#29-Promise

823 104 4
                                    

Vote+comment juseyo~

Happy reading❤
.
.
.
.
.
Author pov
Di hari minggu pagi itu, jisung dan jiheon bertemu di cafe jiheon. Awalnya mereka membahas projek mereka yang sudah 90% jadi. Namun jiheon memilih menanyakan kabar jisung yang dari tadi seperti tidak fokus dengan pembicaraan mereka.

"Sung, lo kenapa sih dari gua perhatiin kayaknya gak fokus. Ada masalah, ya. Lo kalo mau cerita gua siap dengerin kok."

Karna merasa butuh teman cerita dan tidak ada salahnya bercerita dengan jiheon. Bukankah mereka sudah lumayan dekat sekarang, batin jisung.

"Gua, udah selesai sama wony. Kemarin dia ngembaliin cincin tunanganya ke gua. Karna gua juga kecewa, akhirnya gua turutin apa yang dia mau. Pertunangan kita cuma sapai sini."

"Padahal wonyoung gak perlu sampe segitunya ke lo. Sabar, ya sung. Lo masih punya gua kok."

"Makasih, ya."

"Hmm sung, maaf sebelumnya."

Cup

Jiheon mencium bibir jisung. Jisung yang kaget dengan perlakuan jiheon membeku ditempat.

"Gua suka lo dari lama sung, jauh sebelum lo tunangan sama wonyoung. Gua bisa gantiin wonyoung di hidup lo. Bahkan lebih baik dari wonyoung. Gua cinta sama lo, Park Jisung."

"Apa-apaan, gua pikir lo gaada rasa sama gua. Ternyata bener apa yang dibilang wonyoung." ucap jisung lalu berdiri dari tempat duduknya ingin meninggalkan cafe.

"Jisung, jangan pergi! " ucap jiheon menarik tangan jisung.

"Lepas!"

"Percuma. Lo mau ngejar wonyoung. Dia udah pergi."

"Maksud lo apa?!"

"Hari ini wonyoung berangkat ke London. Beberapa menit lagi mungkin dia udah naik ke pesawat."

"Cih, bangsat." ucap jisung lalu menghempaskan tangan jiheon. Jisung ingin bertanya banyak hal dan mengungkapkan kemarahannya pada jiheon namun dia tak punya banyak waktu sekarang.

Jisung mengendarai mobilnya menuju bandara. Sambil sesekali mencoba menelfon wonyoung namun tak sekalipun wonyoung mengangkatnya.

"Maafin aku wony, tolong angkat telfonnya."

°°°°°

"Huaaa, won~ kok lu jauh banget sih kuliahnya hiks. Mana gak pulang kampung lo nanti. Kalo gua kangen lo gimana. Huaa." ucap yujin tersedu-sedu. Minhee yang berdiri disampingnya menahan tawanya sejak tadi.

"Lebay banget sih lo. Gua disana cuma lima tahun kali."

"Cuma lo bilang! Itu lama bego, hiks."

"Lu kek lagi dijaman purba apa gimana sih. Kan bisa video call. Lu kangen tinggal susul gua aja ke london sambil jalan-jalan."

"Iyaa sih. Tapikan sama aja huaa." Sejak berangkat ke bandara yujin yang paling heboh. Bahkan mama, papa wonyoung tidak sesedih itu akan ditinggal anak sulungnya.

"Min, nih. Karungin aja ni anak. Jual aja sekalian."ucap guanlin pada minhee.

"Enak aja bang guan." ucap yujin tak terima.

Perhatian, para penumpang pesawat xxx tujuan London..

"Pa, ma, abang. Wony berangkat ya."

"Hati-hati ya kamu disana sayang. Telfon papa, mama atau abang kalo udah sampe sana."

"Bang, wony berangkat ya."

"Sini adek abang. Uuu udah besar ya sekarang kamu. Baik-baik disana, jangan nakal. Telfon abang kalo kangen."

"Hahaha.. Iya bang."

"Minhee, yujin, haru. Gua berangkat ya." iya, haruto ikut mengantarkan wonyoung kebandara.

"Dapet salam dari yang lain won, katanya hati-hati disana. Terus mereka minta maaf karna gak bisa nganter."

"Iyaa, salamin balik."

Baru beberapa langkah wonyoung pergi, ada seseorang yang meneriaki namanya.

"Jisung.."

Guanlin yang kesal dengan perlakuan jisung pada adiknya itu hampir saja menghajar jisung ditempat umum jika tidak dilarang oleh wonyoung.

"Biarin kita berdua sendiri." ucap wonyoung pada mereka yang ada disana.

"Wony, aku minta maaf. Aku ngaku salah. Semua yang kamu curigai ke jiheon emang bener. Tolong maafin aku."

"Aku gak marah kok. Dan ya, aku udah maafin kamu. Gimanapun kita manusia, pasti pernah salah."

"Wonyoung, kamu mau kan kita balik lagi kaya sebelumnya? Aku sayang sama kamu. Kamu gak lupa janji kita, kan." ucap jisung sambil mengembalikan cincin tunangannya pada wonyoung.

"Cukup kamu yang simpan itu. Maaf aku mau fokus sama pendidikanku disana jisung. Aku gamau kalo aku pakek itu aku jadi inget kamu terus. Aku gak lupa kok sam janji kita. Kamu tau kan aku gak akan ninggalin kamu. Kamu percaya kan sama aku?"

"Iya, aku percaya sama kamu."

"Aku harap kali ini kamu bisa tepatin janji kamu. Tunggu aku pulang, dan beliin aku cincin yang baru, ya." ucap wonyoung dengan sedikit candanya.

"Iya, aku bakal beliin yang paling bagus buat kamu nanti."

"Yaudah, wony pergi dulu ya."

"Wony, icung pengen peluk."

"Sini, wony peluk." mereka berdua berpelukan erat, sebelum akhirnya akan berpisah lama. Wonyoung dan jisung sama-sama tak bisa menahan air mata mereka.

"Icung bakal kangen banget, sama wony."

"Wony juga."Jisung melepaskan pelukan mereka lalu mencium bibir wonyoung lembut. Wonyoung juga membalas ciuman jisung. Sampai akhirnya dia pergi.

Author pov end















Tbc

Siap-siap menuju ending~
Yuhuuu^^

Soulmate | jisung × wonyoung[✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang