Betapok

44 2 0
                                    

Isla, hanya gadis biasa, tak cantik, tak juga jelek, hanya saja dia berada di lingkungan yang mungkin benar kata Puja, sepupu Isla, salah.

Masuk sekolah favorit hanya bermodalkan kepintaran, sementara seisi sekolah rata-rata anak orang kaya, ribet.

Sekolah Isla, ibarat gudangnya pangeran tampan, dan putri cantik, dan apalah arti Isla, kata Puja lagi, Isla ibarat hanya Dayang istana, yang kerjaannya disuruh-suruh.

Tapi bagi Isla, terserah teman-temannya mau bicara apapun tentang dia, karena dia datang ke sekolah bukan untuk ikut ajang pencarian bakat, atau ajang kecantikan, tapi dia datang ke sekolah untuk cari ilmu, dan tiga tahun, memang tak bisa dibilang waktu yang sebentar, tapi bertahan saja, dan dapatkan ijazah, untuk modal melanjutkan perjalanan hidup yang singkat.

     "Lapor kenapa La, kesel lama-lama aku, apa yang mereka lakukan ke kamu itu, sudah kelewatan, nge-bully orang tanpa perasaan,"ucap Puja yang sudah kesal karena begitu sabarnya Isla menghadapi teman-teman sekolahnya

  "Syukurlah aku nggak sekolah ke sana, nggak tahu deh, kalau ikutan kamu sekolah ke sana, alamat drop out yang ada, soalnya  yang mulutnya pada nggak pernah sekolah, bakal aku jejali cabe satu-satu" ujar Puja geram

  "Kayak berani saja" ujar Isla

  "Berani lah, nggak kayak kamu, banyak diamnya"balas Puja "Sudah sampai non, sekolah Istimewanya" sembari Isla memberhentikan sepeda motornya

   "Kuatkan hatimu ya" lagi-lagi Puja menggoda Isla yang terlihat malas untuk sekolah. Puja tahu, sebenarnya Isla sudah lelah dengan semua yang ada di sekolah, terlebih dengan kondisi keluarganya, kedua orangtuanya kerap bertengkar, dan hal itulah yang membuatnya sering menginap ke rumah bibinya, ibunya Puja.

Dan seperti sekarang ini, sudah hampir satu bulan dia menginap ke rumah bibinya, lantaran kedua orangtuanya tidak ada dirumah, karena selepas bertengkar, sibuk dengan urusan pekerjaan masing-masing.

Dan pernah Isla berujar, jika ada dunia lain, dia ingin menghilang saja, dia ingin tahu, apakah nanti kedua orangtuanya akan mencarinya, atau justru masa bodoh dengan hilangnya dia.

  "Ada ekstrakurikuler, jadi sampai sore, kalau sudah mau pulang, nanti aku hubungi" Isla memberi tahu kepada Puja.

  "Oke sista, semangat ya!!" Puja mencoba menyemangati Isla.

  "Oke, hati-hati bawa sepeda motornya neng, jangan ngebut" Isla mengingatkan Puja, yang hobinya memang ngebut, karena memang cita-citanya ingin jadi pembalap. Dan Puja hanya menanggapi dengan melambaikan tangannya, dan kemudian pergi.

Sejujurnya Isla memang sedang tidak bersemangat untuk sekolah, mungkin karena memikirkan kedua orangtuanya, yang terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan seakan menganggap dirinya tak ada.
Dan terkadang Isla berpikir, apa benar dia anak kandung, atau jangan-jangan cuma anak angkat.

  "Holaaa favoritnya para guru-guru sudah datang, kok kusut banget tuh muka" Felix murid paling pintar,tapi juga biang kerok, punya hobi nge-bully siapa saja yang tidak ia suka, terlebih Isla, karena dari kelas satu SMA, Isla tak mampu Felix geser dari peringkat pertama dan terbaik.

Karena Felix adalah anak donatur sekolah, jadi guru-guru tak bisa berbuat banyak. Selain Felix, ada dua murid lagi yang punya hobi nge-bully Isla, yaitu Ratih dan Sesa, dan ketiganya tergabung dalam geng Fres.

Geng Fres sangat terkenal dikalangan guru-guru, selain karena pintar, juga pembuat onar, dan hobi nge-bully teman-teman sekolah mereka yang tidak mereka suka, dan kali ini yang menjadi target utama mereka adalah Isla.

Dan rupanya mereka sudah menyiapkan rencana untuk mengerjai Isla, nanti waktu kegiatan ekstrakurikuler.

Dan ketika kegiatan belajar biasa, ketiganya berpura-pura baik pada Isla, dan mengatakan menyesal karena selama ini, sudah kelewatan terhadap Isla. Isla yang mudah terenyuh, begitu saja mudah percaya dan akhirnya masuk jebakan geng Fres.

Karena kegiatan ekstrakurikuler ternyata selesai lebih cepat, disaat anak-anak yang lain memilih pulang, geng Fres justru mengajak Isla main petak  umpet ke hutan belakang sekolah.

Padahal area hutan tersebut  selama ini ditutup, lantaran kontur tanahnya labil, dan terdapat bangunan tua yang miring disana, karena takut jika dibuka, nantinya akan ada yang masuk ke rumah tersebut, dan menyebabkan korban jiwa.

  "Kita main permainan Betapok bagaimana?" Usul Felix, yang memang sudah memikirkan apa yang akan dia lakukan pada Isla.

Betapok sendiri adalah permainan sembunyi, dan nanti ada yang mencari. Dan rencana ketiganya, ketika Isla sembunyi, mereka akan meninggalkan Isla ke dalam hutan.

Mereka penasaran apakah Isla nantinya takut jika ditinggal sendirian didalam hutan, karena sejauh ini, apa yang mereka lakukan kepada Isla, tak mempan, karena reaksi Isla biasa saja, dan hal itu membuat ketiganya semakin kesal.

  "Kok ke sini?" Tanya Isla

  "Kita main Betapok, sambil uji nyali bagaimana, disini kan sepi, sekarang kita hompimpa, seperti biasa yang kalah jadi oke" Ratih menjelaskan rules permainan Betapok, yang sebenarnya sudah mereka modifikasi sendiri.

  "Oke"jawab Isla dengan raut wajah tenang.

Dan hompimpa dimulai, hasil akhirnya, Sesa yang kalah dan memang sudah mereka rencanakan, sebelumnya seperti itu.

Dan ketika Isla mulai bersembunyi, ketiganya, justru meninggalkan Isla sendirian.

Isla heran kenapa tidak ada yang  mencarinya, dan akhirnya Isla memutuskan untuk pulang, tapi Isla merasa ada yang aneh dengan jalan yang ia lewati, dia ingat betul kalau untuk menuju sekolah ada jalan setapak kecil, tapi kali ini dia tidak menemukannya.

Dan Isla mulai panik, karena hari sudah mulai gelap, dan sejujurnya Isla takut gelap.

Geng Fres yang merasa Isla pasti sudah keluar hutan, dan tentunya pulang sembari menangis, merasa senang karena sudah berhasil mengerjai Isla, lagi pula kegiatan  ekstrakurikuler memang selesai lebih awal, dan seharusnya Isla langsung pulang, tapi sengaja mereka buat temu janji ke hutan belakang sekolah, untuk main permainan Betapok.

Puja heran, kenapa Isla tak kunjung menghubunginya, dan karena sudah lewat jam sekolah, Puja memutuskan untuk pergi ke sekolah Isla, dan menurut penjelasan penjaga sekolah, kegiatan ekstrakurikuler sudah selesai lebih awal.

Puja pun bertanya apa penjaga sekolah melihat Isla, tapi ketika mendengar kalau Isla sudah pulang bersamaan dengan siswa yang lain, Puja penasaran, pergi kemana Isla.

Dan hari sudah mulai gelap, dan sulit untuk melihat sekeliling, tapi ketika berjalan semakin menjauh, tiba-tiba dari kejauhan, Isla melihat ada cahaya terang yang menyilaukan, yang membuat Isla berpikir kalau ada orang datang, dan mungkin sedang mencarinya.

Tapi cahaya itu meredup dan hilang. Dan sama sekali tak ada suara orang yang memanggil namanya. Isla mulai takut, tapi dia mencoba tetap tenang, dan cahaya yang ia lihat dari kejauhan, perlahan mendekat ke arahnya, dan samar-samar dia melihat siluet tubuh tinggi besar, dengan petromax ditangannya. Isla heran, zaman sekarang sangat sulit menemukan orang menggunakan lampu petromax lagi, kecuali yang sistem charger.

Dan ketika pemilik tubuh tinggi besar tersebut mendekat, dengan lampu petromax tepat didepan wajahnya, Isla gemetar, sekaligus kagum, karena jelas, pemilik tubuh tinggi besar tersebut memiliki mata biru indah, dengan alis tebal, namun tanpa garis bibir, tampan tapi tetap saja menakutkan, dan entah kenapa, tiba-tiba Isla merasa kepalanya pusing dan akhirnya semuanya gelap.

To be continued......
Belajar menuangkan ide yang sudah memenuhi memori internal otak....

 

BETAPOK Part 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang