Warning! 🔞
Jeneva Zowala ikut dihukum mati karena kejahatan yang dilakukan ayahnya pada Kerajaan Albatraz. Sungguh kejam. Tidak cukup sekali, seperti sebuah kutukan, sudah lima kali dirinya terbangun kembali dan mendapati kematian yang sama!
"Saya...
Setelah kejadian hari itu, hampir setiap malam aku keluar tower karena tidak bisa tidur. Aku pergi menuju pohon besar itu lagi. Sayangnya, Nox tidak ada di sana. Apa yang sebenarnya kupikirkan dengan datang ke tempat itu? Aku sendiri tidak tahu. Aku seperti kecewa mendapati dia tidak ada di sana, padahal kehadiran pria itu sangat berbahaya buatku. Sekarang keadaannya seperti terbalik, dia yang menghindariku. Aneh, sebenarnya siapa yang jadi tahanan di sini?
"Nona, Yang Mulia Pangeran ada di bawah."
Catia seperti berbisik padaku dan membuatku tersadar dari lamunanku barusan. Aku menatap piring yang ada di depanku sambil memegang sendok. Masih banyak sisa makanan di sana. Aku benar-benar tidak berselera makan siang ini.
"Saya akan memberitahu Pangeran kalau Anda sedang makan..."
"Tidak, Catia. Aku sudah selesai makan. Aku akan menemuinya"
Aku meletakkan sendok perlahan, lalu bangkit dari sofa yang kududuki. Catia mengikutiku dari belakang. Sudah dua hari aku juga tidak bertemu dengan Gill, dia pasti sedang sibuk belakangan ini. Banyak sekali yang ingin kubicarakan padanya. Dia pasti penasaran dengan pembicaraanku dengan Claran waktu itu.
Aku menghampiri pria berambut pirang itu di balcony taman. Dia tampak tersenyum saat melihatku keluar dari tower dan berjalan ke arahnya.
"Lama tidak berjumpa, Putri Jene."
Dia langsung berdiri menyambutku dan mempersilakanku duduk bersamanya. Catia yang tadi mengantarku menunduk dan pergi dari sana tanpa diperintahkan.
"Senang bisa melihatmu hari ini, Pangeran Gill."
Aku membalas senyumnya yang selalu hangat itu.
"Hari ini kusempatkan menemuimu, karena kau pasti kesepian di sini."
"Kau benar. Dua hari tidak bertemu denganmu rasanya hidupku benar-benar seperti di penjara."
Aku tertawa kecil padanya. Gill memang selalu berhasil menghiburku. Aku tidak bisa membayangkan jika tidak ada dia di sini.
"Aku dengar kau selalu keluar malam-malam."
"Apa?"
Gawat, Gill bahkan juga menanyakan ini? Apa karena wajahku yang tidak segar ini? Apa aku bilang saja tentang keanehan yang kualami ini. Ya, siapa lagi yang bisa kuceritakan?
"Sebenarnya beberapa malam ini aku sangat susah tidur. Lebih tepatnya dua malam ini aku rasa aku hanya tidur 2-3 jam. Tubuhku seperti bergerak sendiri ingin mencari udara segar. Apa itu suatu penyakit?"
"Sebelumnya apa yang kau lakukan? Apa kau tidur seharian selama aku tidak ke sini?"
"Tidak, aku juga tidak tahu kenapa..."
Gill terdiam sejenak seperti sedang berpikir.
"Bukankah kau bertemu dengan Claran dua hari yang lalu?"
"Oh, kau benar..."
"Apa yang dia bicarakan?"
"Tentu saja dia bercerita tentangmu. Dia bilang..."
Aku menghentikan ucapanku. Kenapa tiba-tiba aku lupa pembicaraaan itu? aku hanya ingat wanita itu membicarakan Gill, tapi selanjutnya? Kenapa aku hampir lupa keseluruhan percakapan itu?
"Dia bilang apa lagi?"
"Tidak ada, seingatku hanya itu. Kupikir Claran ingin dekat denganmu."
"Jelaskan detail padaku!"
Tiba-tiba nada suara Gill meninggi, dia tidak terlihat marah tapi lebih ke heran. Ada apa dengannya?
"Aku... jujur, entah kenapa aku tidak mengingatnya. Maafkan aku."
Aku sangat menyesal pada Gill. Dia seperti menghela nafas dan mengalihkan pandangannya dariku.
"Aku tidak menyangka, dia melakukannya juga padamu."
Dengan suara lebih pelan dia mengatakan kata-kata yang membuatku penasaran, lalu dia memandangku dengan tatapan cemas.
"Coba ingat lagi, dia pasti mengatakan sesuatu!"
Dengan sedikit mendesakku, Gill menyuruhku mengingatnya? Sebenarnya ada apa? Apakah ada yang penting? Aku seperti orang kebingungan saat ini, karena aku benar-benar tidak bisa mengingat apa-apa lagi saat itu. Aku bungkam dan hanya menggeleng padanya. Astaga aku kenapa?
"Sial!"
Baru kali ini aku melihat pria ramah itu mengumpat. Alisnya mengkerut menandakan bahwa dia sangat kesal.
"Sebenarnya kenapa?"
Aku tidak bisa duduk diam saja kebingungan seperti ini. Kenapa pria ini begitu kesal saat aku melupakan pembicaraanku dengan Claran?
"Jene, aku sangat menyesal, sepertinya dia melakukan magis padamu."
Kata-katanya itu seperti menghujamku saat itu juga. Aku bisa merasakan pupilku membesar. Magis? Dia melakukan apa?
"Ini juga terjadi pada beberapa pelayanku setelah bertemu dengan Claran. Dia lupa apa yang dibicarakan dan dilakukannya saat itu, dan kau tahu selanjutnya? Mereka bertingkah aneh, bahkan ada yang bunuh diri."
Aku masih terdiam, tidak percaya dengan perkataannya.
"Tapi aku ingat dia membicarakanmu, Gill. Ini tidak mungkin, aku tidak melihatnya melakukannya padaku."
Perkataan Gill itu jelas membuatku takut, tapi aku mengelaknya. Aku benar-benar tidak melihatnya melakukan sesuatu padaku.
"Hanya itu kan yang kau ingat? Apa kau ingat jelas bagaimana dia mengucapkannya?"
Aku terdiam lagi. Kali ini dia benar, aku tidak ingat detail perkataannya. Astaga! Apa aku benar-benar akan tamat? Sial, Claran Doranza, kau benar-benar penyihir licik jika benar melakukan ini padaku.
"Aku akan bicara pada Claran. Jene, katakan padaku jika kau merasakan sesuatu yang aneh, atau jika kau mengingat sesuatu."
"Apa... yang akan terjadi padaku?"
"Aku juga tidak tahu magis apa yang dilakukannya padamu. Untuk sementara tetaplah di kamar."
Pria itu lalu beranjak dari duduknya. Wajahnya benar-benar merasa bersalah padaku.
"Aku akan mencari Claran sekarang. Maafkan aku telah melibatkanmu, Jene."
Aku hanya mengangguk dan menatapnya kebingungan. Bingung sebenarnya bagaimana keadaanku sekarang? Apa aku akan mati? Apa dia membuatku stress? Jangan-jangan ini alasanku tidak tidur dengan tenang! Sial!
"Catia, panggil aku jika terjadi sesuatu pada Jene."
"Baik, Yang Mulia."
Gill rupanya memanggil Catia yang berada tak jauh dari balkon. Pria itu lalu pergi dan Catia langsung mengajakku kembali ke kamar saat itu juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.