☁️anneke Jovelyn Kezra 22☁️

8.7K 736 44
                                    

Anne melangkah dengan riang sepanjang perjalannya, ia hanya di temani xavier yang mengekor di belakangnya.

"la.... la.... la.... , aku senang sekali, doramenyonn....." Anne bernyanyi sambil merentangkan kedua tangannya di hutan dengan bebas.

"suara mu, jelek." ketus xavier.

"aku tidak memintamu untuk menjadi juri, xavier,"

"Kumenangisssss....... Membayangkannnnnn.... Betapa kejamnyaaa....dirimu atas diriku....... Kau duakan cintaaa ini.... Kau pergi bersamanyaaaaa....... "

"Anne berisik!"

Anne mendelik, ia menatap xavier yang sedang menutup telinganya dengan rapat. Anne kembali berjalan mundur, ia berhenti tepat di hadapan xavier.

Dukk...

"kau yang berisik! Menghancurkan suara emas ku saja!"

Xavier meringis, ia memegangi tulang kering nya yang di tendang oleh Anne.

Anne melengos meninggalkan xavier yang sedang meratapi nasib nya.

Mereka pun tiba, anne menatap kastil Lucifer dengan binar kebahagiaan. Anne membuka pintu itu dengan lebar. "HELLO EPRIBADEH!"

"loh? Karpet merah nya dimana? LUCIFER! kau tidak menyambut kedatangan ratu cantik ini?" Anne melangkah dengan cepat kearah ruangan Lucifer.

Tubuh Anne terasa kaku saat sampai di ruangan Lucifer, sepasang mata tajam langsung menusuk kearah nya.

Takk...

Anne menatap Lucifer yang mematahkan sebuah pulpen dari genggamannya. Lucifer sedang menahan amarah rupanya.

"Apa lagi?" sinis Lucifer.

Anne menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia canggung! "Hehe. Tidak ada," Anne kembali menutup pintu ruangan Lucifer dengan rapat, ia menghembuskan nafasnya dengan pelan. "Dasar, saiyton!"

"Aku mendengarnya!"

Suara tajam itu muncul dari balik pintu itu. Anne segera bergegas kabur dari posisi nya. Ini posisi rawan, kepalanya bisa putus jika ia tidak segera pergi dari ruangan itu.

Di ujung tangga, anne melihat xavier yang sedang melipat tangannya di depan dada, sorot mata nya sedikit meremehkan Anne. "bagaimana? Sedikit takut menghadapi iblis yang sedang marah?" xavier terkekeh sinis.

Anne kembali menuruni tangga dengan hati hati, setelah sampai di hadapan xavier, ia kembali menendang kaki xavier dengan kuat. "Menyingkirlah! Saiyton rendahan!"

Anne melengos meninggalkan xavier sendirian lagi, tujuan Anne adalah taman belakang, tempat para warrior berlatih, sudah pasti kedua putranya ada disana.

Anne melangkah, memperhatikan para warrior yang saling 'beradu pedang

hei bukan pedang yang itu, ini pedang yang lain.

Pandangan Anne jatuh kearah dua pria yang sedang istirahat di sebuah pohon peach.

Anne melangkah dengan riang menghampiri mereka.

Sedangkan di satu sisi.

"aku tidak menyangka akan memiliki seorang ibu sepertinya" nicholas bergumam.

"ayah bilang ia hanyalah ibu kontrak, masa kontraknya hanya tiga hari, setelah itu dia akan pergi jauh dari kehidupan kita" balas Nathan.

Mereka berdua memandangi Anne dari sini yang sedang melangkah dengan riang nya.

"ya, hanya tiga hari. Tidak lebih." gumam Nicholas.

"halo anak anakku, apa kabar?!"

"aku rasa, pagi tadi baru saja kita bertemu dengannya," nathan berbisik kearah Nicholas.

"oh tidak perlu sungkan sungkan anakku! Aku tahu kalian juga merindukan ku, kan?"

Nicholas berdecih. Ia meninggalkan Anne dan Nathan.

Anne berusaha tetap menampilkan senyum nya. Ia duduk di samping nathan. Nathan tidak pergi, Nathan bahkan menaikkan sedikit sudut bibirnya kearah Anne.

Binar kebahagiaan sangat terbayang di mata coklat Anne,

Anne bahkan tidak akan pernah menyangka bahwa ia akan duduk berdua bersama anaknya.

Anne sangat sangat bahagia.

Seperti ini saja sudah cukup bagi Anne. Mereka mengakui dirinya sebagai seorang ibu.

Kebahagiaan Anne ada di kedua anaknya.

Anne mengusap kening Nathan yang mengalirkan bulir bulir keringat. Anne mengusap nya dengan baju bagian lengannya. Ia mengusap nya dengan telaten hingga keringat itu hilang.

"tetap seperti ini ya, nathan. Aku senang sekali bisa berada disini lagi, bersama kalian"

Nathan tidak tau harus berbuat apa, ia hanya bisa menatap Anne dari samping.

Up cepet kan? Yadong aku kan baik!

Jangan lupa comment nyaaa!!!

See you!!

Anneke Jovelyn Kezra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang