13. Tikungan tajam.

3.6K 428 73
                                    

Jisell merengut melihat Jennie yang sibuk dengan buku sketsa miliknya, temannya itu memang berencana membuka butik sendiri dengan modal dari hasil menjual mobil dan juga apartemen nya, Jadi Jennie juga harus rela hidup dengan hemat mulai sekarang.

"Lo kenapa sih? Manyun mulu dari tadi," Jennie menutup buku gambar nya.

"Renni balik, lo tau dari Mattew pulang sampai tadi pagi dia modusin cowok gue" Jisell berdecak pelan, beda dengan Jennie yang tersenyum menggoda ke arahnya.

"Acieeee, cieeee.." Jennie tersenyum lebar "..Akhirnya mas seksi lo akuin pacar juga Jis."

"Gue di lamar kemaren," Jisell memperlihatkan cincin batu safir yang melingkar di jari manis nya.

"Bajingan lo, Jis. Kok bisa?. Gue envy nih." Jennie memasang wajah cemberut nya "..ayo dah malam ini ke club yuk, cari cowok tajir kayak Matt. sekaligus kita rayakan lo yang udah official jadi calon istri Mattew. gue bahagia sahabat gue mau kawin."

"Ayo deh, tapi gue ajakin Matt deh. Dari pada dia di godain kakak gue." Jisell menjawab.

"Jujur deh, sist. Lo mulai ada rasa yang unch-unch manja sayang sayang tai kucing 'kan sama mas seksi?"

"Bahasa lo, sayang tai kucing apaan. Enggak lah!"

"Gengsi mulu di gedein. tapi gue senang lo mau di kawinin." Jennie tertawa kecil. Jisell menghela napas, sejak dulu Jennie memang sahabatnya yang sangat senang kalau melihat Jisell bahagia atau mendapatkan sesuatu seperti juara kelas ataupun menang perlombaan.

"Yang gengsinya tinggi itu sih lo, si Zidan ngode lo nya sok enggak peka lagian ya mantan ya mantan aja, udah gas aja Zidan."

"Itu sih kayaknya lo mendiskripsikan Mattew, kalau Zidan mah kalau udah sayang bakalan sayang banget, makanya susah move on dari Krisha."

"Sewot banget, bu.." Jisell mencolek dagu Jennie.

"Aelah, gue yang godain lo. Kenapa gue yang kena." Jennie berdecak pelan lalu meminum es kopi susu nya.

"Jisella Anastasya gitu loh." Jisell tertawa.

"Oke jadi gimana tadi kakak lo?" Jennie bertanya, Jisell menekuk wajah nya lagi.

"Tadi pagi, Matt datang ke apart gue. Renni udah sok sibuk bikin sarapan dan lebih gila nya lagi dia pakai jatuh, meluk Matt lagi. Lo tau kan cowok gue itu fucek boy, eh salah. Fucek man maksud gue. Jadi dia malah sok baik rangkul-rangkul Renni alasan nolongin" curhat Jisell.

"Numpang nanya" Jennie mengangkat satangnnya "apa bedanya fucek boy sama fucek man?. Sama aja goblok!"

"Beda lah, kan kalau boy itu masih remaja atau pemuda yang belum kerja atau masih minta uang bokap nyokap nya, ya mungkin juga udah kerja tapi gajihnya dikit, lah kalau Man itu kayak Mattew, mapan, kaya melintir sampai enggak bisa hitung jumlah kekayaan dia, udah kerja, dewasa, hot." Jisell menjelaskan.

"Jadi sekarang lo udah ngakuin dia, kan?" Jennie bertanya lagi.

"Awalnya udah, tapi karna Renny bikin tikungan tajam. Gue mau liat gimana Matt ngelewatin tikungan tajam kakak gue" Jisell menjawab.

"Ya udah sih, pertahanin aja. Lagian lo sama Renni 'kan juga masih cantikan lo." Jennie memberi saran dengan wajah santai nya.

"ya 'kan Jen, ibarat eskrim. gue ini eskrim coklat paling enak sedunia tapi kalau favorit dia eskrim strowberry gimana?"

"Jis, lo enggak usah overthinking begitu. Mattew itu punya lo, dia sukanya sama lo, yang di lamar juga lo. ngapain lo mikirin Renny ataupun eskrim, enggak penting Jis. lo dan Mattew itu saling suka, udah gitu doang." ucapan Jennie membuat Jisell tersenyum lebar dan mengangguk.

Sexy Man Next doorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang