16. Berantem unch unch

3.5K 429 175
                                    


.............

Jisell menaikkan dagu nya saat bertemu Mattew di lorong apartemen, lelaki itu sepertinya baru pulang. Dan yang membuat Jisell menganga sambil membawa plastik sampah nya karena Mattew hanya melewati nya begitu saja tanpa menahan nya seperti biasa.

"Mas Matt"

Jisell kenal suara itu, suara manja Renni yang di buat-buat.
Jisell mengerjapkan matanya, ia tidak salah dengar kan kalau Renni memanggil Matt dengan sebutan Mas.

"Iya Ren?" Mattew menjawab.

"Aku tadi buat sup, ini buat kamu." Renni memberikan semangkuk sup daging "..aku baru belajar sih, tapi kata adik ku, maksud ku mantan kamu. Enak, di makan ya!. Pasti capek kan pulang kerja"

Renni mengusap lengan sandar-able Matt yang biasanya jadi tempat ndusel-ndusel Jisell.

"What the fuck" Jisell berbalik dan melanjutkan langkah nya untuk membuang sampah.

"Ya Tuhan, berikan hamba cowok alim, baik hati, cute, mapan. Cukup ya Tuhan engkau berikan hamba lelaki bentukan Vincent yang gantle tapi homo, lelaki yang ala-ala wattpad berengsek tapi insaf dan setia pada satu perempuan tapi nyata nya tetap aja fucek man" Jisell menghempaskan sampahnya di tumpukan sampah tanpa peduli pedugas kebersihan yang menatapnya aneh.

"Saya bukan Tuhan, mbak"

Jisell mendengus dan berkacak pinggang.

"Siapa yang bilang mas nya Tuhan, please deh. Saya lagi do'a" Jisell menjawab.

"Ya kalau do'a jangan di tempat sampah juga, di tempat ibadah mbak!"

Jisell mengerucutkan bibirnya lalu berbalik pergi, bukan pergi ke arah apartemen nya tapi malah pergi ke toserba seberang apartemen nya.
Jisell merogoh saku dress selutut nya dan menatap uang dua puluh ribuan yang di miliki nya.

"Pop mie cukup nih sama kacang pilus plus air mineral tiga tibu" Jisell langsung masuk ke toserba itu.

[]

Mattew menatap dingin Renni, tatapan yang awalnya terkesan lembut itu kini berubah tajam.

"Bawa pulang!, saya tidak makan masakan dari wanita lain selain pacar saya" Mattew berkata.

"Kalian udah mantanan, lagian kalau aku mau, aku bisa laporin kamu karena udah ngebobol kamar ku" Renni mengancam.

"Kamu pikir kamu sebanding dengan saya?" Mattew tersenyum miring "..kamu belum tahu siapa saya"

Mattew masuk ke dalam apartemen nya meninggalkan Renni yang mematung dan merasa tertohok.

"Sella lagi, Sella lagi. Gue juga cantik kali" Renni menendang pintu apartemen Mattew lalu mengaduh karena kaki nya yang sakit. "Sakit jiwa gue lama-lama tinggal sama Jisella"

Mattew keluar ke arah balkon apartemen nya dan menopang dagu nya, ada helaan nafas saat lelaki itu melihat Jisell yang duduk di depan toserba dan memakan mie cup, cukup jauh tapi Mattew masih mengenali gadis nya itu. Rambut pirang yang lagi trend itu cukup mencolok dan baju dress rumahan selutut itu juga di belikan Mattew saat mereka liburan.

"How cute you are my love" Mattew berkata, sudut bibir nya tertarik memebentuk senyum yang membuat wajah tampannya semakin mempesona.

Mattew yakin, Jisell pasti sangat kesal sekarang. Gadis nya itu bahkan berbalik melihatnya dan Renni tadi. Urusan uang yang di habiskan Jisell juga tidak seberapa kalau nyata nya gadis itu ternyata sudah menyukai nya.

Mattew hanya ingin membuat Jisell sadar akan keberadaan nya, sadar kalau gadis itu sudah mencintai nya.
Terdengar cheesy memang kalau seorang Mattew membahas hal cinta, untuk lelaki yang sering bergonta-ganti wanita. Tapi kali ini, Mattew rasa ia sudah menemukan perempuan yang pantas mendampingi nya.

Sexy Man Next doorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang