Sekembalinya dari Jakarta, Mereka melanjutkan liburan ke Bogor sesuai rencana sebelumnya. Disana mereka Tinggal di Villa milik keluarga Rey. Malam harinya, keluarga Rey dan Ara mengadakan acara bakar-bakar. Kehangatan dua keluarga begitu terasa, Rey dan Ara yang terus saja saling mengganggu layaknya seorang anak kecil.
"Gue denger nih ya, disini tuh kalau malam-malam sering banget ada suara yang menangis" Ara mendelik keara Rey, ia tahu sahabatnya ini tengah berusaha menakut-nakutinya
"Oh ya? Emang wujudnya kayak apa, Rey? Gue jadi ingin ketemu. Siapa tahu aja dia mau curhat gituh kenapa dia mewek terus" tanya Ara berpura-pura penasaran. Dalam hatinya dia sangat senang melihat wajah Rey yang bengong karena niat untuk mengerjainya tidak berjalan dengan baik
"Dia itu cewek, hidungnya mancung, pake celana trening, trus pake sweeter warna abu. Dan parahnya dia berdiri di samping gue". Sadar bahwa sosok yang dimaksud adalah dirinya, Ara langsung menjitak kepala Rey
"Sialan lo! Masa makhluk secantik dan seimut gue disamain sama mbak kukun"
"Loh emang siapa yang nyebut sosok itu mbak kukun? Lo kan emang tukang mewek, Ra. Cengeng! Wlee" Ujar Rey sembari memeletkan lidahnya kemudian berlari menjauhi Ara yang sudah mencopot sendalnya dan bersiap melemparkannya ke arah Rey.
Ara terus mengejar Rey. Dan sosok yang dikejarnya malah sedang enak-enakan mencomot makanan yang sudah dimasak oleh bundanya dan Mama Rey.
"Tanteee anaknya nakal tuh! Masa dia bilang Ara cengeng sih!" Adu Ara sambil memerengutkan wajahnya yang malah terlihat sangat lucu
"Aduhh Rey! Kamu ini seneng banget ganggu Ara. Gak boleh gitu dong,sayang" ucap Mama Rey
"Yeuh mam, diakan emang cengeng! Ya gak tante?" Ujar Rey mencari pembelaan dari Mamanya Ara
"Betul itu Rey! Ara emang cengeng, padahal usianya beranjak enam belas tahun. Tapi kelakuan nya masih sering nangis" ucap Bundanya Ara membuat Rey Merasa menang
"Bunda ini mamanya aku apa Rey sih?" Sungut Ara merasa sangat kesal karena ucapan Bundanya. Ia pun lantas pergi masuk ke dalam Villa meskipun Rey meneriaki namanya. Entah kenapa moodnya berubah menjadi buruk. Rey yang melihatnya mengusap tengkuknya, "gadis itu benar-benar cengeng!"
Rey pun menyusul Gadis itu masuk, dia masuk kedalam kamar yang ditempati Ara dan mendapati gadis itu yang sedang duduk ditepi ranjang sambil memandang kedua kakinya.
"Ngapain lo kesini?!" Ketus Ara menyadari kehadiran Rey
"Jyaa elah!! Lo beneran ngambek?" Ara hanya diam tidak menanggapi Rey
"Ra! Woy Ra!" Seru Rey sambil mencolek-colek bahu Ara namun Ara menepisnya dan malah memalingkan wajah cantiknya
"Ck! Ra!! Araaaa!! Lo lagi PMS ya?"
"Oh iya sekarangkan akhir bulan, lo biasanyakan datang tamu ya?" Ucap Rey dengan polosnya membuat Ara menganga sekaligus malu. Bahkan sahabat barunya ini tau jadwal datang bulannya.
"Yaudah! Sebagai permintaan maaf, sehabis makan gue ajak lo kesuatu tempat yang gue yakin lo bakal suka. Gimana?" Tawar Rey. Ara terlihat tertarik, namun ia langsung menyembunyikan raut wajahnya
"Udah gak usah sok-sok an gak tertarik gitu. Gue tau lo demen sama sesuatu yang bikin penasaran. Ayok kita makan dulu, habis itu gue ajak lo ketempat itu" Ucap Rey sambil menarik tangan Ara. Ara pun hanya mengikuti nya.
****
"Lo mau ajak gue kemana sih Rey? Lo gak bakal macem-macem kan?" Selidik Ara. Ya, sesuai janji Rey, Dia mengajak Ara ke suatu tempat. Namun yang bikin Ara heran adalah kenapa jalan nya gelap? Masa sih ada tempat bagus ditengah tempat gelap gini
KAMU SEDANG MEMBACA
ALmandara
Teen FictionAlmandara adalah namanya. Gadis cantik yang kerap disapa Ara adalah penaruh harap pada seseorang pemilik nama Aldebaran. "Semoga takdir bisa membantu ku dekat dengan mu" hanya Satu kalimat yang pintakan kala melihat sosok berkulit putih itu. Ibar...