Soera dan yang lain pergi meninggalkan rumah tersebut setelah memastikan semuanya aman. Jejak darah dan sidik jari telah dibereskan oleh orang suruhan Yoongi. Dan rencananya rumah ini akan ditutup sampai keadaan rumah telah bersih dari jejak orang-orang yang melibatkan keluarga Min dan Jeon.
Yoongi kembali bersama Jimin dan pergi untuk mengurus beberapa hal yang sudah seharusnya, sementara Jungkook dan Soera masih hanyut dalam pikirkan masing-masing. Jungkook tahu apa yang Soera pikirkan. Selain sedih karna ayahnya yang meninggal dan takut jika suatu saat kasus ini akan terbongkar di hadapan publik karna semuanya berawal dari Soera bahkan Soera juga yang menuntaskan semuanya dengan bantuan dari Yoongi.
"Kau pasti sangat kelelahan"
Jungkook memeluk Soera dari belakang dan membawanya menuju tempat tidur. Jungkook menindih Soera dan menatap mata istri malangnya dengan sangat dalam. Wajah wanitanya sekarang penuh dengan luka memar dan perban yang melilit di kepalanya serta bibirnya yang terlihat kering dan pucat. Jungkook melumat pelan bibir Soera untuk menghangatkannya.
"Kook?"
"Hm?"
Jungkook melepaskan tautan bibirnya dari Soera dan kembali menatap lekat wajah sang istri. Air mata yang berusaha ia tahan akhirnya lolos membasahi pipinya. Ia benar-benar ketakutan sekarang. Mengingat semua yang terjadi pada dirinya karna ulah Taehyung. Ia hanya takut jika Jungkook tidak mempercayainya.
"Katakan ada apa sayang?"
"A- Aku sudah tidak suci Kook, pria brengsek itu telah menodaiku, aku sudah tidak pantas untukmu, aku ing--"
"Sttt... aku tahu semuanya honey"
Soera menangis histeris dalam pelukan Jungkook. Ia merasa sangat hina sekarang. Menjadi seorang jalang dan pembunuh bukanlah hal yang diinginkan dalam kehidupannya.
"Aku akan menghilangkan semua jejaknya, arachi?"
Soera mengangguk. Mungkin ini yang ia butuhkan sekarang. Membiarkan Jungkook menghapus semua jejak Taehyung yang ada dalam dirinya. Jungkook melepas pakaian yang Soera kenakan. Melumat pelan bibir sang wanita dan memainkan juniornya di dalam sana. Jungkook tidak berusaha menghentakkannya begitu keras karna ia tahu jika tubuh Soera sedang dalam keadaan yang sangat lemah.
"Aahhh lakukan lebih lama Kookie"
Soera mendesah hebat saat Jungkook memasukkan juniornya lebih dalam. Ia ingin membanjiri rahim Soera dengan benihnya dan bukan benih Taehyung. Ia memang sangat marah jika mengingat semua itu tapi kini Soera jauh lebih penting diatas semua keegoisannya. -- bukankah Jungkook pernah berkata, meskipun ia membenci Soera itu tidak akan mempengaruhi rasa cintanya.
"Saranghae Jeon Jungkook ahh"
Jungkook berhenti dalam permainannya. Ia tidak mungkin salah dengar kali ini. Setelah sekian lama menikah dengan Soera akhirnya kalimat itu keluar diiringi desahan merdu dari sang istri. Jungkook benar-benar melupakan semua yang terjadi kemarin karna kebahagiaannya yang baru saja datang menghampirinya.
"jeongmal?"
"Eung! jinsim-iya"
Jungkook mengecup kening Soera lembut dan turun dari atas tubuh Soera. Ia mengambil selimut dan langsung memeluk erat tubuh Soera. Hanya dengan hal kecil seperti itu Jungkook bisa merasakan bahagia yang begitu besar. Dan bagi Soera itu merupakan anugrah kecil yang tuhan berikan padanya.
"Nado saranghae Jeon Soera"
-
-
-
-
Seminggu telah berlalu dan semua orang yang berada dirumah kembali ke kehidupan barunya. Soerin yang lebih merasa bahagia karna sikap putrinya yang sangat manja dan Yoongi yang lega karna tidak ada yang perlu ia khawatirkan mulai sekarang. Namun Jungkook masih punya pertanyaan besar dalam dirinya.
"Hyung, aku ingin berbicara padamu hanya berdua"
Yoongi mengangguk dan pergi mengikuti kemana tujuan Jungkook. Di taman besar yang ada di depan rumah keduanya berdiri menatapi langit. Hari ini sangat cerah dan semua kesedihan yang mengepung jiwanya sudah hilang begitu saja.
"Apa yang sebenarnya kakek Kim inginkan dari Soera?"
"Kau mulai penasaran Kook?"
"Aku memang sudah penasaran sejak pertama kali menginjakkan kaki di dalam keluarga kalian"
"Ibuku adalah penyebab kematian nenekku"
"M- Maksudmu nyonya Kim?"
"Ibuku membunuh nenek karna sudah tidak tahan dengan perlakuan kasarnya dan beruntung saat ayahku menemukannya dan langsung menariknya dari keadaan terpuruk itu.
Jungkook mendengarkan semua cerita Yoongi secara teliti. Ia tidak ingin ada kesalah pahaman diantara mereka nantinya. Dan Yoongi cukup sabar mendengar semua pertanyaan yang Jungkook arahkan padanya.
"Kakek dendam pada putrinya sendiri dan melakukan hal yang sama yang menimpa nenek"
"Jadi dia orang dibalik kecelakaan itu?"
"Dibantu oleh Taehyung, dia adalah satu-satunya orang yang bisa dipercaya oleh kakek"
"Dan Soera?"
"Semua orang melakukannya bukan? Jika kau tidak berhasil memangsa induknya maka anknya adalah sasaran yang empuk"
"Tapi nyonya Min sudah menjadi korbannya dan kenapa harus mendapatkan Soera juga?"
"Ibuku ada dua dan mereka punya kemiripan yang tidak sedikit"
Yoongi meninggalkan Jungkook yang masih mencerna apa maksud dari kakak iparnya itu. Jungkook masih punya satu pertanyaan dalam dirinya yang harus ia tuntaskan saat ini juga.
"Tunggu hyung!"
"Jika bukan karna Soera aku tidak akan pernah memaafkanmu"
Seperti cenayang Yoongi menjawab pertanyaan yang belum keluar dari mulut Jungkook. Yoongi tahu jika Jungkook akan menagihnya soal ancamannya kemarin. Yoongi hanya tidak ingin merusak apa yang ada sekarang seperti yang dikatakan Soera beberapa minggu yang lalu.
"Yak! Urus adikku dan keponakanku dengan baik atau kau akan bernasib sama seperti kakekku!"
Teriak Yoongi yang berhasil membuat Jungkook langsung berlari kencang mendahuluinya. Sudah banyak konspirasi yang muncul dalam pikirannya dan lagi Yoongi menambahkan satu beban besar dalam otaknya dengan ucapannya barusan.
"Sayang apa kau hamil?"
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE LOVE || JEON JUNGKOOK || END
Fanfiction"Sepertinya aku bertemu dengan malaikat kematianku" "Sttt... apa yang kau katakan?" "Benar kan apa kataku, kau tidak akan percaya Kook" Jungkook berusaha menenangkan batinnya yang gelisah semenjak kejadian di air port tadi. Soera terus diam sampai t...