4. Selingkuh

10.5K 632 52
                                    

Jisell beberapa kali menepis tangan Mattew yang dengan setia merangkul pinggangnya, apalagi ia yang hanya mengenakan mini dress hitam dengan rambut terurai, Jisell tidak berdandan berlebihan. Ia hanya memakai lipstik merah yang membuat Mattew beberapa kali ingin menciumnya tapi kali ini rasa penasarannya membuat ia bisa menguasai dirinya agar tidak terbuai dengan pesona lelaki seksi itu.

Jisell harus lepas dari Mattew sebentar saja. Ia ingin menemui Jennie, sahabatnya yang di undang di acara ulang tahun Joshep. Jisell tidak tahu kenapa lelaki itu tidak mengundangnya padahal dia pacar roommate lelaki itu.

"Matt." Jisell mengeraskan suaranya. "Tunggu disini ya!"

Mattew menatap tidak suka, ia tidak akan mau meninggalkan gadis itu apalagi banyak mata lelaki yang menatap ke arah gadis dengan bibir berbentuk hati itu, di tambah Jisell sangat menggoda hanya dengan memakai lipstick merah.

"No.." Mattew menjawab.

"Gu ...." Jisell harus bersikap manis dulu agar Mattew bisa membolehkannya. "Aku mau ke toilet"

"Ku temani, Sugar." Mattew membalas, agak aneh di telinga Jisell saat mendengar panggilan manis dari Mattew, padahal sudah jelas Jisell menolak lelaki itu.

"Matt, gue udah kebelet. Titip tas gue aja 'lah." Jisell langsung memberikan tasnya dan hanya membawa ponselnya untuk menghubungi Jennie. Jisell tidak berbohong kalau dia ke toilet, tapi Jisell ke toilet untuk menelepon Jennie.

"Jen, kalian di lantai berapa?" Jisell bertanya sesaat Jennie baru mengangkat telpon nya.

"Lantai enam, buruan elah. Cowok lo udah keterlaluan." Jennie membalas di sambungan telepon

"On the way." Jisell mematikan teleponnya, ia sudah sangat penasaran dengan pacarnya itu Jisell melihat Mattew yang duduk di meja bartender dan sedang minum. Jisell harus fokus kepada Vincent dari pada fokus pada Mattew yang sedang di dekati beberapa wanita.

"Cih.. dasar Penjahat Kelamin." Jisell mencibir saat melihat Mattew hanya diam di goda beberapa perempuan, sebelum masuk ke dalam lift.

Tidak perlu menunggu lama dari lantai tiga ke lantai enam, bar terbesar itu memang menjadi favorite banyak orang. Musik yang lebih menghentak tidak terlalu terdengar karna lantai enam ini lebih kepada Room bukan seperti di lantai tiga yang bebas.

"Jisell." Jennie langsung menyambutnya dengan raut wajah yang khawatir.

"Kenapa gue enggak tahu apapun, Jen?" Jisell langsung bertanya.

"Gue juga enggak tahu, gue ikut undangan gebetan gue. Gue juga kaget Jis, lo enggak tahu apapun tentang pesta ini, gila beneran gila deh." Jennie menarik napasnya.

"Kaisan, maksud lo?" Jisell mengerutkan keningnya, dan Jennie mengangguk.

Getaran ponsel Jisell membuatnya menghela napas, ia melihat nama kontak Mattew di layar teleponnya. "Jen, jujur lo lihat pacar gue kenapa?"

"Lo lihat sendiri deh Jis, gue enggak tega kasih tahu. Lebih baik lo tanyakan sendiri atau tampar sendiri." Jennie menghela napas.

"Vincent selingkuh?" Dada Jisell rasanya berdenyut sakit.

"Lihat sendiri aja ya!" Jennie balas menatap sendu.

"Jen, nitip hape gue. Gue datang sama tetangga gue, barusan. Tapi gue tinggalin dia." Jisell memberikan ponselnya pada Jennie yang sekarang memasukkan ponsel Jisell ke dalam tasnya.

"Kalau sama kak Sania, ajak aja sekalian. Biar bisa mergokin cowok lo juga." Jennie berkata. Jisell menggeleng sebagai jawaban.

"Sama si cowok seksi." Jisell menjawab

Sexy Man Next doorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang