Sasa, icha dan bila lagi asik asiknya duduk di lantai depan kelas sambil selonjoran dan nonton drakor di ipad nya icha membuat ketiga anak gadis tersebut terbaper baper.
Icha dan bila sih wajah baper karna oppa mereka yang ganteng main drama bagus banget. So sweet juga lagi. Sedangkan sasa baper ngeliat beberapa adegan pembunuhan.
Cause yang mereka tonton adalah drama comedy, romance dan thriller . Ya walau sepertinya otak sasa harus di pertanyakan kewarasannya. Dari mananya adegan pembunuhan dan teror meneror itu bisa bikin orang baper?
Cuma sasa seorang yang begitu, emang tuh bocah satu kayaknya sedang eror deh. Ya mungkin sih, mungkin.
"Permisi, boleh ngomong sama lo!" Ujar seseorang sambil menunjuk sasa
Ketiga gadis itu mendongak lalu icha dan bila dengan gaya belagu memandang sinis yera si orang yang memanggil sasa tadi. Sasa memandang yera lalu memandang kedua sahabatnya tersebut
"Oke" ujar sasa lalu menyuruh sahabatnya diam saat mendapat protes dari icha dan bila
Sungguh icha dan bila membenci yera karna sangat sok kecentilan dan sok cantik sekali padahal hanya anak baru di tsakiyah cuihh, makan tuh jigong!
Sasa dan yera pun pergi ke tangga sebelah kelas yang menuju belakang sekolah lalu duduk di tangga itu.
"Kenapa?" Tanya sasa to the point tanpa basa basi basa sedikit pun
"Ada hubungan apa lo sama galih?" Tanya yera memandang sasa menilai dari atas sampai bawah
Sasa memutar bola matanya, mengganggu acara baper bapernya hanya karna satu nama yaitu 'galih'?
"Kepo lu!" Ujar sasa sambil merogoh sakunya dan mengambil lolipop MilKami rasa melon kesukaannya
Yera mengeram marah pada adik kelas sekaligus saingannya itu. "Lo yang sopan dong! Lagian kalau pun lo ada hubungan sama galih, gue yakin gak bakalan taham lama tuh" ujar yera sambil memandang sasa
"Ya i know , secara kan gue itu gendut ya walau tetap imut" ucap sasa membuat yera berdecak sebal
"Pede banget lo, di bandingkan gue, lo itu hanya 2% diri gue dan persamaan itu adalah kita sama sama perempuan" "Btw minta permen oy!"
Sasa memberikan permen rasa coklat pada yera lalu mengangguk angguk mendengar ucapan yera "Bener sih. Tapi seenggaknya gue lebih cerdas dan pintar dari pada lo. Dan kepintaran gue gak ada 1% pun di miliki lo" jawab sasa sambil menunjuk kepala nya dan yera secara bergantian
Yera mendengus kesal lalu berdiri "Lo bener, tapi kalau lo benar benar punya hubungan sama galih! Gue harap secepatnya lo akhiri hubungan itu sebelum gue benar benar bertindak" ujar yera lalu pergi dari sana meninggalkan sasa yang asik memandang kepergian yera
"Ya gue tau gue gak pantes buat galih..tapi..bodoamat sama presepsi itu" ujar sasa acuh tak acuh lalu kembali ke kelas menemui dua sahabat gilanya tersebut
Yaelah berantem apaan bagi bagi peremen gitu-_-
..............................................................................................................."Sayang kamu kenapa?" Ujar diana saat melihat anak bungsunya termenung di depan televisi membuat televisi yang menontonnya bukan sebaliknya
Sasa melihat ke arah diana lalu dengan manja merebahkan kepalanya ke pangkuan diana dan memeluk diana erat menghadap perut sang mamah
Diana mengelus rambut si bungsu dengan penuh kasih seolah tak ada hari lain untuk membagi kasih sayangnya ini "Anak mamah kenapa?" Tanya diana membuat pelukan sasa semakin erat
"Mamah, apa sasa gak berhak bahagia mah? Kenapa fisik selalu jadi alasan buat orang orang bahagia mah?" Dengan suara terpendam pelukan, sasa mengadu pada mamah nya dengan bahu bergetar membuat diana memandang sendu anaknya yang sedang memeluknya dan menenggelamkan wajahnya di perut diana
"Siapa yang bilang begitu? Sasa anak mamah yang cantik ini berhak bahagia kok, sangat berhak malahan. Lagian anak mamah kan cantik, lucu, pintar dan sopan lagi" ujar diana sambil mengecup sebelah pipi sasa
Sasa menghadap ke atas memandang wajah mamahnya, entahlah sasa harus berkata apa "Mamah harus selalu ada sama sasa ya! Mamah harus ngeliat sasa naik kelas, harus ngeliat sasa lulus sma, harus ngeliat sasa jadi sarjana, harus ngeliat sasa nikah dan harus hidup bareng sasa dan anak sasa nantinya" ujar sasa sambil membelai wajah diana sembari meneteskan air matanya dengan mata memerah
Diana menghapus air mata sasa lalu mengecup kening sasa lama dan tersenyum "Mamah gak janji sayang, namun mamah akan berusaha menepati perkataan anak mamah yang hebat ini" diana tersenyum membuat air mata sasa semakin deras
Sasa duduk menghadap diana lalu memeluknya erat "Pokoknya mamah gak boleh pergi tanpa seizin sasa! Mamah harus janji huhuhu mamah harus janji hiks hiks mamah harus janji!" Tangis sasa semakin keras membuat diana membalas pelukan sasa
Diana meneteskan air matanya saat melihat anaknya seperti ini. Bukan hanya sasa, namun diana juga merasakan perasaan aneh seolah kejadian besar akan terjadi sebentar lagi dan itu sangat membuat diana resah dan gelisah
"Baiklah sayang, mamah janji. Tapi mamah gak bisa janji jika allah sudah berkehendak lain sayang" lanjut diana dalam hatinya
...............................................................................................................
Revisi 22-10-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Happy ENDING✔ [Book 2]
Tiểu Thuyết Chung[Sudah di Revisi Ulang] Benar kata yang menyebutkan bahwa 'hidup tak semulus jalan tol'. Juga tentunya hidup tak semulus pantat bayi. Apa saja bisa terjadi selama kau masih hidup. Perasaan apa saja bisa kau miliki selama masih hidup dan selama sist...