Bagian 2

56 3 0
                                    

Hallo!

Happy reading! 💚








****





"Hem ... gimana ... hubungan lo sama Kak Abiyu?" tanya Ovi hati-hati pada Alana.

Seketika Alana menghentikan aktivitasnya dan menatap Ovi lekat, sedangkan Erin dia hanya diam menyimak percakapan kedua sahabatnya itu, masih sambil mengunyah kue.

Sebelum Alana menjawab pertanyaan Ovi, terlebih dahulu ia menarik napas dan menghembuskan nya dengan pelan, "Nggak gimana-gimana, terakhir kita contact-an sebelum UAS semester kemarin" jawab Alana sembari mengingat-ingat "Terus beberapa hari sebelum ini dia juga ada hubungin gue, nanya kabar terus dia ada bilang juga kalo mau jemput gue di stasiun tapi gue nya dianter sama Mas Bima, jadi yaudah gitu."

Mendengar nama Bima disebut, Ovi seketika lupa dengan apa yang harusnya Ia tanyakan saat ini.

"Mas Bima apa kabar Al? Kok kemarin nggak mampir ke kosan dulu? Biasanya mampir istirahat dulu."

Bukan Alana melainkan Erin yang kesal mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari Ovi. "Heh! Santai lo nanya nya, keliatan banget tau ngga kalo lo itu naksir Mas Bima."

"Yee ... Biarin. Kenapa lo yang sewot Alana aja gapapa ya Al?"

Alana mengangguk sambil tertawa kecil melihat kedua sahabatnya meributkan hal yang tidak seharusnya mereka ributkan.

"Lagian ya Mas Bima itu lelaki idaman banget nggak sih? Wajah tampan, karir mapan, dewasa, dermawan, tuh apalagi yang kurang coba. Fix, suamiable banget mas lo Al." jelas Ovi dengan sumringah.

Alana mengangguk menyetujui ucapan Ovi.

"Iya sih, tapi apa Mas Bima nya mau sama lo yang bar-bar gini?" sambung Erin, masih ingin menyela perkataan Ovi.

"Yeuu ... Malah nih ya, yang kalem tuh biasanya dapet yang bar-bar, emang gitu cara kerjanya Rin."

Erin memutar bola matanya malas, "Terserah lo deh"


"Al, masih belum mau buka hati lo buat Kak Abiyu?" tanya Ovi ketika teringat kembali hal yang ingin ditanyakannya.

Alana menggeleng pelan, tanpa menjawab apapun.

"Rasa takut lo itu harus dilawan Al biar nggak semakin besar."

Erin mengangguk, membenarkan ucapan Ovi, masih dengan mulut yang mengunyah cake tape keju.

"Kita bantu lo Al, sampe lo bener-bener bisa ngelawan rasa takut itu."

"Kita juga yakin kalau lo itu bisa ngelewatin ini Al" yakin Ovi pada Alana.

Untuk beberapa saat Alana terdiam, sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Yakin Al, kita bakal bantu lo." kata Ovi seraya menyadarkan Alana.

Alana tersenyum, "hm makasih ya, gue juga yakin kok kalau nanti gue bakalan bisa ngelawan rasa takut ini sendiri. Untuk sekarang gue mau coba tapi pelan-pelan."

"Sayang Al.." kata Erin sambil memeluk Alana yang diikuti Ovi.


Ddrrtttt... ddrrtttt... Getaran dari handphone milik Erin yang diletakkannya di atas meja mengambil atensi mereka bertiga. Iya, itu adalah reminder yang dipasangnya guna mengingatkannya jika ada jadwal kuliah.

Memang sepelupa itu dia orangnya akan jadwal kuliah, tapi tidak dengan janji nonton film ataupun jalan dengan Ardi. Itu justru sebaliknya, Ardi yang sering lupa akan janji yang telah mereka buat. Jika Ardi melupakan janjinya dengan Erin, kalian taulah ya apa yang terjadi selanjutnya.

When Meet RegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang