5. Morning

9.3K 568 40
                                    

Jisell lupa segalanya, yang di ingatnya saat bangun pagi ini adalah Vincent yang selingkuh darinya lalu mereka putus. Jisell meringis memegangi kepalanya, rasanya kepalanya seakan pecah. Belum lagi cahaya matahari yang terasa sangat silau, Jisell tahu harusnya sebelum pergi keluar, dia harus menutup gorden balkonnya.

"Sudah bangun?"

Kening Jisell mengerut, ia mengenal suara itu. Suara rendah yang seksi milik tetangganya. Ah, Jisell rasa ia memang terlalu mabuk tadi malam.

"Jisella?"

Jisell mengerang dan mencoba duduk sambil memegang kepalanya. "Kenapa sih manggil-manggil? Sakit nih." Jisell menjawab.

"Kalau kamu tidak mau bangun, aku akan meniduri mu sekarang juga."

Jisell mengerutkan keningnya, ia kenal suara bernada rendah yang seksi, yang sekarang berbicara dengannya itu.

"Matt?" Jisell mengerjapkan matanya.

"Iya?" Mattew menjawab.

"Mattew?" Jisell meyakinkan.

Mattew menghela napasnya lalu mendekat, bahkan sangat dekat sampai hidung mancung Mattew menyentuh hidung Jisell.

"MATTEW?" Jisell membulatkan matanya.

"Sudah sadar 'kan, sekarang bersihkan dirimu! Bagaimana bisa ada gadis cantik tapi bau." Mattew menjauhkan wajahnya lalu menepuk lembut puncak kepala Jisell.

"WHAT?" Jisell memekik kaget.

"Cepat Jisella! Atau aku akan melanjutkan aktivitas kita yang tertunda." Mattew memejamkan matanya mengingat pergulatan panasnya yang gagal karena Jisell muntah, Mattew juga terpaksa menggantikan baju gadis itu dan membawanya pulang ke apartemen Jisell sendiri. Kalau sampai Jisell sadar ia bangun di kamar Mattew, sudah pasti ia akan berteriak kaget.

**

Jisell tidak mengerti kenapa pagi ini tetangga super seksi nya bisa ada di apartemen nya, sekali lagi Jisell rasanya ingin terjun dari balkon apartemen nya karna lupa segalanya. Seingatnya Mattew sedang mengobrol dengan seorang wanita di bar saat Jisell meninggalkannya.

Sungguh Jisell ingin mengumpat pada Vincent yang berselingkuh ataupun pada Mattew yang sok gantlemam mengantarkan nya ke bar tapi ujung nya bersama wanita lain.

Drrrrttt.. drrrrrttt

Jisell berdecak pelan saat melihat Handphone nya bergetar, dan nama Jennie muncul di layar nya.

Jisell duduk di depan meja riasnya dengan tangan kanan yang sedang memegang hair dryer dan tangan kiri mengakat telpon sahabatnya itu.

"Syukur lo masih hidup" helaan nafas Jennie terdengar. "Lo tahu enggak sih gue kawatir, sell. Kali aja lo keenakan sama si mas tetangga"

"Maksud lo apa, Jen?" Jisell mengerutkan keningnya.

"Aelah, lo enggak sadar atau sok polos. Jelas-jelas tadi malam lo di gendong mas tetangga"

"Hah?, Lo jangan bercanda"

"Gue jadi lo, bisa seluruh jiwa raga gue kasih buat tetangga lo itu. Siapa namanya?, Mattew"

"W...wait!, Gimana sih?" Jisell tidak akan mengulang pertanyaan nya kalau ia ingat segalanya.

"Lo di bawa pulang sama tetangga lo itu. Lo kobam sayang"

Jisell langsung mematikan telponnya, tidak kuat lagi mendengar penjelasan Jennie, Jisell merutuki kebodohannya. Sudah ia pastikan kalau ia bertindak bodoh saat mabuk tadi malam. Jisell menarik nafasnya mencoba tenang, ia akan bertanya langsung pada Mattew tentang kelakuan bodoh nya saat mabuk.

Sexy Man Next doorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang