Puas berkeliling di sekolah lama Rey, Sekarang dia mengajak ku ketaman hiburan paling populer, Ancol. Selesai membeli tiket, kami langsung masuk dan aku sangat antusias untuk mencoba berbagai wahana permainan. Dengan jurus andalan ku, susah payah aku membujuk agar Rey mau ikut menemani ku bermain.
"Ayolah Rey satu kali lagi inii aja, habis itu kita pulang!"
"Ayola Ra, gue udah capek. Lo aja sendiri ya, gue makan es krim, duduk santai sambil merhatiin lo main, oke!" Dia hendak beranjak pergi menuju tempat eskrim, namun aku segera menahan tangan nya.
"Reyy" ucapku lirih dengan menunjukkan puppy eyes dan Mengerucutkan bibirku
Dan
"Whaaaaaaaa wuuhuuu reyyy ini seruuu bangettt!!" Teriak ku ketika akhirnya Rey mau menemani ku menaiki roller coaster. Sungguh aku sangat senang menaiki wahana memacu jantung ini sedangkan Rey yang tadinya menolak ajakan ku, dia pun ikut antusias sambil ikut berteriak bersama ku dan mereka yang menaiki roller coaster ini.
Puas dengan adrenalin roller coaster, kami beranjak turun, "Hah--Rey sumpah tadi seru bangettt!! Thanks ya udah nemenin gue" ucap ku dengan nafas yang masih terengah-engah seraya merangkul tangan Rey. Tapi tunggu! Kenapa tangannya begitu dingin? Apa dia begitu syok sehabis naik wahana tadi? Aku pun menengok kearahnya. kudapati wajahnya begitu pucat dan dia memegang kepalanya seperti menahan sakit.
"Rey lo gak papa?" Ucapku dengan penuh cemas
Dia menengok kearah ku dan tersenyum, "sshh-- gue--gak papa, tenang aja" jawabnnya diiringi ringisan kecil
"Lo gak usah bohong! Gak papa gimana muka lo udah kaya mayat hidup gitu!" Lelaki ini kenapa pandai sekali berdusta
"Astaga Ra gue seriusan gapapa, cuma pusing aja!"
Sekarang Kenapa mataku memanas melihat nya menahan sakit walau dia terlihat menyembunyikannya, namun aku dapat melihatnya, "Rey gu--gue minta maaf--hikss-- gara-gara gue lo jadi sakit. Se--sehar--usnya gue gak maksa lo buat ikut naik. Gue beneran minta maaf--hiksss--hikss"
tuhkan mewek-- Tapi sungguh aku sangat cemas dan merasa bersalah saat ini. Kepala ku tertunduk dalam menyembunyikan wajahku yang sudah kubayangkan mata dan hidung ku memerah.
"PRANK!!!HAHAHAHA"
What?!
Aku segera mendongakan kepalaku. Dan kulihat Rey sedang tertawa lepas setelah berhasil mengerjaiku"Omaygat Ara muka lo lucu banget. Coba tengok! Mata dan hidung lo merah gitu--hahaha--!"
Dia benar-benar menyebalkan. Tapi sungguh itu hanya Prank? Atau dia berusaha mengalihkan rasa cemas ku? Karena sungguh aku melihat ada rasa sakit disana
Menyebalkan sekali dia
"Aww!!" Teriak nya setelah aku memberinya penghargaan cubitan maut ku di perutnya
"Rasain lo!" Desis ku seraya meninggalkankannya
"Ara!! Sialan lo! Awas ya! Gue bakal balikin lo kealam ruh!!"
Dia terus mengumpat tidak jelas, dan aku hanya terus berjalan menuju pintu keluar sambil sekali menengok kearahnya sambil memeletkan lidah ku.
*****
Author POV
"Ara!! Sialan lo! Awas ya! Gue bakal balikin lo kealam ruh!!" Teriak Rey mengumpati sahabatnya itu.
Tanpa Ara sadari, Rey masih berdiri ditempatnya sambil terus meringgis dan memegang kepalanya. Sakitnya tadi bukan sebuah kebohongan. Ia benar-benar merasakan sakit yang luarbiasa dikepalanya. Namun karena ia tidak tega melihat Ara yang sudah menangis didepannya dan ia tidak mau tau kalau dirinya menyimpan rasa sakit itu, akhirnya Rey harus berpura-pura mengerjai Ara.
Beruntung Ara terlihat percaya meski kesal pada dirinya dan pergi meninggalkannya. Rey memilih mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia disana.
"Arrrggghh jangan sekarang!" Lirihnya seraya terus menjabak rambutnya berusaha mengalihkan sakitnya. Rey segera mencari botol obat yang selalu ia bawa
"Arrgghh sial! Obatnya gue simpan dimobil" desisnya. Rey lupa kalau hari ini ia belum meminum obatnya, padahal tadi sebelum berangkat Mamanya mengingatkannya untuk meminumnya. Bahkan beberapa jam lalu, Mamanya itu memberi nya pesan agar ia meminum obatnya.
Rey berusaha melangkahkan kakinya menyusul Ara yang sudah keluar. Dan ia melihat gadis itu tengah duduk didalam mobilnya dengan gadget ditangannya.
"Kok lama? Perut gue udah dangdutan nih minta diisi" ucap gadis disampingnya ini seraya menepuk-nepuk perutnya
"Dasar perut karet!" Balas Rey seraya terkekeh
"Bodo amat. Udahlah kita mampir ke restoran depan sana ya, bang. Ayo jalan!"
"Lo kira gue sopir lo?" Ucap Rey tak terima perintah gadisnya ini. Namun gadis cantik disampingnya ini hanya membalas nya dengan cengirannya.
Rey pun menjalankan mobilnya menuju restoran. Selang beberapa menit, mereka sampai. Rey sengaja menyuruh Ara turun duluan karena ia hendak mengambil obat yang ia simpan dia dashboard dengan dalih ia hendak memarkirkan dulu mobilnya. Beruntung gadisnya itu langsung turun dan masuk terlebih dahulu kedalam restoran itu.
"Arrrggghh--" sialnya sakit kepalanya kepala terasa, Rey kembali meringis dan memegang kepalanya. Keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya
Tes
Cairan merah pekat keluar dari hidung mancungnya. Rey segera mengambil tissue dan mendongakkan kepalanya guna menghentikan mimisannya. Sakit dikepalanya makin menjadi. Ia segera meminum obatnya walau dengan tangan yang gemetar. Rey berusaha menenangkan dirinya, setelah sakitnya agak reda ia pun segera turun dari mobilnya dan menyusul Ara.
"Lo parkir apa ngembaliin mobil ke dealer, sih?" Ah gadis itu sepertinya mulai kesal menunggunya
"Nyimpen mobil kerumah dulu!" Ucap Rey seraya beranjak duduk
"Tunggu dulu!" Ara terlihat bingung melihat kearah baju yang dipakai Rey
"Itu baju lo kok ada bekas noda gitu sih?" Rey yang terlihat bingungpun ikut melirik kearah baju bagian bawahnya. Matanya sedikit melebar melihat bekas darahnya tadi, "ahh ini tadi sss--sauss. Iya saus!"
"Masasih, emang kapan lo beli makanan yang pakai saus? Dari tadi kayaknya enggak tuh?" Rey bungkam. Benar juga, sedari tadikan Ara bersamanya
"Mmm--ahh tadi waktu gue lama itu, gue nubruk anak kecil yang beli sosis, tr--rus disosisnya itu ada sausnya. Ya udahdeh kena ke baju gue" alibi yang masuk akal Rey
Ara masih terlihat tidak percaya, kalau beneran itu saus kenapa Rey keliatan gugup banget? "Lo gak boong kan?"
"Elah ngapain gue bohong. Emang lo pikir ini apa, hah?! Udahlah mending kita pesen makan aja, tadi kan lo renggek-renggek minta dimakan" ucap Rey mengalihkan perhatian Ara.
"Lo tuh yang minta dimakan sama gue!"
****
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALmandara
Teen FictionAlmandara adalah namanya. Gadis cantik yang kerap disapa Ara adalah penaruh harap pada seseorang pemilik nama Aldebaran. "Semoga takdir bisa membantu ku dekat dengan mu" hanya Satu kalimat yang pintakan kala melihat sosok berkulit putih itu. Ibar...