Begitu merasa bosan mereka menyimpan ponselnya ke atas meja yang berada di tengah mereka.
"Bosen nihh, ngapain kek" ujar Dion membuka pembicaraan.
"Huum. Gue juga bosen, ngapain kek gitu jan begini terus" sahut Haikal.
"Begini gimana Kal?" tanya Iyan polos.
Haikal yang mendapat pertanyaan yang unfaedah dari Iyan mendengus. "Yaa pokonya begini, intinya gak gitu deh. Ah tau ah!!"
"Dihh gajelass Lo!"
"Serah gue lah. Mulut mulut gue, kok jadi Lo yang risih?!"
"Lahh siapa yang ngomong itu mulut gue? Gada kan?! Yaudah maen aman aja gosah diperpanjang"
"Hm"
"Hm"
Dion yang tadi diam pun menyahutinya. "Hm"
"Hm"
"Hm"
"Hmmm emm hmm"
"Hmm hmmmm"
"Khilahadilard"
"Lah ini ngapain jadi nyanyi begitu?"tanya Haikal.
"Lah kan elo yang begitu duluan. Yaudah gue ikutin aja" jawab Iyan sambil menyenderkan punggungnya.
"Heem gue juga ngikut Lo aja. Dari pada gabut" sahut Dion mengangkat bahunya acuh.
"Lahh kok gue" tanyanya sembari menunjuk dirinya sendiri.
"Kan Lo yang duluan ngomong 'hm'!. Kali kaga percaya tanya aja Dion. Yee gak Yon" tanyanya sambil menatap Dion.
Dion mengangguk membenarkan.
"Tuhh si Dion juga tau" ucapnya bangga. 'btw bangga atas hal apa Yan?'
"Hmmmmmmm"
"Tuh kan! Sekarang aja Lo yang duluan ngomong 'hm' nya. Bedanya ini tuh--" belum sempat Dion menyelesaikan bicaranya, Haikal lebih dulu memotong ucapannya.
"Beda nya apa pea" kata Haikal sambil menjitak kepala Dion.
"Ehh lo ma gitu Kal, kan si Dion belum beres ngomong nya, lah elo malah motong ucapannya gimana mau tau Kal?! Lagian Lo juga ngapain coba ngejitak kepala Dion?" cerocoh Iyan panjang lebar membela Dion.
Belum sempat Haikal berbicara. Dion malah nyahut duluan. "Tau Lo, orang gue belum selesai ngomong juga, maen potong aja tuh ucapan gue!"
Haikal mendengus kesal. "Hmm iyain biar seneng!"
"Nahh gitu dong. Nyenengin orang kali kali. Dapat pahala tuh" ucap Iyan sambil memberi tahu eh ralat bukan tahu tapi tau.
"Serah"
"Najis baperan!" ujar keduanya kompak.
Haikal memajukan bibirnya kesal.
"Dihh paan tuh bibir di monyong monyongin. Mau cium lo?! Sory yee gue masih normal" ujar Dion kemudian mengambil ponselnya lalu beranjak pergi.
"Eh Yon mau kemana Lo?! " tanya Iyan sambil bangkit dari duduknya.
Dion menoleh ke belakang. "Mau pergi gue, takut disini ada-- itulah pokonya ihhh" jawabnya sambil menatap Haikal.
Haikal yang hendak membuka mulutnya, tapi Iyan malah menyela nya. "Iya juga ya. Woyyy Yon tungguin gue oyyyy!!!"
"Lah kok gue ditinggal siii!" ucapnya frustasi.'asekk frustasi'
"Auah balik aja gue" ucapnya pada diri sendiri.
****
Dion tengah mengendarai motor nya setelah pulang dari rumah Iyan.
Ditengah jalan sakunya bergetar eh salah maksudnya ponsel yang ada di sakunya bergetar pertanda ada pesan masuk, karna bergetarnya hanya sebentar.
Dion menepikan motornya.
Dilihatnya itu pesan dari nenek nya.
Nenek
Dion tolong beliin nenek daging sama sayuran yaa, soalnya disini stok nya sudah habis.
Berapa banyak Nek?.
Secukupnya aja nak.
Oke sipp.
Dion memasukan ponselnya kedalam saku. Kemudian dia mengendarai motornya menuju super market terdekat.
Sesampainya di sana, Dion langsung masuk ke supermarket lalu berjalan menuju tempat sayuran serta daging dagingan. 'maksudnya bukan daging dagingan maenan tapi yaa-- gitu deh pokonya, pasti tau lahh'
Dion memasukan beberapa bungkus ayam kedalam keranjang yang dibawanya.
Lalu Dion mengambil sayuran yang berada tak jauh di tempat daging.
Setelah dirasa cukup Dion langsung pergi ke kasir untuk membayar nya.
Tapi sebelum menuju kasir, mata Dion sempat melihat seseorang yang sepertinya dikenalnya.
"Kek kenal tuh orang" gumamnya pelan.
Baru beberapa langkah Dion akan mendekat, seseorang itu langsung dihampiri oleh seseorang kemudian berlanjak pergi.
"Lahh ngapa gue ngikutin tuh orang?" tanyanya pada diri sendiri. "Auah bodo amat" ucapnya kemudian membalikan badannya untuk segera membayar belanjaannya.
---------
Hallo gimana nih part ini? Tanggapan kalian gimana?
Oiya part ini aku cuman update tentang Dion and the geng ajaa. Sesekali aja gituu.
... Ada yang penasaran sosok seseorang yang dibicarakan oleh Dion?
Siapa seseorang itu?
Tunggu kelanjutannya yaaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiara
Teen FictionApa jadinya kalau seorang wanita pelit yang menjadikan seseorang menjadi alasan agar ia kelihatan sudah move on dari mantan kekasihnya hanya untuk sang teman percaya kalau ia telah move on? Apa saja yang terjadi? Siapa seseorang tersebut? Dan bagai...