Chapter-14

3 1 0
                                    

"Aku mampu menghadapi banyak orang, tapi dihadapan kamu, kenapa aku mampu menundukkan kepala? Kenapa aku tak mampu mengendalikan hatiku?!!"

___Almandara___

Libur sekolah telah usai, kini tahun ajaran baru telah datang. Usai menjernihkan fikiran selama kurang lebih duaminggu ini, kini para pelajar kembali ke rutinitas awal mereka.

Seperti halnya Ara, kini gadis itu harus kembali bangun pagi dan beranjak untuk bersiap sekolah. Usai mandi dan memakai seragam, suara notifikasi dari handphone nya menghentikannya untuk memakai sepatu dan segera membuka notifikasi pesan masuk dari WhatsApp nya

Tuan Bintang👻
Ara, Hari ini gue gk bisa msk sklh. Jdi lo gak usah nungguin gue, ya

Aku Cantik😎
Ini hari pertama mask, loh. Kenapa?

Tuan Bintang👻
Gue lagi ada urusan, semoga hari lo menyenangkan:)

Sebenarnya ada aneh dari pesan yang Rey kirim. Dari tulisan dan kaliamatnya, Seperti bukan dia yang mengirim pesan itu. Biasanya Rey lebih suka bercanda dan menggoda dirinya daripada to the point seperti itu. Ara merasa ada yang janggal, Namun ia segera menepis perasaannya dan segera turun untuk sarapan.

****
Hari ini SMA Angkasa dipenuhi siswa berseragam putih biru. Tentu saja, ini adalah ajaran baru dan SMA Angkasa merupakan salahsatu SMA favorit bagi siswa SMP untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.

Seorang gadis tengah melamun menatap rombongan siswa baru yang mulai memasuki aula sekolah. Berbagai perasaan dirasakannya hari ini. Ia senang, karena telah berhasil melewati satu tahun pendidikan nya dan naik kejenjang lebih tinggi dengan nilai memuaskan. Ia juga merasa bangga dan tidak menyangka karena ia telah mampu mengenakan jas almamater OSIS, organisasi tinggi di sekolahnya.

Namun disisi lain perasaan sedih dan cemas yang sedari tadi mendominasi hatinya. Hal itu dikarenakan dihari pertama sebagai siswa kelas sebelas, tidak ada sosok Tuan bintang yang selalu disampingnya. Entah kenapa perasaan cemas dan takut itu datang ketika Rey mengiriminya pesan singkat.

"Ara!" Lamunannya buyar ketika Gema memanggil namanya.

"Iya kak?"

"Selama masa MPLS ini, kamu bersama Vano ya." Ara mengerjap kaget untuk kedua kalinya. Hatinya berdebar ketika mendengar nama yang ada dihatinya sejak pertama kali bertemu.

"Mak--maksud kakak?"

"Iya, kamu ditugaskan sama Vano untuk menjadi pembawa acara selama masa orientasi siswa ini."

"Ta--tapi kak--"

"Tidak ada bantahan! Seharusnya ini tugas Rani, tapi dia tidak bisa karena masih diluar kota. Dan semua anggota sudah mendapatkan tugas, tinggal kamu dan Vano. Jadi kamu harus mau."

Huh lelaki disampingnya ini memang menyebalkan. Ia senang sekali memutuskan sesuatu dan itu tidak boleh dibantahan. Dengan terpaksa Ara menyanggupinya. Walau setengah mati ia gugup sekali. Sebenarnya Ara sangat pandai ber publik speaking, namun partnernya nanti lah yang membuatnya gugup.

"Almandara?"

"Hah--iya kak?" Ia melirik kesampingnya. Dan alangkah terkejutnya ketika melihat sosok disampingnya telah berganti wajah.

"Eh Al--aldebaran?"

Ya sosok disampingnya ada sosok yang sedari tadi membuat hatinya berdegup kencang. Aldebaran berdiri tepat disampingnya. Sosoknya semakin terlihat tampan dan sempurna dimata Ara karena almamater berwarna hitam yang melekat di tubuh atletis nya

"Humm--panggil aja Vano" ucap Aldebaran. Ara terpana melihat senyuman sosok disampingnya. Senyum yang selalu ia lihat dari jauh, kini ia dapat menikmatinya dengan jarak yang dekat. Ara merasakan panas dipipinya.

"O--oke"

"Kamu kenapa gugup gitu sih? Ah--pasti kamu gugup karena takut menghadapi banyak orang ya?"

"Kamu yang buat gugup, Al!! Aku mampu menghadapi banyak orang, tapi dihadapan kamu, kenapa aku mampu menundukkan kepala? Kenapa aku gak bisa mengendalikan hatiku?!" Jerit Ara didalam hatinya. Tangannya menghangat dan jantung Ara berdegup semakin kencang tatkala tangan kekar itu menyentuh lembut tangannya. Pipi ara semakin terasa panas,

"Tenangkan hatimu. Anggap mereka gak ada. Kita jalani sama-sama ya. Kamu jangan gugup, oke" ucapnya lembut dengan senyuman semakin membuat Ara membeku

"iy-iya Al. Eh Vano"

"Gak papa kalau kamu mau manggil aku Al"

Al, sosok itu akan terus membuat hatinya maraton beberapa hari kedepan.

Tbc
Hi guys!! Maaf ya Part kali ini pendek, tapi part ini sebagai awalan cerita Ara dan Al, yeayyy!!!
Ikuti terus kelanjutan jalan ceritanya ya😁
Happy reading 😎

Vote dan komen oke!😉

ALmandaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang