Prolog.

9 1 0
                                    

Suara riuh dari lapangan basket membuat konsentrasi siswi bermata belo itu pecah. Ia terus mengumpat dalam hati bagi siapa pun yang menghancurkan konsentrasinya saat ini. Termasuk manusia-manusia yang berada di lapangan basket.
  Sudah, cukup. Kesabarannya telah habis. Ia bangkit dari kursinya, dan menutup buku yang barusan ia baca sebagai bahan presentasi besok.
  Dengan menenteng buku setebal kepalan tangan dan tak lupa dengan earphone yang menggantung dileher, ia meninggalkan kelas guna mencari tempat yang sepi.

"woi Mentari dipagi hari!!"

Gadis itu menoleh kearah lapangan. Namun naas. Sebelum ia mengumpat karena panggilan musuhnya, bola basket melayang kearahnya.
Dan alhasil, bola basket itu menimpuk kepalanya.

"sini bolanya!  Makanya, jangan kebanyakan ngumpat! Benjol kan tuh kepala." sindir lelaki yang melempari bola basket.
Dia musuhnya. Musuh abadi dari Mentari Putri, gadis yang sedang menggeram kesal karena dilempar bola basket.
Mentari tak menggubris lelaki yang di patenkan menjadi musuhnya yang sedang ditengah lapangan.

"lo mau ini?" tanya Mentari sembari mengangkat bola basket dengan tangan kanannya.

Lelaki itu menghela napas karena kesal, "iyalah. Cepetan sini!"

"ogah!" Mentari melemparkan bola  basket ke tong sampah yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

"tuh.. Ambil aja sendiri!"ucap Mentari lalu pergi.

"Mentari Putri!!!!! Awas lo ya!! Tunggu pembalasan gue!"

💞💞💞💞

Hai!!! Gimana? Penasaran gak kelanjutannya? Oh iya... Jangan lupa vote and comment ea...

Mentariku |Renjun HuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang