☁️anneke Jovelyn Kezra 35☁️

7.8K 666 54
                                    

Cahaya putih yang menyelimuti nathan dan Nicholas kian pudar, anne mengucap syukur dalam hati.

Anne ikut berdiri saat Nicholas bangkit dari duduknya. "kau mau kemana?"

Nicholas mendelik kearah Anne. "bukan urusanmu." ketus Nicholas.

Anne menahan tangan Nicholas yang hendak pergi, "kau mau kemana?" ulang Anne.

Nicholas menghempaskan tangan Anne, ia melengos pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Anne mengikuti langkah Nicholas dari belakang, tapi kaki lebar Nicholas menghambat Anne untuk menggapai Nicholas.

Tepat disamping Anne terdapat nathan yang memegangi pundak Anne, ia sedikit khawatir akan kondisi anne.

Anne mendorong pintu utama dengan sekuat tenaga, ia Terpaku saat melihat pemandangan dihadapannya.

Perkarangan bunga milik Lucifer hancur akibat hewan melata yang tidak diketahui namanya itu, mereka terus menggeliat kearah permukaan.

Anne melirik kearah Nicholas yang juga terdiam.

Ia menarik lengan Nicholas agar mundur.

Hewan hewan itu terus bermunculan, ia mengedarkan pandangannya, mencari sosok Gabriel.

"Ayah!"

Anne menoleh secara spontan, matanya terbelalak saat melihat nathan dan Nicholas yang sedang berlari kearah Lucifer yang sedang diselimuti cahaya putih.

"NATHAN, NICHOLAS! JANGAN MENDEKAT!"

terlambat,

tubuh nathan dan Nicholas terlempar jauh saat menyentuh cahaya putih itu.

Anne berlari menghampiri Nathan dan Nicholas yang terbatuk mengeluarkan darah, anne menyusut mulut Nathan dan Nicholas yang terkena darah menggunakan punggung tangannya.

Cahaya putih itu tidak bisa disentuh bahkan oleh keturunan Anne sekalipun.

Cahaya putih itu hanya bisa disentuh oleh Anne. Kalau seperti itu, anne membutuhkan banyak tenaga untuk menyelamatkan semuanya.

Anne melihat sebuah pedang yang tidak jauh dari tempatnya.

Ia beranjak mengambil pedang itu. Tapi sebuah ukiran di ujung pedang nya membuat Anne meringis pelan. Ini pedang milik Lucifer, pedang milik zeus.

Anne menggenggam mata pedang dengan kencang, cairan kental berwarna merah itu merembes dari sela sela jarinya.

Anne melumuri pedang itu menggunakan darahnya.

Sudah Anne katakan, darahnya adalah sebuah anugerah sekaligus kutukan bagi beberapa kaum.

Anne kembali mencari Gabriel ditengah tengah padatnya hewan melata dan prajurit milik kronos maupun Lucifer. Mereka semua di selimut cahaya putih, semakin menyulitkan Anne untuk mencarinya.

Namun yang membuat Anne bingung adalah, hewan melata itu tidak mendekati cahaya putih, mereka hanya bergeliat menjijikan.

Walaupun mereka tidak menyerang, ini semakin menyulitkan. Karena jika kita menyerangnya duluan, mereka akan mengamuk, tapi jika dibiarkan, mereka juga akan semakin banyak.

Ini bagian menyulitkannya.

Anne berlari ke pojok kastil, ia terus berteriak menyebut nama Gabriel.

"Gabriel!" kepala Anne sudah sangat pusing, tubuhnya terasa sakit semua.

Ia berusaha sekuat tenaga untuk tetap sadar.

"Anne!"

Mata Anne bergerak liar mencari asal suara itu.

"Diatas pohon!"

Kepala Anne mendongak, pemandangan Gabriel yang sedang memeluk pohon sambil menggigil ketakutan membuat Anne menyeburkan tawanya.

Mengapa Anne di selimut oleh orang orang idiot seperti mereka?

Anne menunjuk tubuh Gabriel menggunakan pedang milik Lucifer. "turun atau kubunuh kau, Gabriel!"

Namun bukannya turun mengikuti perintah Anne, Gabriel justru semakin erat memeluk pohonnya.

Anne mendelik, ia menarik napasnya dalam dalam. Bahkan disaat nyawanya sudah diujung pun ia harus berurusan dengan makhluk seperti Gabriel.

"Gabriel!"

Dukk....

Brughh....

Aduhh...!

Gabriel mengelus bokongnya yang terasa ngilu saat bersentuhan langsung dengan tanah. Ia menatap Anne dengan tajam. "mengapa kau tendang pohonnya?!"

Anne bertolak pinggang, ia memelototi Gabriel. "siapa suruh tidak mau turun?!" 

Gabriel menggerutu pelan. Ia berdiri lalu menepuk bagian jubahnya yang kotor.

"kau urus hewan itu, aku urus mereka semua." Anne memberikan pedang itu kearah Gabriel, ia menunjuk Lucifer menggunakan dagunya.

"tapi, Anne. Mereka tidak bisa mati begitu saja." Gabriel mendorong pelan pedang milik Lucifer.

Anne kembali menyodorkan pedang itu, "urus mereka, atau kita tidak akan selamat." ancaman Anne.

Gabriel menelan ludahnya pahit. Dia tidak akan membiarkan mereka semua mati begitu saja. Mereka bisa punah. Terutama Anne, dunia akan hancur jika tidak ada Anne dan dirinya.






Yang ini beneran Up, aku minta maaf sama kalian atas kejadian kemarin, kemarin ada yang sampe ngomong an*ing, terus katanya nyesel baca cerita Lucifer. Yaa mau gimana lagi, aku ga maksa kalian harus baca cerita aku:' kalian datang sendiri. Dan parahnya lagi yang ngomong gitu dibawah umur. Kalo kalian bacain komentar kemarin, kalian pasti tau, dan sekarang part yang itu sudah aku hapus untuk kepentingan bersama. Dan aku juga tidak menyebutkan nama. Iyasih aku juga masih dibawah umur, tapi setidaknya dia masih dibawah aku loh, dulu aku di umur segitu masih maen masak masakan:' masih maen bintang 7, belom ada kata kata ngumpat kaya gitu:' jadi sekali lagi aku minta maaf:) jadilah pembaca yang bijak, jangan berkata kasar, karena itu tidak baik:)


Anneke Jovelyn Kezra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang