Kangen sama Aku gak?
###
Wajah Bai Lu berubah pias, mendengar nada angkuh yang pria itu lontarkan. Oh siapa yang berani mengatakan hal semenjijikan itu padanya? Bai Lu memilih untuk diam ketika netra sang pria seakan hendak menusuknya.
Bai Lu menyingkir, Enggan untuk mencari masalah. Memangnya apa yang lebih buruk akan terjadi jika dia tidak memberikan akses pada pria itu.
Gadis itu bahkan menyesal pernah memuji ketampanannya, Apakah ada tempat untuk menarik kata-kata kembali?
"Putri yang terbuang ya?" Bai Lu tersenyum miris. Haruskah ia menyombongkan wajah dan kemampuannya kelak?
Malam semakin larut, Pesta semakin ramai. Bai Lu semakin bosan saja berada ditempat ini, Dia ingin kembali pulang.
"An Lin, bosan." Gadis itu menyandarkan tubuhnya pada kursi dari anyaman bambu. An Lin memijat bahu sang Nona dengan hati-hati ketika Bai Lu mengeluh sakit kepala.
"Apa pesta semembosankan ini?" An Lin menggeleng, "Menjawab, Hamba tidak tau Nona." Bai Lu berdecih kemudian lanjut bersandar.
"Bagaimana menurutmu kalau tempelan ini aku buka?" An Lin yang sedang memijat bahu nonanya itu, Mengernyit.
"Apakah semua orang akan mengakui kecantikanku?" Tambah Bai Lu sembari mengelus sendiri pipinya.
"Maka semua akan sia-sia." Bai Lu menghela nafasnya kasar. Kenapa juga dia harus selalu waspada? Barulah saat ia menatap indahnya sinar rembulan disitu dia sadar kalau ada lotus merah yang harus dia jaga.
DUKK!
Bai Lu dan An Lin mulai bersiap waspada mendengar suara itu. Tempat mereka adalah teras belakang gudang penyimpanan arak. Tidak menutup kemungkinan suara yang ia dengar berasal dari dalam gudang. Bai Lu beranggapan bahwa ada yang akan mencuri anggur, Haruskah ia memeriksanya?
An Lin menahan tangan nonanya mengetahui didalam bisa saja ada orang yang berbahaya. An Lin menggeleng dengan wajah memelas, Bai Lu tidak boleh masuk dan memeriksanya.
"Aku hanya ingin memeriksanya, Apa aku terlihat berlebihan dimatamu?" An Lin tidak berani, Pada akhirnya ia membiarkan Bai Lu masuk kesana. Tepat dibelakang Bai Lu, An Lin sudah menyatukan kedua tangan seraya berdoa pada dewa. Semoga nonanya itu baik-baik saja dan tidak membuat masalah diluar sana.
Bai Lu melangkah dengan hati-hati, Suara dari para gadis terdengar, Membuatnya mengernyit heran. Apa yang dilakukan gadis-gadis ini ditempat gelap.
"Kita biarkan saja dia disini, Aku tidak tahan melihatnya!" Suara itu, Kenapa tampak familiar? Semakin Bai Lu mendekat, Maka semakin jelas yang tampak didepan sana.
Empat gadis dan satu lagi gadis yang kini sedang terduduk dilantai. Bai Lu menggeleng mengetahui apa yang dilakukan keempat gadis muda itu kepada satu lagi gadis.
"A-aku akan menjadi budak kalian selama yang kalian mau, Aku berjanji." Bai Lu terus memperhatikan mereka dari kejauhan. Nampaknya gadis itu ingin terus mencari masalah, "Ck... ck... bodoh!" Gumam Bai Lu sembari berdecak sebal.
"Ahahahaㅡkamu memang tidak berguna, bukankah kamu putri dari selir mentri pertahanan?" Salah satu dari mereka berani mendekat kearah gadis itu sembari mencengkram kuat dagunya.
"Budakku bahkan lebih bagus daripada dirimu." Gadis itu didorong kasar hingga terbaring jatuh, Airmata sudah tidak terbendung lagi.
Bai Lu semakin tidak tahan, Digunakannya sebelah topeng untuk menutup wajahnya lalu menampakkan dirinya dihadapan keempat gadis. Bai Lu bahkan terkejut mengetahui Tao Yin terlibat dalam tindakan perundungan itu.
"Baiklah, Sudah cukup kalian bermain dengan hidup orang. Kali ini biarkan aku yang bermain dengan kalian berempat." Bai Lu tersenyum miris, Apalagi netranya tak sengaja menangkap netra Tao Yin yang sepertinya mengenal suara Bai Lu.
"Ck! Siapa yang berani menganggu aktivitas ku?" Bai Lu tidak tau siapa nama gadis itu, Namun satu hal yang pasti Bai Lu akan pertama kali menggores wajahnya.
"Kalian berempat, Cobalah untuk merundungku." Bai Lu berujar sok pasrah dan tunduk kepada mereka, saat Salah satu dari mereka hendak mendekal, Bai Lu dengan gesit menggores sebelah pipinya.
"WAJAHKU!" Pekik gadis itu menyadari ada goresan disebelah pipinya.
"K-Kau!" Mereka hendak mengeroyok Bai Lu, Namun perempuan itu berhasio menghindar dan menangkis segala serangan yang mereka layangkan.
"Hoho... Kalian terlalu lemah untuk ukuran seorang gadis." Bai Lu tertawa remeh.
Wushhh!
Bai Lu dan Gadis yang tadi mereka rundung menghilang begitu saja dalam sekejap. Membuat keempat gadis disana menatap penuh kebingungan dan juga merasa takut.
"Habislah aku." Tao Yin berguman sembari menepuk jidatnya. Setelah ini Bai Lu pasti akan mengomelinya habis-habisan.
###
Pria itu berdiri diantara gelapnya malam dan tingginya tebing. Fang Len selaku asisten pribadinya hanya diam dibelakang sang tuan sebelum disuruh melangkah pergi.
Sudah sekitar 1 jam mereka berada ditempat itu, Fang Len bahkan ingin melayangkan protes ketika Zhao han hanya terpejam merasakan angin malam.
"Apakah lebih baik kita kembali keperaduan hangat daripada berdiri terus disini?" Fang Len bertanya hati-hati, Takut kalau sesuatu yang buruk akan terjadi karena ucapannya.
Zhao Han hanya diam, Ucapan Fang Len bagaikan angin lalu untuknya. Ia masih fokus terpejam dan mencari aroma lotus merah. Kenapa selama ini dia tidak menemukannya? Seharusnya ia akan cepat menemukan lotus merah itu.
Tidak tau akan selama ini. Zhao han menghela nafas berat. Fang Len segera menoleh saat mendengar suara itu.
"Pesan burung sudah kuterima, Kabarnya lotus merah adalah salah satu putri kerajaan disini." Suara yang begitu dingin dengan tatapan mata tajam.
Lotus merah, Bagaimanapun dia harus menemukannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Of Red Lotus Princess
Historical Fiction[BUKAN TERJEMAHAN! SEQUEL THE PRINCESS MASK] Bai Lu,Gadis yang memiliki darah keturunan lotus merah terakhir.Putri sulung kerajaan bai yang lahir dari rahim seorang permaisuri agung bernama Yue Fei. Diasingkan oleh keluarganya di sebuah perguruan be...