Isla terbangun, karena mendengar suara ayam berkokok sangat nyaring, serasa suara ayam tersebut terasa sangat dekat di telinganya.
Mata Isla mengitari sekeliling kamar tempat dia terbaring, sebenarnya dia ingin duduk, tapi kepalanya masih pusing, tempat yang asing, itu yang terbersit dalam pikiran Isla pertama kali, ketika melihat sekeliling ruangan, bangunan permanen, dengan banyak ornamen unik, dan nuansa rumah etnik, jarang sekali di zaman modern, orang menata rumah mereka, seperti apa yang dilihat Isla sekarang, unik, etnik dan sebenarnya agak sedikit menunjukkan suasana seram dan suram.
"Sudah bangun rupanya, Dara?" Suara seorang wanita paruh baya mengagetkan Isla.
"Dara?" Isla bingung kenapa wanita paruh baya tersebut memanggilnya Dara.
Dan Isla kaget bercampur kagum ketika mengamati wajah wanita paruh baya tersebut, karena memiliki mata yang sangat indah. Mata berwarna biru dan hal itu mengingatkannya pada laki-laki tinggi besar yang membawa lampu petromax.
Dan meskipun sudah paruh baya, tapi sisa kecantikannya sewaktu muda masih jelas tersisa.
"Bagaimana kalau kita pulangkan saja dia Uma, karena kalau tetap disini, dia bisa mengacaukan tatanan kehidupan kalau sampai pihak kerajaan tahu, ada manusia disini"
suara seorang laki-laki yang mencoba memberi saran kepada wanita paruh baya, yang ia panggil Uma. Isla tidak begitu jelas melihat wajah laki-laki tersebut, karena terhalang kain gorden.
"Lalu kenapa kamu membawanya pulang?" Tanya Uma
"Penjaga perbatasan menemukannya pingsan, segala macam aku lakukan, agar dia tidak dibawa pergi ke kerajaan, dan untungnya yang sedang berjaga hari ini paman muda, jadi mudah urusannya"
"Mudah untukmu? Setelah ini, apa kamu pikir mereka tidak akan mencari keberadaan Dara, para perwira istana yang sekarang, bukan seperti perwira istana zaman dulu, wangi tubuh manusia sangat mudah bagi mereka untuk mendeteksinya, terlebih sekarang semua sudah jauh lebih modern"
"Manusia? Maksud kalian apa?" tanya Isla yang akhirnya memaksakan dirinya untuk berdiri, dan berjalan menghampiri wanita paruh baya yang dipanggil Uma.
"Aku jelaskan ya Dara, saat ini kamu ada di negeri Buni, dan tepatnya suku Buni, alam kami, bagaimana ya menjelaskannya, terkadang kami saja susah untuk mendeskripsikan diri kami sendiri seperti apa, sederhananya, begini, kalian sering mendengar orang yang mendaki gunung, atau pergi ke hutan lalu hilang, nah seperti itulah kira-kira apa yang sedang kamu alami saat ini, tapi kami bukan menculik ya, catat itu, kalian saja yang nyasar, dan masuk ke wilayah kami tanpa izin, dan tertangkap, dan kamu tahu, sangat sulit untuk memulangkan kalian" Uma menjelaskan panjang lebar kepada Isla.
"Jadi kalian bukan manusia?!" Isla berteriak di sembari mengambil ancang-ancang utuk lari, tapi buru-buru di tahan laki-laki dibalik gorden, dan Isla tercengang lebih tepatnya tak bisa berkata-kata ketika melihat wajah laki-laki tersebut, masih muda, dan yang jelas sangat tampan, dengan mata biru dan alis tebal, serta hidung mancung, apalah arti ketampanan para siswa sekolah Istimewa.
"Aku bertaruh nyawa untuk menyelamatkan mu, ini balasan mu, kabur! Kau tahu, kalau sampai ketahuan ada manusia tinggal disini, kami akan akan kena hukum kurungan, dan terusir selamanya dari suku Buni." ucap laki-laki tampan, yang masih memegang erat lengan Isla.
"Lepaskan dulu tanganmu, kalau begitu antar aku pulang" pinta Isla
"Tidak semudah itu Dara" ucap Uma
"Uma benar" timpal laki-laki tampan tersebut.
"Namaku Isla, bukan Dara" Isla merasa tak nyaman dengan nama panggilan yang diberikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/227677155-288-k45887.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BETAPOK Part 1
FantasyPermainan hide and seek yang mengubah hidup Isla, gadis yang kurang populer, kerap di bully di sekolah, dan menjadi introvert. Permainan yang membawanya masuk ke dimensi lain, dan terdampar ke sebuah kerajaan bernama Buni, negeri para lelembut, yang...