#18-Home

748 122 8
                                    

Author berterimakasih buat readers yang setia nungguin cerita ini. Makasih juga buat yang udah vote/coment^^ maaf kalau ceritanya masih,,, ya gitu. karna ini first time author bikin cerita. Walaupun bgt author bakalan selesain ini secepatnya.

Happy reading❤
.
.
.
.
.
Wonyoung pov
Akhirnya hari ini gua bisa pulang dari rumah sakit setelah tiga malam dirawat. Gua bersyukur banget punya jisung yang dengan sabar nemenin gua, nyuapin makan, nganter ke kamar mandi, minta ini itu karna gua belum bisa apa-apa sendiri.

Ada temen-temen juga yang jengukin kesini, bawain berbagai macam bunga. Mungkin karna mereka tau gua suka banget sama bunga.

Sampai dirumah, ternyata belum sepenuhnya bebas. Dokter bilang gua perlu diinfus lagi selama sehari. Karna katanya berat badan gua yang kurang ditambah selama sakit ini turun drastis karna gak mood makan.

Yahh gimana gak mood makan kalo yang dimakan tiap hari bubur hambar-_

Hari ini menu makannya bubur lagi. Iyaa bubur. Tapi seenggaknya masih ada rasanya dan jauh lebih enak daripada bubur di rumah sakit.

"Icung udah..."

"Tinggal sesuap nih, aaa. Ayo buka mulutnya..". "Kok malah dirapetin sih bibirnya."

Cup

"Nahh aaa."

Karna malu akhirnya gua terpaksa buka mulut buat habisin sesuap terakhir buburnya.

Hari ini juga, jisung gamau sekolah. Dia kekeh mau nemenin gua dirumah. Padahal dirumah gua banyak yang nemenin, ada asisten pribadi, pelayan-pelayan rumah, juga ada mama yang gak berangkat ke kantor karna gua masih sakit.

"Kamu pulang aja gapapa.."

"Nggak mau, aku mau temenin kamu."

"Aku kan gak sendirian dirumah."

"Pokoknya aku mau temenin kamu sampai sembuh. Gaada penolakan."

Kalo jisung udah gitu cuma bisa pasrah nurutin kemauannya.

Wonyoung pov end

°°°°°

Auhor pov

Jisung menghampiri wonyoung lalu ikut berbaring di sampingnya. Mengelus wajahnya dengan tatapan terdalamnya.

"Kenapa sung?" Tanya wonyoung yang melihat perubahan raut wajah jisung.

"Kamu tau gk? Aku takut banget waktu kamu kesakitan sampai harus dioperasi. Tiap hari jagain kamu di rumah sakit aku selalu khawatir kamu kenapa-napa. Aku ngerasa belum bisa bener-bener jagain kamu."

Mata jisung berkaca-kaca saat melontarkan kalimat yang mengganggu hatinya sejak beberapa hari yang lalu.

Dia tidak bohong saat mengatakan bahwa dia sangat merasa bersalah.

"Ini semua bukan salah kamu kok. Ini salahku sendiri karna aku gak jaga pola makanku. Jadi jangan ngerasa bersalah gitu, okay.."

"Tapi andaikan aku ngingetin kamu biar jaga pola makan kamu gak akan sakit, kan.."

"Kamu udah ngelakuin tugas dengan baik kok. Kamu udah selalu ngingetin aku makan, ngelarang aku sering makan junk food. Tapi akunya aja kan yang bandel. Jadi gini deh akhirnya." Jelas wonyoung lalu tertawa kecil diakhir kalimatnya.

"Tetep aja aku ngerasa gagal jalanin amanah mama buat jaga kamu."

"Hustt... Udah yaa. Kamu udah ngelakuin yang terbaik. Mama juga pasti tau itu. Kamu gak pernah ngecewain aku sung, dan jangan pernah ngecewain aku."

"Aku sayang kamu. Kita terus kayak gini, yaa."

"Aku juga sayang banget sama kamu."

Mereka berdua berpelukan setelah jisung menyampaikan hal yang mengganjal hatinya itu.

°°°°°

Malamnya, wonyoung mengajak jisung melihat bintang di balkon kamarnya.

Wonyoung menatap langit lalu tersenyum mengagumi indahnya bintang bintang juga bulan yang bersinar disana.

Jika wonyoung mengagumi langit, jisung mengagumi keindahan gadis disampingnya ini.

"Wony..." Wonyoung yang merasa terpanggil menoleh.

"Mau nggak kita bikin perjanji sama bintang." Wonyoung menatap serius sampai jisung menyelesaikan kalimatnya.

"Bintang, aku berjanji kalau aku gak akan pernah ninggalin Jang Wonyoung. Kalaupun aku pergi, tolong bawa aku pulang kembali padanya." Jisung mengucapkan janjinya lantang sambil menatap manik mata wonyoung.

Jisung meraih tangan wonyoung, menggenggamnya. Lalu wonyoung ikut berjanji

"Bintang, aku Ja berjanji bahwa aku gak akan pernah ninggalin Park Jisung. Kalaupun aku pergi, tolong bawa aku pulang kembali padanya."

Jisung mengecup lama dahi wonyoung. Mengecup kedua matanya, hidung, pipi, lalu bibirnya.

Wonyoung memeluknya, menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher jisung. Mungkin gadis itu akan mengklaim bahwa pelukan jisung adalah tempat ternyaman dalam hidupnya.


Author pov end


Tbc

*bentar lagi muncul konfliknya^^

Soulmate | jisung × wonyoung[✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang