Bab 8: Lady Doranza

18.2K 1.8K 11
                                    


Aku teringat wajah Gill yang tampak cemas saat dia meninggalkan tunangannya bersamaku di taman ini. Tadinya dia bersikeras melarangku berbicara empat mata dengan wanita itu. Seperti ada sesuatu yang ditakutkannya. Catia bilang aku harus berhati-hati dengan wanita yang bernama Claran Doranza itu. Kami duduk di balkon taman, tanpa secangkir teh dan kudapan. Ya, aku bukan tuan rumah di sini, faktanya aku hanyalah seorang tahanan.

"Kenapa tiba-tiba Anda ingin bertemu dengan saya?" Setelah membisu beberapa detik, aku pun membukat mulutku.

"Sepertinya Anda betah tinggal di sini, Tuan Putri."

Wanita yang duduk di depanku itu tersenyum manis. Hari ini dengan balutan kain panjang berwarna kuning pucat dia pun tampak bersinar. Tunggu, ucapannya barusan seperti menyindirku, Bagaimana aku menghadapinya? Sepertinya aku harus menyombongkan diri sedikit.

"Ya, aku merasa tidak terkurung di sini, berkat Gill."

Aku sengaja menekankan nama Gill di akhir kata. Dia tampak masih tenang dan ramah padaku. Aku tidak percaya wanita selembut dia ingin melabrakku agar tidak mendekati tunangannya. Itu, kan, maksudnya ingin bertemu denganku? Sepertinya aku harus mencoret namanya dari daftar 'orang yang bisa menolongku'.

"Sepertinya Pangeran Gill dan Anda akrab sekali... Saya iri pada Anda."

Apa-apaan dia?

Dia malah seperti mencurahkan isi hatinya padaku sambil membuat wajah murung. Ekspresinya tampak benar-benar seperti seseorang yang terluka.

"Walaupun aku tunangannya, Yang Mulia tidak pernah bersikap ramah padaku," lanjutnya.

"Benarkah? Dia bahkan sangat baik padaku, aku tidak percaya dia melakukan itu pada Anda."

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku, pura-pura terkejut dengan kata-katanya barusan. Dia lalu tersenyum lagi padaku.

"Gill selalu begitu pada semua wanita, kecuali aku. Aku tidak tahu kenapa dia sebenci itu padaku." Claran mulai berbicara santai.

"Semua wanita?"

"Ya, sudah berkali-kali Pangeran Gill menyewa seorang wanita untuk berpura-pura sebagai kekasihnya, agar aku tidak mendekatinya. Semoga Anda tidak termasuk dari mereka, Putri Jene."

Aku menatap wajahnya yang masih tersenyum ke arahku. Apa maksud perkataannya? Jadi ini bukan pertama kalinya seperti ini? Dia sepertinya bukan wanita yang mudah ditipu. Dia tahu persis bahwa kedekatanku dengan Gill hanya skenario belaka.

Gill. Apa yang sebenarnya pria itu pikirkan? Kenapa dia tidak bilang padaku kalau begini situasinya?

"Aku baru tahu Pangeran adalah orang yang seperti itu... apa mungkin karena pertunangan kalian hanyalah perjodohan yang tidak dia inginkan?" Aku menopang daguku dan berusaha simpati pada wanita itu.

"Dia bilang seperti itu?"

Raut wajahnya langsung berubah. Senyum yang selalu dipasangnya lenyap dalam seketika.

"Ah, tidak. Bukan itu maksudku. Gill hanya sering bilang padaku bahwa hubungan kalian hanya perjodohan yang sia-sia."

Dia terdiam sejenak. Apa aku benar-benar mematahkan hatinya? Astaga, sebenarnya aku tidak bermaksud begini, tapi mau bagaimana lagi.

The Princess PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang