Sasa menatap pergelangan tangannya dengan pandangan kosong. Padahal sudah lama sasa tidak begini, namun tekanan dirinya selama dua hari berturut turut ini yang membuat dirinya sakit lah yang membuatnya seperti ini lagi.
Mamahnya sedang ada di luar kota untuk menemani ayahnya bekerja sejak dua hari yang lalu, sedangkan kakaknya riana sedang ada lomba tari di kota yang sama dengan tempat ayah dan mamahnya namun daerah yang berbeda.
Di rumah hanya ada sasa dan kucing kesayangannya, nyong. Rumah terasa sangat sepi dan sunyi karna hanya ada sasa dan kucingnya di sana. Walau pun saja masih ada tetangganya, namun tetap saja semua terasa hampa.
Sasa juga tidak kesekolah karna sakit fisik dan batinnya. Tubuhnya sungguh lelah sedangkan batinnya tersiksa. Ini semua karna satu perasaan yang biasa di sebut cinta.
Seharusnya dulu sasa menolak kehadiran galih, seharusnya sasa tak menyukai lelaki selain vin dan ayahnya, seharusnya sasa tak harus mencintai galih jika tau semuanya akan berakhir begini.
Sehari yang lalu, saat demam sasa sudah mulai reda, sasa mendapat sebuah pesan berisi foto galih dan sedang berpelukan dengan seorang perempuan cantik yang tidak sasa ketahui
Dan saat itu sasa langsung mengirim galih pesan dan bertanya dimana galih berada namun galih menjawab berada di rumah padahal Teo, Putra dan Victor melihat keberadaan galih dengan baju dan wanita yang sama malam itu dengan yang ada di foto
Sasa sakit, sasa tak suka kebohongan, sasa benci di bohongi. Kebohongan akan membawa sasa seperti ria yang pergi dari dunia selama lamanya hanya karna kebohongan.
Ria, sahabatnya sejak dirinya masih belum bisa berjalan bahkan sasa lebih dulu mengenal ria dari pada zeze, dyna, mawar dan zahra yang notabenenya bersahabat dengan sasa sejak berada di playground dahulu
Sasa memandang kondisi kamarnya yang gelap tanpa cahaya sedikitpun padahal ini masih siang, lalu mengambil sweeter merah maroon untuk menutupi pergelangan tangannya yang menggenaskan.
Berjalan menuju dapur lalu membuat nasi goreng simpel dan memakannya dengan tak seleranya. Padahal biasanya walau pun sasa sakit dirinya tetap lahap jika menyangkut makanan.
Kringgg...kringgg...
Telpon rumah berbunyi membuat sasa segera memgangkatnya "Asslamualaikum?"
"Wa'alaikum salam. Sayang maaf mamah sama ayah harus nunda pulangnya karna ayah ada kerjaan tambahan" diana di seberang sana berbicara dengan nada menyesal
"Gak apa apa kok mah, asalkan mamah sama ayah baik baik saja di sana" ujar sasa
"Tenang saja sayang, ayah dan mamah di sini baik saja. Dan ayah bakal pulang tiga hari lagi okey sayang?" Ujar dika di sebrang sana
"Baiklah ayah. Sasa tunggu kalian"
"Oke sayang mamah tutup ya. Baik baik di sana assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam"
Sasa meletakan kembali telpon lalu memandang kearah pintu saat mendengar suara ketukan di sana. Berjalan ke arah pintu lalu terkejut saat membukanya dan menemukan galih dengan keadaan wajah marah dan kecewanya pada sasa
Sasa membuka pintu mempersilahkan galih masuk, takut di lihat orang orang yang berkumpul di warung sebelah rumah dan menjadi bahan gosipan orang satu komplek ini yang hobi gibah
"Ada apa bang?" Tanya sasa dengan senyum menyembunyikan rasa kecewanya pada galih
Galih memandang sasa lalu mencekram bahu sasa "Kenapa lo bisa se begini nya jadi cewek!" Geram galih membuat sasa berdenyut nyeri namun tetap tersenyum
Seraya meringis akibat cekraman galih sasa menjawab "A..ada apa ya bang?" Ujar sasa pelan
"Maksud lo apa pelukkan sama banyak cowok yang berbeda" desis galih sambil melempar banyak foto ke wajah sasa
Sasa sebisa mungkin menahan air matanya lalu memunguti foto tersebut dan menangis dalam hati 'orang mana yang setega ini memfitnah nya dengan mengedit sasa bersama banyak lelaki yang sedang memeluknya?'
Sasa menatap galih dengan sendu "Bang galih percaya sama editan ini?" Ujar sasa membuat galih semakin murka
"Lo kira gue bodoh hanya percaya dengan foto itu! Di sini!" Sambil melemparkan flashdisk "Video lo lagi di pub sama cowok!" Geram galih
Sasa memandang galih dengan senyum kecilnya "Abang kira sasa gak tau kalau malam itu lo ada di club sama cewek lagi mesra mesraan! Bang galih bohong sama sasa!" Seru sasa dengan sorot terluka
"ITU GARA GARA LO!" Galih menjambak rambutnya kasar "Andai malam itu gue gak dapat kiriman semua bukti itu dari seseorang, maka gue gak akan ke pub lagi dan main sama tuh cewek!" Sentak galih mencekram dagu sasa dengan kasar
"Tapi itu bukan gue bang! Jangan percaya!" Seru sasa dengan berlutut dan menatap galih dengan derasnya air mata
"Bangun sa!" Desis galih mencoba sabar
Sasa menggeleng "Enggak bang, sebelum lo bilang kalau lo percaya sama gue"
"Merlisa gue bilang bangun" ujar galih menahan gejolak amarahnya
Sasa kembali menggeleng"Gak bang!"
"Bangun lo!" Galih menyentak kakinya membuat sasa terjatuh ke belakang
"Gak bang jangan!" Sasa memandang galih lalu bersujud, merendahkan harga dirinya sebagai kaum hawa
"BANGUN LO DASAR CEWEK SIALAN!" PLAK...
Sasa menatap galih tak percaya dengan wajah tertoleh ke kanan, sedangkan galih menatap bengis sasa dengan tonjolan urat di wajahnya
"Mulai saat ini! Detik ini! Gue gak akan kenal sama cewe kayak lo lagi!" Serunya lalu keluar dari rumah sasa di iringi pandangan sendu sasa
'Oke kalau itu mau lo, bang'
.......................................................................................................
Revisi 22-10-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Happy ENDING✔ [Book 2]
Fiksi Umum[Sudah di Revisi Ulang] Benar kata yang menyebutkan bahwa 'hidup tak semulus jalan tol'. Juga tentunya hidup tak semulus pantat bayi. Apa saja bisa terjadi selama kau masih hidup. Perasaan apa saja bisa kau miliki selama masih hidup dan selama sist...