Ekstra Part

888 26 0
                                    

Karena sebesar apapun kesalahan yang kau lakukan, tuhan punya banyak pengampunan.

Happy Reading 😍
.
.
.

Riski Ali Narendra adalah nama anak pertama ku dan mas Raffi. Lahir dengan berat 3.5 kg, tepat jam 23.00 di Klinik bersalin Bidan Vega karena sudah tidak keburu ke Rumah sakit. Harusnya perkiraan lahir, masih sepuluh hari lagi. Namun ternyata Putra kami ingin segera menyapa kedua orang tuanya.

Aku dan Mas Raffi sangat bahagia menyambut hadirnya Riski. Bagi kami dia adalah hadiah besar yang di tunggu dengan kesabaran. Alhamdulillah.

Kami merasa bahagia karena akhirnya apa yang kami inginkan, kami pinta dalam doa bisa kami dapatkan dengan cara Allah yang maha sempurna.

" Terimakasih sayang sudah berjuang untuk anak kita. Makasih sudah membuat semua sempurna. Aku sayang kamu." bisik mas Raffi di sela tangis harunya.

Aku hanya bisa mengangguk pelan. Rasanya ingin bertemu mama untuk memohon ampun atas semua dosa. Karena aku kini tahu bagaimana sulit melahirkan. Pertaruhan nyawa hidup dan mati demi memberi kesempatan anak kita hidup dan melihat indah dunia.

" Riski Ali Narendra. Adalah nama yang aku pilih untuk anak kita. Riski akan menjadi sekuat Ali bin Abi thalib. Akan menjadi anak yang pemberani membela kebenaran." ujar mas Raffi sambil menggendong Riski, putra kami.

Sekian menit kemudian, suara adzan berkumandang. Suara merdu mas Raffi di telinga Riski membuatku menangis haru. Ada rasa sedih, bahagia, bangga dan semua menjadi satu. Alhamdulillah saja rasanya kurang mengungkapkan rasa syukur kami di hari lahirnya Riski ke dunia.

--

Sudah 40 hari sejak kelahiran putra kami Riski. Malam ini akan diadakan Akikah untuk riski. Mama ku dan ibu mertua sedang sibuk melakukan persiapan akikah anak pertama kami.

Para tamu dari tetangga, rekan kerja dan kerabat juga datang. Sholat nabi berkumandang mengiringi proses akikah. Riski anteng saja dalam dekapan gendongan mas Raffi. Satu persatu menggunting rambut Riski, mengelus puncak kepala dan mendoakan terbaik bagi anak kami.

Setelah itu, ustadz Rafli Ahmad memberi wejangan. Sedikit tausiah di acara akikah malam ini.

" Anak adalah bagai kertas putih bersih. Dilahirkan dalam keadaan suci dan tak berdosa. Masa depan setiap anak tentu memiliki garis hidup masing - masing sebagaimana telah di tentukan sejak dalam kandungan. Namun peran orang tua sangat penting dalam membangun karakter dan tingkah laku di masa depan. Orang tua harus mampu memberi didikan dan panutan untuk membentuk karakter anak. Semoga anada Riski Ali Narendra akan menjadi anak yang berbakti pada orang tua, agama dan negara. Aamiin Allahumma Amin."

Doa baik malam ini kami dapatkan. Banyak sekali pihak yang ikut berbahagia dengan hadirnya Riski. Tak luput juga aku yang selalu berharap terbaik dengan hadirnya dia ke dunia kami yang penuh dengan rona bahagia. Semoga keberkahan senantiasa tersemat dalam keluarga kecilku.

--

Satu tahun berlalu tanpa terasa, Riski sudah bisa belajar merangkak. Dia tumbuh sehat dan tampan tentu saja. Aku bersyukur karena di usiaku yang beranjak 33 tahun Allah memberi kado spesial dengan hadirnya Riski. Sejak ada Riski, mas Raffi jarang lembur kerja. Siang hari selalu pulang makan siang dan bermain dengan Riski.

Jika hari masuk sekolah, aku membawa Riski ke sekolah. Siangnya biasanya Bunda akan bawa riski pulang duluan. Kadang Riski juga bermain bersama ibu mertua, neneknya. Kami membiasakan Riski memanggil mama dengan sebutan oma, dan memanggil ibu mertua dan ayah dengan sebutan nenek dan kakek.

" Sayang, kamu lihat kaos kaki mas dimana?" kebiasaan mas Raffi tuh

" Di lemari ayah, sudah di cuci."

Dia pun langsung mencari hal itu. Jangan salah meski mas Raffi ini sudah jadi bapak bapak, dia tetaplah selalu begitu. Bingung dimana meletakkan barang. Masku ini masih suka nanya dan males mencari lebih dulu.

" Sarapannya sudah siap Mas. Aku mau siap - siap berangkat sekolah. Kamu sarapan duluan ya."

" Nggak, aku nunggu kamu. Hari ini gak ada hal penting di Cafe. Sini aku gendong Riski. Kamu siap - siap dulu."

Begitulah keseharian kami. Intinya selalu ada hal menarik untuk dibahas. Bukan berarti adem ayem. Kalau mas Raffi lagi sibuk kerja, aku suka marah - marah juga. Cucian belum di ambil, Riski yang seharian rewel, belum lagi tugas mengisi nilai raport dan lainnya.

Pertengkaran kecil itu biasa terjadi. Alhamdulillah fokus kami masih sama anak dan itu yang diutamakan.

Aku dan mas Raffi tidak sempurna. Kesalahan kami pernah dilakukan di masalalu. Namun sejauh ini, kami sepakat menutupi lembaran lama dan bersiap dengan lembaran baru kami berdua. Kami memilih berdamai dengan ego dan bersabar dalam bahtera.

Kisah tak sempurna ini, menjadi kan kami sadar bahwa manusia bukan makhluk yang kuasa atas segala. Biarkan tenang dulu biar semua bisa melangkah pelan sesuai takdir ilahi robbi. Sejatinya hidup adalah saat kamu belajar baik dan jadi lebih baik lagi.

-- End --

Jangan lupa vote tekan bintang 😂
Bye 😘

JANJI DELISHA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang