#6-Airport

1.3K 199 24
                                    

Jangan lupa vote, karna itu gratis^^

Happy Reading❤
.
.
.
Author pov
Hari ini adalah hari keberangkatan jisung, wonyoung beserta keluarga juga tamu-tamu yang mereka undang ke Paris.

Jisung dan wonyoung akan melangsungkan pertunangan mereka di Paris.

Jisung sangat tau tunangannya itu begitu cinta dengan kota mode itu. Sehingga dia memutuskan pertunangannya disana.

Para tamu sudah diberikan tiket pesawat untuk berangkat beserta kamar hotel untuk dua malam dalam undangan mereka.

Alasan mengapa tidak diberikan tiket pulang adalah, mungkin sebagian dari tamu undangan akan menghabiskan waktu lebih lama di Paris.

Tak perlu pusingkan biaya pulang karna semua tamu undangan adalah orang dengan dompet tebal.

Mohon perhatian. Para penumpang pesawat udara **** dengan nomor penerbangan ****

Setelah mendengar itu penumpang yang mayoritas tamu jisung dan wonyoung naik kepesawat.

Jisung, wonyoung, beserta orang tua mereka mengambil kelas bisnis.

Saat pesawat akan lepas landas jisung yang duduk didekat jendela itu langsung memegang tangan wonyoung.

"It's okay.. Ada wony disini." Wonyoung mencoba menenangkan jisung yang tegang.

Wonyoung tau jisung takut akan ketinggian.

"Mau tuker tempat duduk gak sama wony?"

Jisung ragu ingin mengiyakan tawaran wonyoung. Mengingat seharusnya sebagai laki-laki dia harus berani.

"Tapikan icung yang cowok, seharusnya icung berani. Kalo icung takut gimana mau ngelindungin wony?"

"Icung selalu disamping wony. Itu udah cukup buat wony ngerasa aman." Jelas wonyoung sambil mengelus punggung tangan jisung.

"Udah gapapa. Kalo udah diatas icung gak takut lagi kok."

"Beneran?"

"Iyaa. Mending wony tidur deh, semalem pasti begadang nonton drakor sampe subuh kan."

"Ishh, wony lupa waktu. Awalnya cuma sampe jam 10. Eh lagi seru-serunya jadi lanjut nonton, wony liat jam udah jam 12 lewat. Udah lewat tengah malem yaudah sekalian aja sampe subuh. " Bela wonyoung sambil cemberut.

"Itu bibirnya gausah dimaju-majuin. Ngode benget minta dicium."

Plak

"Aaahh, sakit. Kok icung dipukul sih." Ucap jisung sambil memegang lengannya.

"Salah icung sendiri bilang kek gitu."

"Wonykan udah cium bibir icung waktu itu. Berarti sekarang icung boleh juga dong." Ucapnya yang membuat kedua pipi wonyoung memerah.

Jisung terus memandang lekat mata wonyoung seolah meminta izin akan permintaannya tadi.

Jisung yakin kecupan wonyoung waktu itu menjadi kode, bahwa wonyoung sudah mengizinkan jisung melakukannya.

Selama ini jisung tak pernah mencium bibir wonyoung karena wonyoung sendiri belum mengizinkan.

Tak kunjung mendapat jawaban dari wonyoung. Jisungpun mulai mendekatkan dirinya ke wonyoung.

Tangannya yang besar itu perlahan menyentuh pipi wonyoung. Menghilangkan jarak diantara mereka.

Bibir mereka kini bersentuhan. Merasa tak mendapat penolakan dari wonyoung, jisung memberanikan diri untuk sedikit melumatnya.

Wonyoung yang merasakan lumatan dari jisung langsung menutup matanya. Mereka berdua sama-sama menikmatinya. Hingga

"Eehemm" suara seorang pria membuat mereka langsung melepaslan ciumannya.

"Eh, pa." Jisung kikuk mengetahui papa wonyoung memergoki apa yang barusan mereka lakukan. Sementara wonyoung hanya menunduk.

"Jisung..." Jisung takut akan dimarahi papa wonyoung ikut menunduk.

"Jangan disini, nanti aja kalo udah dihotel. Tapi jangan sampe kebablasan." Ucap papa wonyoung

"Nggak gitu, pa." Sela wonyoung yang hanya dibalas senyuman oleh papanya itu.

"Papa percaya sama kamu, jisung. Jadi jangan hianatin kepercayaan papa."

Jisung bernafas lega juga senang karna diberi lampu hijau oleh calon mertuanya itu.

"Pasti, pa."

"Papa ke mamamu dulu, nanti ngamuk kelamaan ditinggal gak dikasi jatah." Pamit mingyu pada anaknya.

Setelah kepergian mingyu, mereka berdua kembali canggung. Tak ada pembicaraan selama kurang lebih 10 menit.

"Jisung"

"Wonyoung"

Keduanya memanggil secara bersamaan. Kali ini tidak dengan nama panggilan mereka.

Seperti akan membicarakan sesuatu yang serius jika keduanya memanggil dengan nama seperti itu.

"Icung duluan" ucap wonyoung

"Wony duluan aja."

"Nggak, icung aja." Jisungpun mengalah.

Tangan besar jisung terulur menggenggam jari kecil dan lentik wonyoung. Mengelusnya dan menatap mata wonyoung dengan tulus.

"Aku sayang sama kamu."

Satu kalimat itu membuat wonyoung terdiam. Jisung bukan orang yang sering mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Dia lebih suka dengan perbuatan.

Tapi, wanita juga ingin sesekali mendengar ungkapan cinta pasangannya. Karena itu, satu kalimat itu sangat berarti untuk wonyoung.

"Aku juga sayang sama kamu." Balas wonyoung sambil tersenyum menatap jisung.

Author pov end

Tbc

Kalian tau kan cara ngehargain author? Terima kasih^^




Soulmate | jisung × wonyoung[✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang