Chapter 5 - Most Wanted Boy??

56 16 3
                                    


Dara kini telah sampai di kelasnya. Mukanya ditekuk, segala macam sumpah serapah yang dia tahan sejak di perpustakaan akhirnya lolos juga. Beruntung sekarang sedang jam kosong.

"Dasar cowok sok kecakepan, belagu, sombong lagi arghh" dumelnya seraya menduduki bangkunya.

"Lo kenapa sih Ra? Datang-datang ngomel nggak jelas. Perasaan tadi sebelum ke perpus lo adem ayem deh. Lah ini lo balik dari sana muka ditekuk kayak gitu. Kesambet lo?" Tanya Freya yang sedang duduk disebelahnya dan menatap Dara heran.

"Itu tuh tadi gue ketemu cowok lagi tidur di perpus bagian pojok belakang. Tuh cowok super ngeselin pokoknya" Ucap Dara dengan bersungut-sungut.

"Kok bisa?" Freya mengerutkan dahinya.

Kemudian Dara menceritakan kejadian yang menimpanya tadi.

"Emang siapa cowok itu?" Tanya Freya penasaran.

"Nggak tahu. Yang gue lihat dari badge nya sih dia kakak kelas" Dara berusaha mengingat-ngingat.

"Orangnya tinggi, putih, macung dan alisnya tebal?" Tanya Freya memastikan.

"Iya bener" Dara mengangguk antusias.

"Oh iya tadi sempet ada temannya yang menghampiri. Terus manggil dia Dhan gitu" imbuh Dara.

"Yap bener tebakan gue. Dia itu kak Dhani. Gue juga pernah mergokin dia lagi tidur disana sekali" Jelas Freya.

"Gila berani banget lo sama kak Dhani?" Lanjut Freya merasa takjub.

"Sebenernya sih gue takut. Tapi karena gue tersulut emosi saat gue disudutkan ya jadinya keluar deh keberanian gue. Lagian tuh cowok belagu sih" Jawab Dara.

"Dan lo belum tahu kak Dhani itu siapa" ujar Freya.

"Siapa?" Dara menaikkan sebelah alisnya.

"Dia itu most wanted dan juga kapten basket disini. Semua cewek aja pada tergila-gila sama dia. Fans-nya aja bejibun. Dia juga ketua geng Darksouls yang anggotanya cogan-cogan. Dia bukan cuma terkenal disini tapi juga terkenal sampai sekolah lain. Dan satu lagi dia terkenal player" Freya menjelaskan panjang lebar sedangkan Dara melongo mendengarnya.

"Cowok kayak dia most wanted?" Tanya Dara tak percaya.

"Iya dan biasanya sih dia nggak pernah main-main sama ucapannya. Orang yang sudah berurusan sama dia itu nggak bakal bisa lepas begitu saja"

"Mampus" Dara menepuk jidatnya.

"Jadi kemungkinan gue bakal terus berurusan sama dia gitu?"

"Yaps... Bisa jadi" Freya menganggukan kepalanya mantap.

"Terus gue harus gimana dong Fre?" Dara kebingungan.

"Yaudah tenang dulu kenapa sih" Ucap Freya dengan santai.

"Tenang gimana sih. Ini hidup gue terancam tau"

"Lebay deh lo" Freya menoyor kepala Dara.

"Ish... Lo ya" Dara menatap Freya kesal.

"Udahlah apa yang bakal terjadi hadapi aja. Kalo gue bisa gue bakal bantu kok. Jangan takut" Ujar Freya tersenyum untuk menyemangati Dara. Dara meyakinkan dirinya.

"Iya gue harus berani menghadapi dia. Makasih Freya"




🍁🍁🍁🍁




Siang ini sepulang sekolah Darksouls dan anggota basket lainnya mengadakan latihan basket karena 2 bulan lagi akan diadakan turnamen.

Jadi setelah Dhani dipanggil oleh Bintang tadi dia langsung menemui Pak Dave yang berada di ruangannya. Pak Dave menyuruh Dhani selaku kaptennya untuk mengadakan latihan setiap pulang sekolah.

Sudah satu jam lebih mereka latihan.

"Dhaniii"

Seru seorang cewek yang sangat terobsesi dengan Dhani. Dia adalah Lea. Alea Margaretha. Cewek centil yang menjadi cabe di sekolah ini.

Dhani yang mendengar namanya dipanggil langsung menolehkan kepalanya ke pinggir lapangan. Kemudian Dhani mengintruksikan teman-temannya untuk istirahat.

Dhani berjalan kearah cewek tersebut yang tengah membawa minuman dan handuk kecil.

"Paan" Tanya Dhani cuek. Sedangkan lea, dia saat ini tengah mengelap keringat yang mengalir di pelipis Dhani.

"Capek ya? Uluh-uluh.... Ini aku bawain minum" Lea menyerahkan sebotol minuman dingin. Dhani menepis tangan Lea yang masih mengelap keringatnya.

"Nggak butuh. Thanks" Ucapnya ketus.

Kemudian Dhani berlalu meninggalkan Lea yang menatap sebal kearahnya. Lea beranjak pergi dengan menghentakkan kakinya.

Bukan tanpa sebab Dhani bersikap seperti itu terhadap Lea. Dhani sangat enggan berurusan dengan cewek tersebut.

Lea merupakan mantan Dhani disaat masih kelas 10. Lebih tepatnya ketika mos dirinya dihukum bersamaan dengan Lea dan sebagai hukumannya Dhani harus menembak Lea di depan umum. Dan mereka hanya pacaran dalam waktu 3 hari saja karena di hari terakhir mos Dhani memutuskan Lea begitu saja. Namun Lea tetap bersikukuh untur terus mendekati Dhani bahkan sampai saat ini. Bahkan Lea tak segan untuk melabrak siapapun cewek yang menjadi pacar Dhani. Oleh sebab itu Dhani sangat membenci kehadiran Lea.

Dhani menghampiri teman-temannya yang berada di bawah pohon pinggir lapangan. Anggota yang lain sudah berpamitan pulang sejak beberapa menit yang lalu. Kini tinggal Darksouls yang tinggal disini.

"Kenapa lagi tuh cabe?" Tanya Alden pada Dhani yang tengah duduk meneguk minumannya. Dhani hanya mengedikkan bahunya enggan untuk menjawab.

"Eh Dhan gimana ceritanya sih kok lo tadi bisa di perpus bareng anak baru itu?" Tanya Bintang yang tahu maksud Dhani jika dia malas membahas soal Lea.

"Ha? Dhani bareng anak baru yang cantik itu? Cius? Miapa?" ujar Kenan dengan lebaynya. Kemudian ditoyor oleh Arnold yang berada di sampingnya.

"Lebay lo"

"Oh ternyata dia anak baru itu?" Tanya Dhani sambil memasukkan botol minumannya ke dalam tas.

"Iya. Cantik kan dia" Bintang menaik-turunkan alisnya.

"Cantik sih tapi galaknya setengah mati. Baru kali ini ada cewek yang berani nyolot sama gue. Dan itu justru buat gue tertarik" Dhani tersenyum miring mengingat kejadian di perpustakaan tadi.

"Lihat aja ntar bakal gue taklukin tuh cewek" Dhani mengeluarkan senyum smirknya.

"Gila-gila kayaknya dia bakal jadi sasaran lo selanjutnya deh" Alden geleng-geleng kepala.

"Lo emang nggak pernah kapok jadi orang. Senjata makan tuan baru tahu rasa lo" Ujar Bintang. Dan Dhani tidak memperdulikan hal itu.

"Pulang yok capek gue"

Dhani beranjak dari duduknya dan berjalan mendahului yang lain.




🍁🍁🍁

See you next Chapter >>>

Dhani & Dara [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang